enam

519 52 2
                                    

" MESKIPUN CERITA INI TIDAK SEBERAPA DENGAN CERITA LAINNYA YANG LEBIH FANTASTIC,  AKU HARAP TEMAN-TEMAN BISA MENINGGALKAN VOTE ATAU BAHKAN COMMENT SEBAGAI BENTUK DUKUNGAN UNTUK CERITA INI.

JIKA TIDAK KEBERATAN, AKU HARAP TEMAN-TEMAN
BISA MEMFOLLOW AKUN-KU SEBAGAI BENTUK
DUKUNGAN UNTUK-KU. TERIMA KASIH.
(kamu bisa minta untuk feedback) "

Warning!
RenjunShuhua Area!

Ini adalah cerita pertama tentang Renjun dan Shuhua yang aku buat. Semoga suka dan mohon maaf atas penulisan yang kaku, tidak rapi, atau bahkan typo.

Sebisa mungkin aku melakukan yang terbaik dan tidak mengecewakan pembaca.

🔞

Happy reading...

••••

Apa yang sebenarnya terjadi dengan Saeron dan Renjun adalah sebuah ketidaksengajaan. Dimana kedua pihak yang berharap hidup kembali berjalan dengan baik, namun sebuah pertemua kecil menghancurkan usaha dalam melupakan masa lalu.

Saeron merupakan gadis yang pintar, yang selalu mengalah untuk mementingkan kepentingan orang lain dibanding dirinya. Gadis Kim ini adalah seseorang yang sangat berharga bagi keluarga Kim, tentunya karena dia satu-satunya cucu perempuan.

Begitu pula bagi Jeno yang sangat menjaga dan menghargai Saeron. Sepupu satu-satunya yang ada disaat Jeno terpuruk, yang selalu menerima semua keluhan Jeno atas hidupnya.

Ada waktunya pula Jeno merasa marah pada Saeron yang tidak terlalu memperdulikan dirinya sendiri.

Setiap saat sebenarnya Jeno selalu merasa marah.

Terlebih disaat awal perkuliahan Saeron datang pada Jeno, menceritakan jika sahabatnya menyukai pria yang tengah dekat dengannya dan berakhir Saeron yang mengalah.

Namun, untuk kini, Jeno marah dengan perasaan yang berbeda.

Jeno senang jika Saeron akan memilih untuk mementingkan dirinya sendiri. Tentu akan begitu, jika saja kasusnya tidak berkaitan dengan sahabatnya.

Jeno mengacak rambutnya, menggeram kesal lalu memukul dinding apartmennya. Wajah hingga lehernya turut memerah, juga urat-urat pada tangan yang sangat menonjol.

Jeno merasa marah sekaligus kecewa pada Saeron yang tak disangka-sangka bermain api dibelakang dengan Renjun.

Pemuda Lee ini merasa bodoh, dan merasa sangat bodoh setelah tau jika dirinyalah penyebab semua ini terjadi.

"Jeno..."

Tak menghiraukan seruan Jaemin, pemuda dengan kaos bewarna putih polos itu kembali menggeram dan kemudian berjongkok di depan kaca pembatas balkon.

Matanya sedikit memerah dan berair. Perasaan marah, menyesal, dan kecewa bercampur dengan sempurna.

"Jen, ayo tenang..."

Jaemin kembali mencoba untuk membuat sahabatnya itu tenang, menghampiri Jeno dan memegang pundak pemuda itu.

"Jangan menyalahkan dirimu, Jen. Semua manusia punya sebuah atau bahkan lebih kesalahan dalam hidupnya," Jeno terisak kemudian. "...and maybe this was a mistake in Saeron's life." lanjut Jaemin.

[✓] When We Hurt | Renshu ft. SaeronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang