Happy Reading!
"Ada satu masalah lagi yang harus diselesaikan." ucap Vulko dingin, dan semua orang di meja rapat membeku.
Ada beberapa menteri sudah setengah jalan keluar dari kursi mereka dan itu sungguh lucu, melihat pria dan wanita terkuat dan paling berpengaruh di kerajaan Taehyung terlihat seperti anak sekolah menengah yang diingatkan kalau mereka belum menyerahkan tugas rumah mereka satu menit sebelum bel.
Mereka semua berusaha keras untuk tidak menatap wajah Taehyung yang menahan cengiran kemudian air wajahnya berubah, terlihat dari bagaimana raja tujuh lautan itu mengelus meja marmer berukiran rumit dengan wajah tak terbaca. Sekarang mereka, para menteri cukup mengenalnya untuk memahami arti raut itu bukanlah pertanda baik.
"Apa itu?" Kata Taehyung, suaranya rendah dan penuh peringatan. Ini bukan sesuatu yang ingin dirinya diskusikan sekarang. Ini bahkan bukan sesuatu yang ingin dia pikirkan saat ini. Salah satu ibu jari Taehyung tampak ingin memenggal kepala raja kuno yang berjaya, salah satu leluhurnya, yang diukir di meja marmer itu. Sial, mungkin, karena kini Taehyung melihat ukiran itu seperti memperolok nya.
"Raja Namjoon dari kerajaan Xebel telah mengulangi tawarannya. Saya tak berpikir kita akan mendapatkan tawaran yang lebih baik dari ini" kata Vulko sopan namun terdengar begitu kurang ajar di telinga Taehyung.
Raja Atlantis itu tanpa sadar mengeritkan giginya dan menahan gemuruh di dadanya.
"Aku. Tidak Akan. Menjualnya. Seperti Ternak" ujar Taehyung penuh penekanan, berusaha tak meledak dengan sisa kesabaran yang ada.
Para menteri bertukar pandangan dengan bingung. Bagi mereka, tawaran itu lebih dari sekedar belas kasihan, itu suatu kehormatan dan, tergantung pada kecenderungan politik mereka, sesuatu yang tidak pantas di tolak. Alis Vulko terangkat, seperti yang selalu lelaki tua itu lakukan di depannya sejak kecil. Seolah mengatakan Oh you stupid surface raised dumbass.
"Anda harus melakukan sesuatu dengannya. Atau apakah anda akan terus menahannya di Menara itu selamanya?"
Ya, batin Taehyung, aku ingin dan aku akan melakukannya. Tapi tentu saja dirinya tak akan bisa melakukannya. Dia tidak boleh egois. Atau bertindak kejam. Yoongi akan kecewa padanya.
"Tidak," kata Taehyung hipokrit, mendorong tiap huruf itu dengan gigi terkatup. Dia bisa merasakan suasana dalam ruang rapat tegang, seolah Taehyung bisa kapan saja melenyapkan mereka dengan trisula nya dalam satu sambaran. Dan mungkin Yoongi akan bersuka cita di depan pusara mereka, mereka yang memaksa perjodohan ini berjalan dengan embel-embel kestabilan politik Antlantis dan Xebel, dua kerajaan terbesar di lautan.
Untuk apa? toh, Taehyung punya trisula magis milik buyutnya yang artinya dia seorang penguasa samudera. Dan pening kembali menyerang, kehidupan politik memang memusingkan, pikirnya.
"Aku tidak akan membicarakan masalah ini sekarang. Sudah tengah malam, semua orang harusnya sudah tertidur" katanya, senang setidaknya beberapa menteri tampak bertukar pandang, setuju. Mereka sebagian besar sudah menikah, dan di waktu larut seperti ini seharusnya mereka sudah beristirahat bersama keluarganya. Satu-satunya pengecualian adalah untuk Vulko dan Taehyung sendiri.
Mungkin diantara kalian ada yang belum tahu apa dosa yang telah Yoongi lakukan hingga membuatnya di tempatkan pada menara kelabu itu. Ya, dia adalah orang dibalik beberapa bencana seperti tsunami, dan gelombang tinggi yang membawa berton-ton sampah ke beberapa daerah pesisir. Bentuk peringatan kepada makhluk terestrial, kata Yoongi. Yang membuat Taehyung mau tak mau harus bertualang mencari trisula raja Atlan, yang secara garis keturunan merupakan kakek buyutnya untuk mengukuhkan diri di tengah masyarakat Atlantis yang memandang remeh darah campuran lalu melengserkan adik tirinya dari kursi tahta untuk menghindari peperangan dua dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tonight You Belong to Me [Taegi]
FanfictionSomething has to be done about Yoongi. Eventually. ❝Sekarang... Saat ini saja... Untuk beberapa detik saja.... Aku ingin bersikap egois. Aku ingin melupakan semua orang, mengabaikan dunia, dan melupakan asal-usul serta latar belakang kita. Tanpa beb...