Happy Reading
.
.
.
One More Chance
"Aku bahagia ketika melihatmu bahagia, aku tertawa ketika dirimu tertawa. Namun kesalahan yang tidak kau sengaja membuat senyum dan cahaya kebahagiaan yang membuatku bahagia kini telah sirna."
Bagaimana jika orang yang kau sayangi tiba-tiba pergi dan meninggalkan dirimu dengan sejuta penyesalan ? mampukah kau bertahan dalam penyesalan yang selalu menghantuimu setiap detiknya ? pasti rasanya sangat sulit dan bahkan kau mungkin tidak akan bisa membuang rasa penyesalan itu dengan mudahnya.
Kim Wonwoo namanya. Ia adalah seseorang yang tengah mencoba menghilangkan rasa penyesalan yang berada didalam dirinya semenjak adiknya pergi. Ya adik satu-satunya pergi meninggalkannya disaat keluarganya tengah dalam kekacauan. Siapa yang tidak bosan dan risih saat keluarga kita atau lebih tepatnya kedua orang tua kita selalu bertengkar hebat setiap saat. Apalagi mereka bertengkar tepat dihadapan anak-anaknya yang menatapnya penuh ketakutan, dan mungkin bisa saja menambah trauma pada diri anaknya.
Seperti saat ini Wonwoo tidak tahu kemana perginya Mingyu-adik satu-satunya yang sangat ia sayangi, namun ia menyesal karena tidak ada disampingnya saat Mingyu tengah membutuhkannya. Seharusnya ia selalu berada disamping adiknya apapun yang tengah terjadi, dan ia hanya bisa membiarkan Mingyu menahan ketakutannya seorang diri hingga memutuskan pergi dari rumah meninggalkan sepucuk surat berisi tulisan tangannya.
"Kau dimana Mingyu-ya ?" gumam Wonwoo dengan menatap potret dirinya bersama Mingyu yang sengaja adiknya itu simpan diatas meja nakasnya. Wonwoo menatap sekeliling kamar bernuansa baby blue itu dengan perasaan sedih.
Flashback
Mingyu mengepalkan kedua tangannya erat dengan pemandangan yang sangat membuatnya muak setiap harinya. Dengan masih menggunakan seragam sekolah High Schoolnya dan tas yang berada dipunggungnya, Mingyu hanya menatap nanar pertengkaran yang dilakukan kedua orang tuanya. Ia tak habis pikir kapan kedua orang tuanya berhenti bertengkar dan hidup dalam penuh kedamaian-tanpa pertengkaran yang membuat dirinya selalu ingin pergi dari rumah megahnya. Ya megah tanpa ada kebahagiaan didalamnya.
"Bisakah kau hanya mengurus kedua anakmu tanpa mencampuri urusanku eoh?" Kim Jung Shin berujar tajam kepada istrinya-Kim Hanna. Senyuman kecut terlihat diwajah cantiknya yang tengah memendam kekesalan kepada suaminya yang menjabat sebagai CEO dibidang bisnis.
"Memangnya kenapa ? toh kedua anakku sudah dewasa dan aku tidak perlu mengurusnya lagi. Dan kau tahu anakku sangat mandiri ketimbang dirimu !" Nyatanya yang dikeluar dari mulut Hanna hanyalah ekspektasi dan bukanlah realita. Mingyu memanglah anak usia tujuh belas tahun yang masih membutuhkan ibu kandungnya-meskipun Hanna mengatai dirinya telah dewasa.
"Kau sungguh eomma yang tidak punya hati nurani sedikitpun pada anaknya sendiri."
"Lalu kau apa ? bahkan kau hanya mengurus pekerjaan dibandingkan keluarganya sendiri." Balas Hanna lagi dengan tak mau kalah. Sebenarnya ia juga ingin mengakhiri pertengkaran ini yang selalu terjadi hampir setiap hari saat suaminya-Kim Jung Shin pulang kerumahnya, karena faktanya Jung Shin jarang pulang kerumahnya karena ia harus menginap dikantornya dengan pekerjaan yang sangat menumpuk dan membuat istrinya-Kim Hanna marah besar padanya.
"AKU MELAKUKAN INI UNTUK MENGHIDUPI KALIAN ! bisakah kau menghargai usahaku eoh ? jika aku tidak bekerja kau akan makan dengan apa Kim Hanna-Sii ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Chance [LUCID DREAM / MEANIE VERSION / ONESHOOT]
FanfictionMingyu hanyalah anak yang menginginkan keluarganya hidup bahagia. Ia tidak ingin lagi melihat pertengkaran kedua orang tuanya tepat didepan kedua matanya. Mingyu ingin keluarganya hidup bahagia tanpa ada yang namanya pertengkaran. Akankah ia diberik...