part 6

806 75 2
                                    

Jam menunjukan pukul 19:45 seorang wanita masih terlelap dengan tubuh polos dan hanya tertutupi selimut tebal dengan perlahan prilly membuka matanya namun tak lama dari situ airmatanya kembali tumpah hancur sudah hidupnya. Sampai kapan aku begini. Bagaimana aku bisa bangkit jika tidak ada tongkat untukku bangkit. Dengan tertatih prilly berjalan kekamar mandi.

  Setelah selsai mandi prilly segera memakai baju dan duduk dipinggir kasur ia harus bisa pergi dari tempat ini, bagaimanapun ia harus bangkit tiba seseorang masuk lalu menatapnya datar.
"Sekarang kau pergi dari sini karena kau sangat tidak berguna lagi" ucap seseorang yang baru masuk yang tak lain adalah ali. Hal itu membuat prilly menatapnya bingung.
"Cepat keluar" ucap ali lagi dengan segera prilly pergi tanpa mengucapkan sepatahkatapun.
Sedangkan ali menatap kepergian prilly dari jendela kamar tempat ia menyekap prilly.

Sesampainya di kost prilly langsung merebahkan tubuhnya karena ia merasa lelah namun suara dering hp membuatnya membuka mata.

"Iya hallo" ucap prilly

"Omg,,, prilly lo dari mana aja sih dari siang gue telpon gak bisa-bisa terus gue kekost lo gak ada" ucap seseorang yang menelpon. Ya siapa lagi kalau mila sahabat yang begitu menyayangi prilly.

"Gue gpp ko mill, tadi gue habis cari kerjaan dulu" ucap prilly, ingin sekali prilly cerita tapi ia belum siap dan masih takut sahabatnya pergi meninggalkannya, prilly tidak ingin mila pergi karena sekarang ia hanya memiliki mila.

"Terus kenapa hp lo sampai gak aktif?" Tanya mila

"Tadi hp gue mati, lo tenang aja gue gpp " ucap prilly" yaudah ya gue ngantuk mau tidur, sampai ketemu besok bye bye" ucap prilly dan langsung mematikan telponnya karena ia sudah tidak sanggup menahan tangisnya.

________________________________________________________________________

4 bulan kemudian

Sudah 4 bulan setelah kejadian prilly terbebas dari ali, sudah 4 bulan prilly menjalani sekolah dan bekerja di salah satu caffe setelah ia sekolah, bahkan prilly masih menyambunyikan apa yang telah menimpannya dari mila sahabatnya dan sekarang prilly tengah berdiri didepan cermin ia merasakan tubuhnya semakin berisi bahkan seragam sekolah yang ia pakai sudah terlihat sempit membuat prilly merasa risih dengan segera ia berangkat karena ia hampir telat.

Sesampainya di sekolah prilly segera masuk dan ternyata mila sudah duduk manis ditempatnya.

"Selamat pagi milaku" ucap prilly dan segera duduk

"Pagi mprill" ucap mila membuat prilly cemberut.

"Ouh iya prill lo tahu gak kalau mr. Ali itu dijodohkan" ucap mila membuat prilly diam lalu menggelengkan kepalanya.

"Yah,,, masa lo gak tau sih dan asal lo tahu calonnya tuh ka gina, kebayang dong mr. Ali yang ganteng dan ka gina yang cantik ya meskipun ka gina kaya gitu" ucap mila diakhiri dengan nada kecewa.

"Yaudah si biarin aja gak penting juga" ucap prilly membuat mila kesal.

"Ouh iya prill ko gue perhatiin badan lo berisi ya apa lagi bagian perut dan dada lo" ucap mila membuat prilly diam.

"Ouh iya mil nanti pulang sekolah lo kekosan gue ya ada hal penting yang harus lo tahu" ucap prilly diangguki mila,.

Tak lama setelah bel berbunyi seorang guru masuk untuk memulai pelajaran selama pelajaran prilly tidak bisa fokus karena ia merasa pusing bahkan wajahnya sudah terlihat pucat mila yang sedang fokus pada materipun langsung menatap prilly yang meringis.

"Prill lo kenapa" tanya mila berbisik namun direspon gelengan oleh prilly namun tak lama prilly tumbang membuat mila meneriaki namanya membuat seisi kelas menatapnya dan menghampiri mejanya begitupun dengan guru yang sedang mengajarnya

"Kenapa dia " ucap guru

"Gak tau bu " ucap mila yang terlihat panik

"Yasudah bawa dia ke uks" perintah guru dan segera dibawa ke uks dan langsung diperiksa oleh dokter.

Sudah 3 jam prilly pingsan dan kini ia tengah diruangan kepala sekolah dan tak lupa ada pemilik sekolah yang tak lain adalah mr. Ali

"Terpaksa kamu dikeluarkan dari sekolah ini" ucap kepala sekolah

" tapi apa salah saya" ucap prilly

"Apa kamu tidak tahu bahwa kamu tengah hamil dan sudah 4 bulan" ucap kepala sekolah membuat prilly diam, inilah yang ia takutkan selama ini dan kini itu sudah terjadi, bagaimana masa depanku.

"Silahkan keluar dari sekolah ini, karena saya tidak ingin memiliki murid seperti anda" ucap ali membuat prilly menatapnya dengan tatapan sulit diartikan.

"Kalau begitu saya permisi" ucap prilly dan segera keluar yang disambut oleh mila yang temgah memegang tas miliknya.

"Gue kecewa" ucap mila sembari menyerahkan tas milik prilly dan segera pergi sedangkan prilly ia menatap sendu  mila dengan segera prilly pergi dan sepanjang koridor prilly mendapat lemparan serta hinaan dari teman-temannya namun ia harus berusaha tegar meskipun hatinya telah hancur.

Sesampainya digerbang sekolah prilly menatap gedung sekolah  dan tersenyum pahit, ia harus menerima kenyataan bahwa kehidupan didunia itu kejam.

Dengan segera prilly pergi sepanjang jalan ia hanya bisa menangis sampai ia berhenti di salah satu taman lalu duduk menatap kosong kedepan bahkan air mata nya terus mengalir tanpa ia sadari seseorang tengah memperhatikannya.

"Kapan semua ini berakhir?" Ucap batin prilly, itulah yang memenuhi otaknya. Tiba-tiba seseorang menyodorkan sapu tangan membuat prilly mendongkakan kepalanya.

" nih" ucap orang tersebut membuat prilly mengambilnya dan menatapnya .

" terimakasih" ucap prilly dan orang tersebut hanya mengangguk dan duduk di samping prilly

"Saya perhatikan dari tadi kamu menangis, kenapa"

goresan hati (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang