Episode 22

419 8 0
                                    

Kini Daniel yang menatap Tajam ke arah Selin, Sehingga membuat Selin meneguk ludahya sendiri.

"Sekarang, apa lagi yang kamu lakukan di kantor ku? tanya Daniel tajam

"Sa-saya hanya bekerja tuan" jawab Selin pelan dengan kepala tertunduk, tidak berani menatap ke arah Daniel.

"Bekerja" tanya Daniel ulang

"Iya tuan, jadi saya mohon tuan, jangan pecat saya dan mbak Clarisa" jawan Selin memohon.

"Apa kamu telah melupakan setiap perkataan saya kemarin? Tanya Daniel tajam sambil menekan setiap kalimat katanya.

"Tidak tuan, saya tetap ingat pesan tuan, tapi saya harus bagaimana tuan? saya sangat membutuhkan pekerjaan ini. dan awalnya juga saya tidak mengetahui kalau perusahaan ini milik tuan, jadi saya mohon tuan jangan pecat saya" jawab Selin sedikit berbohong dibagian tidak tau perusahaan ini milik Daniel he he he.

"Saya tidak perduli"

"Ayolah tuan, saya mohon jangan pecat saya, bagaimana saya nanti akan membayar tagihan kontrakan, listrik, air dan juga perut saya tuan" Mohon Selin tampa menyadari dengan siapa dia sedang berbicara.

"Ooohhh...sepertinya kamu mulai lancang bicara ya dengan saya, disaat saya memberi mu izin bicara" ucap Daniel emosi

"Ma-maaf tuan" jawab Selin pelan

"Saya tetap tidak peduli, mulai hari ini juga kamu saya pecat"

"Maaf tuan jika saya lancang bertanya. Apa penyebap tuan mau memecat saya?"

"Karna saya tidak menyukai mu, dan saya tidak menyukai karyawan yang bekerja diperusahaan ku hanya membuat kesalahan, terutama kamu" jawabnya acuh tak acuh

"Ta-tapi tuuu....." gantung Selin saat suara ketukan terdengar dari luar pintu.

Tok...tok..tok..

Masuk

"Ada apa har?"

Harsan langsung melangkah mendekat ke arah Daniel, dan menyerahkan ponsel pintarnya, tampaklah ada sebuah permainan atau pertunjukan di layar ponsel itu, yang membuat Daniel tersenyum mematikan.

"Apa yang sedang mereka lihat ya" gumam Selin. "Tuan saya tidak jadi dipecatkan" tanya Selin memastikan

Daniel langsung menatap tajam ke arah Selin dan berkata "Apa kamu tuli? Saya sudah bilang, kamu tetap saya pecat".

"Jangan gitu doang tuan, kasih saya kesempatan, saya berjanji, tidak akan membuat kesalahan, jadi saya mohon tuan saya sangat membutuhkan pekerjaan ini" mohon Selin lagi.

"Apa kamu tuli? sekali saya bilang pecat, tetap kamu saya pecat, karna saya tidak perduli mau kamu kelantaran diluar sana" teriak Daniel ke Selin.

Kemudian Selin tampak memelas dengan menunjukkan pupy eyesnya. akan Selin  lakukan segala cara agar tuan ya itu, tidak jadi memecatnya, persetan dengan semua ketakutan itu, Selin harus berani.

Harsan pun yang melihat itu, langsung tersenyum melihat wajah imutnya Selin, Namun segera harsan buang jauh-jauh saat Daniel menatap tajam ke arah harsan.

"Apa yang masih kamu lakukan lagi disitu? Sekarang kamu keluar" perintah Daniel

"Ya ampun, ganteng-ganteng tapi galak amat, kaya emak-emak tetangga" gumam Selin tapi masih bisa didengar Daniel meskipun samar-samar.

"Kamu barusan bilang apa" tanya Daniel tajam

"Akkhhh... enggok kok tuan, saya tidak bilang apa-apa" jawab Selin cengegesan sambil menunjukkan gigi ratanya

King Mafia My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang