●○●
«59»
"Kucinta kau apa adanya"
●○●
Sabian mengulurkan tissue yang tadi dia ambil dari meja nakas dekat brankar tempatnya menyandar nyaman setengah duduk. Setelah Alisha yang menangis dipelukannya ada lagi sekarang gadis yang menangisinya. Zahra Ayudia Jeni yang datang beberapa saat lalu bersama Radhitya, sekarang sedang sesegukan. Tapi untuk kali ini Ian tidak boleh asal peluk, nanti ada yang mematahkan lehernya. Aduh dislokasi saja sakit apalagi patah tulang?
"Jen lo jelek kalo nangis.." Ejeknya main main.
Habisnya airmata nya seperti tidak habis habis, sudah berapa kali dia mengulurkan tissue tapi yang ada airmata Jeni tambah deras saja, tapi kalau menangis dapat membuatnya merasa lebih baik, Ian memilih membiarkan. Kadang manusia memang harus menangis untuk meringankan beban di hati.
"Udah dong.. gue enggak papa.."
Jeni menerima uluran tissue yang entah ke berapa itu lalu mengusap wajahnya pelan pelan.
"Maafin aku Yan.."
Ian mau bilang kalau Jeni tidak perlu minta maaf toh tidak salah, tapi tadi saat ia mengatakan hal itu Jeni malah tambah kenceng nangisnya jadi dia memilih mengangguk-angguk saja.
"Iyadeh iya dimaafin, udahan nangisnya.."
Jeni mendongak menatap Ian yang tertawa melihat wajahnya yang sangat buruk rupa karena bengkak sana sini.
"Murid tercantik di kelas nangis sampek jelek gara gara gue.." Katanya kepedean.
Jeni mendengus mendengarnya, kemudian dia mencubit pinggang pemuda jahil dihadapannya. Ian mengaduh dan berkata sok melas, "Jahat kamu aku kan pasien.."
KAMU SEDANG MEMBACA
{✔️Complete} Boy With Love
Fiksi RemajaWhat's happen when the boys meets love? Ini kisah tentang para pemuda yang belajar tentang babak pendewasaan yang penuh drama percintaan dan pertentangan kehidupan. . . ©2019 Original Story by Karizka A Local Fanfiction Alternative Universe