(Risalah Hati)
Aku bisa membuatmu
Jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta
Kepadaku
Beri sedikit waktu
Biar cinta datang karna telah terbiasa
Happy reading..................
Di teras samping kanan mesjid Darul Qalam, dekat kamar mandi khusus perempuan, Ikhsan dan Lora mematung usai Ikhsan mengeluarkan kalimat ancamannya.
Lora menatap takut senior yang ada di hadapannya kini, kata-kata ancaman Ikhsan terdengar begitu nyata di telinga sang gadis, "jika kamu tak selamat pulang dari sini, maka jangan salahkan saya atas apa yang terjadi."
Lora melipat niatnya untuk kembali menggoda Ikhsan jauh-jauh di dalam hati. Terlalu berbahaya jika mulutnya tetap melanjutkan permainan mengaduk perasaan itu dalam keadaan seperti ini.
"Kamu sadar dengan semua kalimat yang kamu katakan untuk saya, Lora?" Ikhsan bertanya sambil menyudutkan gadis itu dengan pandangan mendalam. Sementara botol sabun sang gadis masih digenggamnya erat.
"Ma-maksud Bang Sanul apa nanya gitu? Lo-Lora nggak ngomong sambil pingsan kok, sadar sadar aja dari tadi." Lora menjawab terbata-bata, ia berusaha mencari celah untuk tak memancing Ikhsan lebih kesal dari ini.
Ikhsan menarik napasnya panjang, terasa berat dalam setiap helaannya. Si tampan meremas kuat botol sabun Lora yang sedang digenggamnya, berusaha menahan entah apa yang ditahan.
"Saya tak jadi mandi." Ikhsan mengembalikan botol sabun yang sudah agak remuk kiri-kanannya itu kepada Lora, lalu menyambung kalimatnya dengan cepat, "saya balik ke rumah sekarang. Jika kamu mau pulang bersama saya, maka ikuti saya di belakang. Jika tidak, urus dirimu sendiri, jangan mengadu apa pun pada saya."
Lora yang agak takut-takut berani mengambil botol sabunnya sedikit terkejut mendengar kata-kata sang senior, dan bertambah terkejut lagi saat mendapati botol yang tadinya mulus dan baik-baik saja, setelah dari tangan Ikhsan mendadak remuk. Tapi gadis itu tak punya waktu untuk mempermasalahkan keperawanan botol sabunnya yang rusak karena Ikhsan telah lebih dulu membalik badan dan meninggalkan sang gadis.
"BANG JANGAN GITU! TUNGGUIN LORA!" Lora berteriak sambil mengejar langkah kaki Ikhsan yang besar dan lebar. Dan gadis itu terlihat sedikit kewalahan. Dua tangannya penuh berisi tentengan.
Ikhsan berjalan cepat, tapi Lora di belakangnya seolah berlari sprint dengan segenap tenaga. Gadis itu baru selesai mandi, tapi kini sudah keringatan lagi karena berusaha mengimbangi langkah kaki Ikhsan yang jauh dari jangkauan langkahnya.
Mereka keluar dari pekarangan mesjid dengan tatapan panjang para santri yang mengantri. Dua orang itu seperti sedang bermain 'Tangkap Aku Sampai Dapat'. Terlihat begitu aneh dan unik. Ternyata usai walimahan, Gus Ganteng dan Nyonya Muda mereka belum habis-habisnya membuat sensasi.
Seolah tak peduli dengan pandangan yang datang bertubi-tubi dari banyak pasang mata yang ada di sekitarnya, Ikhsan semakin memburu langkahnya dan membuat Lora bertambah-tambah sulit menyeimbangi.
Hanya saja, di luar dugaan, suara remaja tanggung yang ada di belakang Lora mendadak mengagetkan Ikhsan dan membuat langkah si tampan terhenti seketika. "KAKAK NYONYA MUDA, SEPERTINYA BARANG BAWAAN KAKAK TERJATUH."
Usai remaja itu berteriak keras ke arah Ikhsan dan Lora, sepasang suami-istri itu serentak membalik tubuh mereka menghadap ke arah sumber suara. Mendapati apa yang dikatakan sang santri bukan bohongan, Ikhsan langsung maju dan mengambil benda yang terjatuh itu, melewati Lora tanpa suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
SanuLora
Fiksi Umum[CERITA KE 2] Follow biar Teman bisa baca semua chapter🤗 💞 kategori : baper somvlak Kepincut Gelora, gadis berhijab yang sudah sangat lama menginginkan bisa masuk ke dunia para cogan dan menjadi satu-satunya rebutan. Lora, begitu orang-orang hidup...