Bulan purnama mengintip di balik dua bangunan saling berhimpit, menjadi saksi akan kekejian seseorang dengan semua kebusukannya.
"Terus pukuli dia sampai tak lagi berani melawanku!" titah seorang pria berumur 40 tahunan kepada segerombol gangster.
"Dia sudah pingsan bos" lapor seorang gangster kepada pria tersebut.
Si pria bangkit dari kedudukannya, berjongkok di sisi kiri seorang pria lain yang pingsan karena pukulan para gangster.
Dengan pelan ia mengelus pipi orang tersebut. Tatapan penuh kemenangan menghiasi wajah kejinya.
Plak!
Ia menampar wajah si pria dengan keras. Menimbulkan bekas kemerahan.
"Jin Ho-ya. Aku sudah memperingatkanmu.. anakku"
Ia berdiri. Mengambil segepok uang dari koper yang terletak di atas meja. Meletakkannya di tangan si pria yang dalam keadaan lemah tak berdaya-pingsan.
Meninggalkan seorang pria yang ia sebut sebagai anaknya dengan muka memar-memar. Sendirian.
-
Jin Ho membuka matanya pelan, beberapa kali mengerjap.
Ngh..
Yang pertama ia rasakan hanyalah rasa remuk dan sakit di seluruh tubuhnya. Ia mencoba bangun.
"Awh.." ia meringis kesakitan.
"Nak, kau sudah bangun?" suara seorang wanita paruh baya di sela-sela lenguhannya.
"Aku menemukanmu tergeletak di jalanan. Jadi aku bawa kau kesini" wanita tersebut berjalan mendekat.
Kemudian ia menyodorkan segelas air putih "Ini minum dulu"
Jin Ho menerima dan segera meneguknya. Ia bangkit dari perbaringannya dengan tergopoh-gopoh.
"Nek, aku sudah tidak apa-apa. Terima kasih bantuannya. Aku pergi"
Setelahnya, Jin Ho segera menyambar koper miliknya dan memberikan salam kepada nenek tersebut.
-
Setengah jam berjalan bagi Jin Ho bukanlah hal yang mudah, terlebih karena kondisi fisiknya saat ini.
Ditambah sejak keluar dari kediaman sang nenek tadi ia belum menemukan tanda-tanda kendaraan di sekitar tempat itu.
Si bajingan gila itu-ayahnya. Selain menyiksanya, ia juga membuang ke tempat asing? Padahal ia ingat sekali saat dipukuli ia berada di rooftop kantor sang ayah.
Jin Ho kembali menyusuri jalanan lengang itu sambil menyeret malas koper besarnya.
Suara apa itu?
Aish apa ini tempat angker?
Suara tersebut terdengar makin jelas. Daripada penasaran, Jin Ho memilih untuk mengikuti arah sumber suara tentunya secara diam-diam.
Namun pemandangan yang ia temui bukanlah hal-hal berbau mistis. Dilihatnya seorang gadis dengan rambut sepunggung sedang berjongkok di tengah jalanan sepi itu.
Apa dia tidak kedinginan semalam ini memakai baju seperti itu?
Gadis itu menenggelamkan wajahnya dengan kedua telapak tangannya, entah ia menangis atau tertidur. Pasalnya, suara yang Jin Ho dengar tidak hanya terdengar seperti isakan, tapi juga dengkuran.
Tanpa diduga, gadis itu mulai kehilangan keseimbangannya dan menyebabkan ia berganti posisi.
Jin Ho melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana gadis tersebut mulai lunglai. Entah dorongan darimana Jin Ho mendekatkan dirinya ke arah si gadis. Ah, pasti kini rasa simpatinya sedang berperan.
"Permisi" tanya Jin Ho hati-hati.
"Apa kau butuh bantuan?" lanjutnya diikuti dengan wajah sang gadis yang perlahan terangkat.
Jin Ho perlahan berjongkok, berniat menyamai sang gadis. Ia masih berusaha mencerna situasi ini. Ada apa dengan si gadis? Dan ada apa dengan dirinya yang tiba-tiba secara sukarela mau menolong orang?
Kacau. Bahkan kata itu tidak cukup untuk mendeskripsikan penampilan gadis di hadapannya.
Surai hitamnya yang berantakan, wajahnya membengkak dan penuh keringat, hidung dan pipinya memerah dan sisa-sisa air mata terdapat di seluruh wajahnya. Bahkan mata dengan kelopak monolidnya kini hampir tak terlihat karena wajah bengkaknya.
Bruk!
Gadis itu ambruk dan dengan tepat menjatuhkan kepalanya di dada bidang Jin Ho. Ia menggerakkan tangannya lemah dan menggenggam tangan besar milik Jin Ho.
"Bawa aku pergi dari sini. Siapapun kau.. Jebal"
Tangannya terlepas. Gadis itu kehilangan kesadaran sepenuhnya.
--
Halo, maaf baru bisa update karena kesibukkan real life yang tidak bisa diganggu gugat. Jadi mohon dimaklumi yaa!
Don't forget to leave your tracks here! Whether it's comments or votes, okay?
See ya chingu~
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You
FanfictionMisoo, seorang wanita yang memiliki luka masa lalu yang menurutnya begitu menyakitkan bertemu dengan Jinho. Jinho menjadi temannya karena kejadian tidak terduga yang mereka alami. Kini mereka harus hidup sebagai tetangga depan rumah dan menjadi tema...