encounter - finished

1.1K 127 14
                                    

Seokjin menyeruput kopinya dan menghela napas. Perlahan ia mengangkat kedua tangannya dan meregangkan otot-ototnya. Ia menyandarkan tubuhnya di kursi seraya menatap nanar tumpukan kertas ujian para mahasiswanya itu.

"Kapan aku bisa menyelesaikan ini semua.."

Seokjin memijat pelipisnya sejenak dan memalingkan wajah ke arah jendela, bermaksud untuk melihat pemandangan di malam hari. Namun yang ia dapatkan justru sebuah baliho besar nan terang karena disinari oleh lampu yang cukup banyak. Hm, pasti artis yang menjadi bintang iklan di baliho tersebut sangatlah terkenal.

Sedetik kemudian mata Seokjin membulat. Perlahan ia turun dari kursi dan berjalan menuju jendela. Ia menyibakkan sedikit gorden kelabunya agar ia dapat melihat baliho itu lebih jelas. Ia tersenyum tipis dan meremas gordennya pelan.

"Ternyata itu kamu.."

Baliho itu tidak menampilkan iklan dari produk tertentu, melainkan iklan untuk sebuah konser yang akan diadakan dua minggu lagi. Dan Seokjin mengenal dengan baik siapa artis tersebut. Oh, lebih tepatnya rapper.

Kim Namjoon.

Pada baliho tersebut, terlihat foto candid Namjoon yang sedang melantunkan lagunya dengan begitu serius. Keren, keren sekali. Tampan? Oh tentu saja. Seokjin tersenyum tipis. Entah mengapa hatinya terasa teriris, mengingat kejadian bertahun-tahun lalu.

Benar. Seokjin mengenal Namjoon. Lebih tepatnya, Seokjin pernah mengenal Namjoon.

-----*-----

Flashback, bertahun-tahun lalu.

"Namjoonie?"

Seokjin melongokkan kepalanya ke dalam studio milik kekasihnya, Namjoon. Dilihatnya Namjoon sedang berkutat dengan komputer dan berbagai alat lainnya yang Seokjin tak mengerti. Namjoon sedang memakai headphone, maka dari itu ia tak mendengar Seokjin memanggilnya. Seokjin berjalan masuk dan memeluknya dari belakang. Namjoon tersentak kaget. Ia segera melihat ke belakang dan menurunkan headphone miliknya. Seokjin terkikik geli.

"Ah, Seokjin. Kau membuatku terkejut."

Mereka berciuman sejenak. Seokjin memijat pelan bahu Namjoon yang tampak tegang itu. Namjoon mendesah dan menyandarkan kepalanya pada lengan Seokjin, mencari kenyamanan di sana.

"Ada yang tidak beres, Namjoonie?"

"Hm, kupikir bagian ini masih kurang enak terdengar."

"Benarkah? Menurutku tidak begitu."

Namjoon tersenyum simpul dan ia mengecup tangan Seokjin yang sudah selesai memijat bahunya. Ia menatap Seokjin.

"Tidurlah duluan, Seokjin. Sepertinya aku akan lembur lagi. Maafkan aku, ya?"

Seokjin tersenyum tipis dan mengecup kening Namjoon lembut.

"Batasnya jam dua pagi, ya."

"Bagaimana jika jam tiga pagi?"

"Baiklah, akan aku kunci pintu kamarnya."

"Oke, oke, jam dua pagi."

Keduanya tergelak dan mereka kembali berciuman dengan lembut sebelum Seokjin pergi tidur.

--

"Bagaimana?"

"Agensi memanggilku. Mereka tertarik dengan lagu yang kubuat, dan mereka berkata bahwa suaraku juga bagus. Skill rap yang kupunya juga mereka puji. Mereka ingin bertemu denganku besok pagi. Astaga, Seokjin! Mimpiku menjadi rapper kian dekat!"

Seokjin menjerit senang dan ia berlari ke pelukan Namjoon. Namjoon tertawa dan menggendong Seokjin, membawanya berputar hingga mereka jatuh terjembab ke atas sofa. Mereka mengaduh kesakitan, namun rasa sakit mereka kalah dengan gelak tawa dan rasa bahagia dalam diri mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EncounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang