Zéro - Cold And Warm

7.4K 501 125
                                    

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.










Langkah kaki panjang gadis bersurai pirang itu memasuki daerah perkampusannya.

Ia membungkuk ramah pada seorang dosen yang lewat.

Dosen tersebut tersenyum atas keramahan gadis pirang itu.

"Oi, Rosé!"

Rosé, gadis pirang berusia 20 tahun itu tersenyum pada sahabatnya.

"Selamat pagi, Lisa." Sapa rosé dengan seutas senyum terbaiknya.

"Kau tau? Melihatmu pagi ini membuat aku merasa bersemangat." Lalisa Manoban, gadis asal Thailand itu menyengir.

Ia adalah sahabat dari Roséanne park, seorang gadis asal Korea Selatan yang pernah bersekolah di Melbourne, Australia.

Rosé memutuskan kembali ke Korea, karena rindu dengan negeri gingseng tempat asalnya ini pada umur 16 tahun.

"Kau ada kelas pagi?" Tanya rosé.

"Eoh, kebetulan kelas pagi ini Jisoo Sunbae akan mengajar."

"Jadi jika Jisoo Sunbae tak mengajar, kau akan mengambil kelas siang?"

"Yup! Tepat sekali, lagi pula kelas pagi tidak akan enak jika bertemu dengan..." Lisa mendekat membisik pada rosé.

"Yoongi ssaem hehe."

Rosé mendengus tawa dan menyenggol lengan Lisa.

"Tapi kita perlu kelasnya." Timpal rosé dan di angguk Lisa.

Ckit!!

Lisa maupun rosé menoleh melihat mobil mewah berwarna silver berhenti di parkiran.

Seorang gadis cantik keluar dari sana dengan gaun berwarna merah kotak kotaknya dan tak lupa sweaters putihnya.

"Woah~ nuguya? Dia sangat cantik." Puji rosé terpana.

Lisa mendelik dan memukul lengan rosé membuat gadis itu meringis dengan kekehan samar.

"Bodoh, dia kekasihmu!"

"Aaa, Matta. Kekasihku telah datang." Ucap rosé lalu berlari kecil menghampiri kekasihnya.

"Selamat pagi."

Kekasih Roséanne menoleh dan mengangguk, "pagi."

"Bagaimana tidurmu?" Rosé mengambil alih tas kekasihnya dan berjalan beriringan dengan kekasihnya.

"Baik."

"Kau sudah sarapan?"

"Belum."

"Ayo ke kantin."

"Jennie!"

"Aku akan bersama temanku saja." Kim Jennie mengambil alih tasnya lalu berjalan lebih cepat meninggalkan rosé yang kini berhenti berjalan.

Rosé menghela nafas samar dan tersenyum, "sampai jumpa nanti!"

Tak ada balasan, bahkan tolehan.

Rosé masih tetap mempertahankan senyum manisnya.

Lalisa menghembuskan nafas kasar melihat sahabatnya yang setiap pagi bahkan hampir setiap hari selalu mendapat perlakuan yang sama.

"Bagaimana kau bisa bertahan dengan gadis sepertinya? Jika aku memiliki kekasih sepertimu, sudah aku putuskan!" Gerutu Lisa dalam hatinya.





.
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hai:)


Je T'aime✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang