Part 13. Memperumit
Mencintaimu adalah hal yang paling mudah untuk aku lakukan, tetapi untuk mendapatkan balasan itu lah hal yang paling sulit untuk aku lakukan.
-NadaNabillah-
~oOo~
"Masih sakit, Nad?" tanya Figo pada Nada.
Nada menggeleng. "Agak mendingan." Sahutnya sambil tersenyum tipis.
"Mau pulang bareng, gak?" tawar Figo menaik turunkan alisnya, mencoba menggoda Nada.
Cowok yang memakai baju basket itu masih setia menunggu jawaban dari Cewek yang rambutnya terikat oleh sentuhan pita berwarna biru. "Heem, emang boleh?" Figo mengangguk seraya menyahut pertanyaan yang dilontarkan oleh Nada, "Boleh, gue siap sedia nganterin lo ke mana aja." Nada langsung memukul bahu Figo pelan.
"Gombal," Nada tersenyum malu-malu.
"Nad, lo tau gak," Figo sengaja menjeda kalimatnya, "besaran pokok itu apa aja?"
Nada mengerutkan alisnya bingung menatap Figo. "Emang apa aja? Soalnya gue lupa!?"
"Ada panjang, massa, waktu, arus listrik, suhu, intensitas cahaya, jumlah zat itu besaran pokok dalam fisika kalau besaran pokok gue, yaitu lo."
Nada mengerjapkan matanya menatap lurus jalanan bersama hembusan angin siang yang menerpa rambut yang tertutup helm full face milik Figo.
"Nad, lo kenapa gak bisa natap ke arah gue?" tanya Figo tiba-tiba saat sudah ada di depan pekarangan rumah Nada di jln cempaka.
"Hah? Gue? Gue sekarang juga lagi natap lo kok," ucap Nada sambil menggaruk tengkuknya yang tidak dirasa gatal sama sekali.
"Menatap dalam artian lain Nada!" Di Setiap katanya diberi penekanan oleh Figo.
Nada berpikir sejenak, "Hmm, maaf gue gak bisa Kak, makasih." Setelah mengucapkan itu kepada Figo, buru-buru Nada masuk ke dalam rumahnya. Ia tidak tahu mengapa jadi begini.
Setelah masuk kerumah dan mengganti pakaian seragamnya, Nada kini keluar kembali dari rumah dengan pakaian yang seragam kerjanya. Kebetulan hari ini Nada mendapatkan shift kerja siang sampai jam 07.00.
"Mah. Nada berangkat dulu, ya." Nada pun turut berpamitan dengan mamanya "Sinta".
Penampilan Nada drastis berubah, apalagi dengan Nada yang kini memakai wig pendek berwarna coklat, dan kaca mata bulat. Sungguh bukan apa-apa, Nada hanya ingin orang-orang tidak mengetahui identitas bahwa Nada sekarang bekerja di cafe yang banyak dikunjungi kalangan remaja, apalagi oleh Agiel dan teman-temannya.
Cewek itu terkejut bukan main saat mengetahui bos darinya itu ada di depan matanya.
"Eh, ngapain bos ada dirumah saya?" tanya Nada hati-hati.
"Cuma liat emang gak boleh." ujarnya cetus kepada Nada.
Tangan milik Nada ditarik kala cewek itu mencoba nyelonong melewati Chiko boss Nada saat ini.
"Ngapain sih!?" tanya Nada malas meneladani sikap Chiko yang suka memaksa untuk menuruti keinginannya.
"Gue cuma mau nganterin lo,"
Nada terus saja menggerutu tanpa henti di dalam mobil, mencibir Chiko yang sudah tidak bisa diam-diam, menyuruhnya yang aneh-aneh. Semacam, menyuruh untuk mengambilkan jambu di atas genteng dan hal-hal sulit lainnya. "Gak usah mencibir, inget gue atasan lo, dan lo? Cuma bawahan gue!?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Masa Sma ( Tamat)
Teen FictionHATI-HATI BACANYA!! Apakah kamu mempunyai salah satu sahabat terdekat? Bagaimana jika kamu menyatakan cintamu padanya? Apakah dia akan membencimu saat ia sudah mengetahui bahwa kamu mencinta dirinya? Atau mereka saling menyayangi dan mencintai satu...