FFTL- CHAPTER 5

0 0 0
                                    

"ZIAN! ZIAN!" panggil Ana berteriak di luar rumah Zian.

"Ya ampun Ana ... kenapa gak masuk aja? Biasa nya juga masuk," ucap Rina-- mama Zian sambil geleng-geleng kepala.

"Hehe males buka sepatu, ma," balas Ana menyengir.

"Gapapa dong, Ana. Zian nya juga bentar lagi keluar kok, lagi manasin mobil di garasi."

"Ya udah, Ana tunggu sini aja ma," ucap Ana yang diangguki Rina. Tak lama dari itu Zian datang mengeluarkan mobilnya dari garasi.

"Eh, Za lo pagi-pagi udah di sini aja. Padahal baru aja gue mau samper lo." Zian berucap dari dalam mobil.

"Iya dong, yuk berangkat!" seru Ana menghampiri mobil Zian, lalu menaikinya. Hari ini memang jadwal mereka untuk pergi nge gym. Sebenarnya bukan Ana, Zian lah yang akan olahraga. Ana hanya menemaninya saja.

***

Setelah sampai disana, langsung saja Zian berganti baju lalu memulai olahraganya. Dan Ana? Dia hanya menonton sambil memainkan ponselnya.

"Kok kaya ada yang merhatiin gue, ya?" tanya Ana pada dirinya sendiri. Ia merasa ada yang sedang memperhatikannya. Matanya menoleh ke semua arah. Dan menemukan seorang cowok seumuran dengannya sedang melihat ke arah nya sambil tersenyum. Tidak ingin melihat orang itu lebih lama, Ana pun mengalihkan pandangannya dan kembali memainkan ponsel.

"Woyy!"

"Eh ayam ayam," ujar Ana kaget.

Ternyata itu Zian sudah berganti pakaian. Sepertinya akan pulang.

"Kaget ya lo?" tunjuk Zian sambil senyum-senyum. Yang ditanggapi Ana dengan delikan.

"Kita nonton kuy!" ajak Zian membujuk Ana.

"Serius? Ayok!" Ana kegirangan. Ana ini! Jika diajak jalan-jalan jalan pasti senang.

Mereka segera pergi dari sana dan menuju bioskop.

Interaksi mereka tak luput dari pandangan seorang lelaki yang dari tadi memperhatikan mereka.

***

"Mau film Apa?"

"Apa aja, yang penting horor," jawab Ana semangat.

"Lagak lo Za, pengen horor, kalo nonton suka ngumpet di ketek gue."

"Sekarang enggak, suwer," jawab Ana mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk peace.

"Ya udah, tunggu sini biar gue beli tiket nya dulu," ucap Zian kepada Ana. "Inget! Jangan kemana-mana," lanjut Zian.

"Iya iya."

Setelah antrian yang luamayan panjang Zian kembali menghampiri Ana dan memasuki Teater.

"Dasar ingkar janji, katanya gak bakal ngumpet diketek gue, emangsih ketek gue wangi."

PLAK!

Ana menggeplak bahu Zian." Dih najis, ketek lo bau, terpaksa gue. Lagian siapa yang bilang janji? Nggak ada tuh," jawab Ana judes.

"Tadi lo bilang apa? Suwer kan?"

"Gue bilang suwer bukan berarti janji ogeb, inget! Ada saksinya."

"Siapa?"

"Readers," ucapnya sambil menyengir.

"Kalo mau debat keluar aja mas, berisik!" cibir ibu-ibu di sebelah Zian. Dan mereka hanya tersenyum kikuk. Ya pastilah mengganggu penonton yang lain kalo film horor kan suasana hening, tapi ada juga yang jerit-jerit histeris. Namun, pada saat itu di dalam sana sedang hening-heningnya. Hanya ada suara yang terdengar di layar.

Setelah menonton Zian dan Ana memutuskan untuk segera pulang. Zian sudah kelelahan.

"Mau kemana lo? Rumah lo di sana," tanya Zian heran. Sambil menunjuk rumah di sebelah rumah Zian.

"Main lah," balas Ana berlalu pergi masuk kedalam rumah Zian.

"Mimpi apa Gustiii punya temen gitu amat," ucap Zian menggeleng-gelengkan kepalanya. "Maksudnya temen hidup, Ahahahhah." Zian ketawa-ketiwi sendiri. Lalu memasuki

"Za?"

"AAAAAA!!!" Ana berteriak pura-pura kaget. Saat Zian menepuk bahunya dari belakang. Memang, mereka sering seperti itu. Konyol!

"Gak lucu najis!" ujar Zian mendelik.

"Gik lici nijis!" jawab Ana menye-menye.

Lalu mereka tertawa bersama. Menurut mereka bahagia itu sederhana.

"Main PS yuk Zi?" tanya Ana melirik Zian yang akan menutup matanya.

"Gak! Lo aja sana gue mau istirahat, cape!" Zian menjawab dengan kesal.

"Iiiihhh lo jahat," Ana berucap dengan puppy eyes nya.

"Iye iye ayok," malas Zian sebenarnya dia tidak bisa menolak apapun keinginan Ana nya. Karena ia sangat menyayangi Ana lebih dari dirinya sendiri.

"Yeaayyy!" seru Ana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

From Friends to Lovers✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang