Deg-degan

45 5 0
                                    

Romlah jengah dengan rumah tangganya. Sudah sepuluh tahun bersama Ateng tapi Romlah tak lagi merasakan debaran-debaran bak di awal tahun pernikahannya. Di tambah kehadiran anak kembarnya, Romlah merasa kehilangan momen kebahagiaan. Romlah ingin merasakan deg-degan itu lagi. Sayang, Ateng tak paham menciptakan keadaan seperti harapan istrinya.

Airmata Romlah menganak sungai. Segala sesak di dadanya telah ditumpahkan pada Ateng. Namun, Ateng bingung darimana menjelaskan pada Romlah sementara ia gagap dan kerapkali membuat salah tangkap. Akhirnya Ateng berinisiatif mengajak Romlah dan si Kembar berjalan-jalan untuk mengingatkan debaran-debaran yang konon hilang.

Ateng menggandeng mesra Romlah. Sedangkan tangan yang kosong dipakai menggamit anak kembarnya. Diajaklah Romlah menyeberang jalan raya yang padat lalu lintasnya menuju cafe yang romantis menurut Ateng. Romlah jelas deg-degan, khawatir anaknya terserempet kendaraan. Sesampai di cafe Ateng berujar, "Su..suu..suudah me..meee..rasa deg-deg-deg-degan bebebelumm?". Iya, bang. Akhirnya aku deg-degan, pungkas Romlah.

Tagar Ala Nyai Dalang (Tawa Segar Ala Nyai Dalang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang