Memories : Goodbye Thomas!

605 96 7
                                    

Jimin menemui Mina disalah satu tempat yang ia janjikan. Pria itu tidak tahu bahwa sejak tadi ada seseorang yang terus mengawasi gerak - geriknya.
Ketika gadis berdarah Jepang itu datang, Jimin tersenyum menyambutnya. Mina menutupi sebagian besar wajahnya. Ia hanya menampakkan mata indahnya karena Jimin menyuruhnya sebelum dia datang ke tempat itu.

Karena Jimin percaya, firasat adiknya tidak pernah salah. Ia berfikir, setidaknya jika kali ini ia dalam masalah, Jihyo maupun Mina tidak boleh ikut terlibat didalamnya.

"Kenapa aku harus berdandan seperti ini?" Tanya Mina.

"Tidak papa, kau terlihat lucu kalau seperti itu kekeke" Jimin terkekeh. Selain bersama Jihyo, ia hanya bisa terbuka dengan Mina.

Mina tersenyum malu - malu dibalik masker yang ia gunakan. Hatinya memanas dengan ucapan Jimin yang mengatakan ia 'lucu' saat ini.

"Aku tebak dirimu malu - malu sekarang" Skakmat. Tebakan Jimin sangat tepat.

"Chim, jangan menggodaku!" Balas Mina. Gadis itu juga mencubit pinggang Jimin sebagai alat balas dendam.

"Ok, baiklah haha. Aku berhenti menganggumu" Jimin kembali terkekeh.

"Jadi, kenapa kau mau bertemu denganku?" Tanya Jimin to the point.

"Tidak ada, aku hanya ingin bertemu saja. Jihyo tidak ikut bersamamu?" Mina bersiap - siap kalau Jihyo ikut bersama Jimin. Itu tandanya ia akan kembali menjadi 'orang asing'

"Tidak. Entah kenapa, perasaanku tidak enak jika dia ikut denganku. Sebenarnya dia juga merasakan hal yang sama, namun aku sudah berjanji denganmu. Aku bukan tipe pria pengingkar janji kan?" Ucap Jimin.

"Ahh, syukurlah..." Gumam Mina.

"Apa?" Jimin mendengar gumaman Mina.

"Tidak papa, kau mungkin salah dengar" Balas Mina.

Mereka berbicara santai ditempat itu. Setelah satu jam kiranya mereka berbicara, akhirnya Jimin mengajak Mina keluar dari tempat itu. Jimin semakin lama merasa ada orang yang mengikuti mereka. Ia pun mengamati keadaan sekitar sembari Mina yang masuk dalam mobilnya.

"Jimin,kenapa?" Mina bertanya karena melihat ekspresi tegang pria itu.

"Tidak apa - apa Mina, lupakan saja" Jimin berusaha mengulas senyum manisnya.

Ditengah perjalanan, Jimin merasa bahwa ada seseorang yang mengikuti jalur mobil yang ia tuju. Ia melihat spionnya, rupanya ada mobil sedan abu - abu sedang mengikutinya. Dan seketika itu juga, Jimin meneteskan airmatanya. Seperti perpisahan?

Setelahnya Jimin, mengusap airmata itu. Jimin membawa Mina ke tempat yang banyak orang. Dia menurunkan Mina di mall dengan berdalih menyuruh wanita itu membelikan minum.

"Mina, bisakah kau turun dan belikan aku beberapa minuman kaleng? Jihyo sangat suka minuman itu" Jimin menahan isakannya ketika ia mengatakan nama adiknya.

Mina mengerutkan alisnya. Kenapa Jimin seperti cemas seperti ini. Jimin mungkin berusaha tersenyum, namun Mina selalu bisa menebak ekspresi Jimin.

"Jimin, jujurlah padaku. Kau kenapa? Kau terlihat cemas. Jangan pikir aku tidak tahu Jimin. Aku mengenalmu lama" Ucapan Mina membuat pria itu menatap Mina penuh harapan.

The Lost Grace [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang