E M P A T P U L U H D E L A P A N

1.7K 82 10
                                    

Jangan lupa vote dan komen!
Happy reading 🖤

~♥~

Saga menarik nafasnya dalam dan memasang senyum palsunya ketika memasuki markas Tartarus. Sambutan langsung didapat oleh Saga. Anak tartarus langsung menghampiri Saga.

"Inget kita, ga?"

"Gue kira lupa sama rumahnya sendiri."

"Kita lo anggep enggak sih, ga?"

Cowok itu tidak menghiraukan ucapan sahabatnya, menghempaskan tubuhnya di sofa. Nafasnya tidak teratur, rambut yang acak-acakan.

Mereka saling berbisik menatap Saga yang tengah memejamkan matanya dan  mulai berpikir bahwa Saga pasti sedang dirundung banyak masalah.

"Lo kenapa?" Tanya Orion sambil menepuk bahu Saga.

Saga membuka matanya, "Gue gapapa."

Semuanya menatap Saga dengan penuh tanda tanya, begitu juga dengan Arkan yang meskipun tampak kesal dengan sikap Saga tetapi cowok itu juga ikut memandangi dari jauh.

"Yakin lo?" Billy sekali lagi meyakinkan, Saga mengangguk.

Untuk saat ini Saga masih belum bisa menceritakan semuanya kepada sahabatnya, karena dirasa belum aman. Jika Saga menceritakan semuanya sekarang, ia yakin teman-temannya itu pasti akan sangat gegabah dan langsung berbuat tanpa berpikir banyak.

Orion datang dari arah dapur, "Gue tadi habis pesen makanan, udah gue angetin."

Mendengar itu, semuanya langsung menuju dapur kecuali Saga dan Arkan yang tampak masih diam ditempat. Arkan mendekati Saga lalu mengulurkan tangannya, "Yok."

~♥~

Alova merasa kenyang setelah menghabiskan tiga bungkus baso aci sekaligus ditambah milik Aksa yang tidak dihabiskan oleh cowok itu.

Sekarang keduanya tengah duduk di balkon kamar, Aksa menatap Alova samar, "Lov, kamu harus jaga diri."

"Jaga diri?"

"Kamu kalau keluar kemanapun harus ada temennya, jangan sendirian."  Ucap Aksa lagi.

Alova mengangguk paham, "Emang Aksa udah tau siapa yang niat jahatin Alova?"

Cowok itu menggeleng, Aksa memilih untuk menutup mulut saja. Sekarang bukan waktu yang tepat jika Aksa menceritakan segalanya. Hal itu akan membuat Alova akan semakin ketakutan.

Keduanya terdiam, tidak tahu apalagi yang hendak dibicarakan. Alova berjalan menuju ujung balkon lalu menengadahkan tangannya. Rintikan hujan.

Gadis itu tersenyum, dan mulai menghirup nafasnya dalam-dalam. Petrichor sangat menenangkan hatinya. Dibelakangnya, Aksa mengulas senyum tipis.

"Aksa." Alova menghampiri Aksa, cowok itu menaikkan satu alisnya.

"Main hujan-hujanan yuk?"

~♥~

Elvya terbangun dari tidurnya, matanya sangat berat. Mendongak menatap jam, pukul 19.25 gadis itu dengan cepat berdiri dan berlari kecil menuju kamar mandi sebelum menghampiri Cakra.

She is a Cute GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang