Pertemuan Yang Menyebalkan

205 41 9
                                    

“Woah … Sunbae. Kau membawa terlalu banyak makanan untukku,” Ucap Saehee sambil memandang takjub kearah barisan kotak makanan yang tersusun rapi di atas meja makannya.

Jimin hanya membalas dengan senyuman super lebar sambil mengeluarkan kotak terakhir dari dalam tas besar yang ia bawa.

“Sunbae …,” panggil Saehee manja. Ia benar-benar merasa tidak enak hati karena Jimin membawakannya banyak sekali makanan dan bahan makanan seperti sayur, daging, dan buah untuknya.

“Anggap saja ini adalah hadiah dariku karena aku telah diterima kerja di perusahaan itu. Kau banyak membantu menyemangatiku dan membantuku. Ini adalah ucapan terima kasihku pada Hobae kesayanganku ini.”

Wajah Saehee tersipu malu. Jimin benar-benar pria yang sangat perhatian. Siapapun yang berkencan dengannya dan jadi istrinya pasti akan bahagia karena memiliki pasangan sebaik Park Jimin.

Ponsel di tangan Saehee berdering nyaring. Ia menghela nafas kasar dan mematikan sambungan telepon itu.

Sesaat kemudian, sebuah pesan masuk tertera di layar ponsel Saehee.

Dari :   Jangan diangkat, dia menyebalkan!

Apa kau mengganti pin apartemen? Hei, aku tidak bisa masuk! Bukakan pintu sekarang. Aku lapar.

Saehee segera menghapus pesan itu. Matanya teralihkan pada Jimin yang terlihat sangat cekatan menyusun kotak-kotak tersebut di dalam kulkas.

Tit … tit … tit.

Terdengar suara pin apartemen yang di tekan dari pintu depan. Saehee dan Jimin menoleh bersamaan. Wajah Saehee berubah masam, juga kesal pada waktu yang bersamaan.

“Siapa itu?” tanya Jimin penasaran.

Suara pin yang ditekan kembali terdengar. Namun pin apartemen yang sudah diganti Saehee kemarin malam membuat sosok tersebut tidak bisa masuk. Namun sepertinya sosok itu juga belum ingin menyerah dan berniat menerobos masuk. Siapa lagi kalau bukan Jeon Jungkook.

Saehee tak menjawab pertanyaan Jimin. Ia tidak tahu harus mengatakan apa. Tidak mungkin ia mengatakan bahwa itu adalah mantan pacar menyebalkan yang beberapa waktu ini terus menganggunya, sering menerobos masuk tanpa ijin kedalam apartemennya, juga membatalkan kencan butanya. Itu terlalu … aneh.

Jimin meletakkan kotak yang tadi ia pegang kembali keatas meja. Ia segera melangkah menuju pintu dan langsung membuka pintu. Terdapat sosok pria dengan wajah semrawut khas orang bangun tidur sambil menguap lebar dan menggaruk perutnya.

“Yaa! Kenapa kau mengganti pin apar ….” Jungkook yang berceloteh langsung terdiam saat menyadari bahwa yang membuka pintu adalah pria asing tidak di kenal, bukannya Kang Saehee.

“Kau siapa?” tanya Jimin sambil menatap tajam Jungkook.

Jungkook menyeringai tipis, “Bukankah itu adalah pertanyaan yang harusnya aku katakan? Kau siapa? Dimana Saehee?”
Jungkook yang berusaha menerobos masuk langsung di hadang Park Jimin.

“Aku bisa melaporkan mu ke polisi karena menerobos masuk ke rumah orang seperti ini,” ancam Jimin.

“Sunbae,” Saehee datang sambil memegang lengan kanan Jimin. Ia berusaha melerai pertengkaran yang sepertinya hampir terjadi.

Jungkook dan Saehee saling bertatapan. Jungkook melotot pada Saehee, lalu menatap Jimin. Alisnya naik turun seolah mempertanyakan sosok Park Jimin yang ada di hadapannya.

“Aku Park Jimin, pacar Saehee. Kau siapa?” Nada bicara Jimin mulai melembut. Sepertinya ia paham isyarat alis Jungkook pada Saehee barusan.

Saehee sedikit terkejut dengan pengakuan sepihak dari Park Jimin. Ia menatap Jungkook, menunggu respon yang akan di tunjukkan oleh pemuda itu.

Jungkook tiba-tiba tersenyum ramah. Ia membungkuk sopan dihadapan Jimin sambil merapikan sedikit rambut dan juga hoodie hitam miliknya.

“Annyeonghaseyo. Aku Jeon Jungkook, sepupu Kang Saehee,” ucapnya sambil mengganti raut wajahnya menjadi sangat manis dan ramah.

Jimin menoleh kearah Saehee. Saehee hanya tersenyum kikuk, seolah setuju dengan pernyataan sang ‘sepupu’,
“Annyeonghaseyo. Maaf, aku tidak tahu. Aku kira kau pria jahat yang menganggu Saehee.” Jimin yang salah tingkah menggaruk lehernya. Ia kemudian mempersilahkan Jungkook masuk dengan ramah.

“Woah … apa kau yang membawa semua makanan ini?” tanya Jungkook dengan wajah antusias sambil menatap deretan kotak berisi makanan yang ada dia atas meja.

Jimin tersenyum malu. “Iya, aku membawakannya untuk Saehee.”

Saehee yang gugup hanya diam sambil menatap kedua orang itu mengobrol ringan. Mereka yang sama-sama dari Busan mulai bicara dengan dialek dan bahasa Busan yang khas. Jimin yang supel dapat dengan mudah akrab dengan Jungkook. Sepupu dan pacar itu akur dalam waktu singkat.

“Jadi, berapa lama kalian sudah berkencan?” tanya Jungkook lalu menyeruput susu pisang yang ia ambil dari dalam kulkas Saehee.

Jimin dan Saehee saling berpandangan.

“3 bulan. Tidak usah terlalu banyak bertanya. Bawalah beberapa bungkus ramen dan cepat keluar dari apartemenku!” perintah Saehee dengan wajah kesal.
Jimin terkikik geli melihat Saehee yang tengah kesal. Imut sekali.

“Bagaimana kau bisa membiarkan aku memakan ramen instan sedangkan pacarmu membawakan banyak makanan enak untukmu. Berbagilah dengan sepupumu ini. Kau harus menjagaku dengan baik atau aku akan mengadu pada ibumu.” Jungkook sang pembohong ulung dapat dengan mudah masuk kedalam skenario drama buatan Saehee. Sandiwara ringan seperti ini bukanlah hal yang sulit untuknya.

“Jungkook-ah, tinggallah disini sebentar. Nasinya akan segera matang. Kita bisa makan bersama,” kata Jimin sambil menyungging senyumannya.

***

Jangan Baper! Kita Cuma MANTAN |Jeon Jungkook| [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang