One Nit [kookv]

yī

.

.

.

.

.

.

.

.

Dia terdorong ke tempat tidur dengan tarikan bajunya hingga mengekspos seluruh tubuhnya saat dia melingkarkan lengannya ke leher pria panas diatasnya dengan erat menariknya lebih dekat dan bibirnya menekan keras ke lidahnya, lidahnya menyelinap di bibirnya.

Dia mengeluarkan erangan panjang saat mereka saling menekan tubuh dan dia menyisir helai poni lepek  pria kekar tersebut dengan jari seolah memohon padanya untuk tidak pernah berhenti tetapi untuk menembusnya lebih cepat.  Ketika pria itu menembusnya, dia meringis karena rasa sakit tetapi secara bertahap mereda karena diikuti oleh kesenangan.

.

.

.

.

.

.

Itu adalah peristiwa yang terjadi tadi malam.

Atau lebih tepatnya semua yang bisa Taehyung ingat.

Keesokan paginya Taehyung terbangun di antara kakinya yang sakit dan lebih sakit daripada bagian tubuhnya yang lain.  Saat dia membuka matanya, dia mengernyit akibat cahaya terang dari sinar matahari yang masuk melalui jendela.  Dia mengerang dan berguling ke perutnya saat dia menyadari bahwa dia telanjang. Kepalanya sakit dan dia merasa pening.

Hangover, dia mabuk, dan itu parah.

Tapi sejujurnya itu adalah mabuk pertamanya.

Taehyung mengusap helaian surai perak lemas dari matanya saat dia mencoba duduk menutupi tubuh polosnya dengan selimut putih dan mencoba untuk mendapatkan barangnya.  Dia mengerang keras sekali lagi menekan telapak tangannya ke dahinya berharap untuk mengurangi rasa sakit.

Ketika penglihatan Taehyung akhirnya menyesuaikan, dia mulai sadar jika dia berada di sebuah kamar hotel, dindingnya berwarna putih pucat dengan keramik dingin beralas karpet merah beludru yang nyaman, sementara ada layar datar kecil yang duduk di depan tempat tidur besar yang dia masuki dan balkon kecil di sebelah kanan  TV.

Agak mewah, mungkin.

Pada saat itu Taehyung menyadari sesuatu.

Pria yang tidur dengannya tadi malam, Taehyung tidak melihatnya sekarang dan juga….