The Young Marriage (Completed)

Epilog

3 TAHUN KEMUDIAN.

Saya terima nikah dan kawinnya Mauren Anatasya binti Bramasta widodo dengan mas kawin seperangkat alat sholat di bayar tunai...

Bagaimana para saksi? Sah?

SAH.
SAH.
SAHHH.
Alhamdulillah.

Setelah Surya mengatakan ijab kabul itu. Mauren langsung tersenyum dan menyalimi tangan Surya yang sudah resmi menjadi suami sahnya. Surya langsung mencium kening Mauren dengan rasa sayang dan cinta.

Mereka berdua langsung tersenyum lebar dan bertukar cincinnya dengan perasaan yang canggung.

Hari ini adalah hari dimana mereka berdua menjadi pengantin baru. Sangat menggemaskan bukan? Sudah 3 tahun Mauren menunggu Surya. Banyak ritangan kisah cinta mereka selama tiga tahun LDR. Yap, karena Mauren kuliah di London.

Dan pada akhirnya mereka berdua menikah dengan berbahagia. Safira dan Dinda juga langsung mengelap air matanya dan menghampiri Mauren yang sedang berfoto bersama Surya.

"Happy wedding sahabat jelek. Aaaa–—— udah nikah yak, tinggal gue deh," ucap Dinda dan memeluk Mauren erat.

Mauren terkekeh geli. "Makasih Dinda aku. Tetap semangat tunggu Tama siap oke. Dia kan lagi mencari uang," godanya untuk Dinda. Dinda terkekeh dan tersenyum malu-malu.

"Gue bakalan siap menunggu kok, santai," balas Dinda dengan tertawa terbahak-bahak.

"Happy wedding ya buat kalian berdua semoga samawa. Inget kak Surya jangan pernah kecewain sahabat aku. Awas kamu kak!" ancam Safira dengan raut wajah yang sedikit emosi. Kenapa dengan gadis itu, sepertinya sedang sensitif karena efek kehamilannya.

Sejak kapan hamil?

"Iya Fir iya. Gimana sama kandungan elo? Baik-baik aja kan?" tanya Surya kepada adik iparnya. Safira tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Baik-baik aja. Baru 4 bulan juga, bearti aku harus nunggu 5 bulan lagi. Semoga kalian cepat-cepat nyusul ya!" Doa Safira untuk mereka berdua. Mauren tertawa malu, yakali habis menikah langsung bisa mempunyai anak tanpa proses.

"Siap!" hormat Surya kepada ibu hamil muda itu. Safira mengacungkan jempolnya sambil tertawa. 

"Yaudah aku mau kesana dulu. Mau ambil eskrim," tunjuk Safira ke arah tempat stand eskrim. Surya dan Mauren tertawa geli dan menggelengkan kepalanya bersamaan. Ibu hamil itu ada-ada saja.

"Gue juga ikut sama bumil aja deh. Kasian dia sendirian, lakinya gak tau dimana," sahut Dinda kepada dua pengantin baru itu. Surya dan Mauren kembali tertawa dan mempersilahkan Dinda untuk mengejar Safira yang sudah mengambil eskrim.

Sudah 3 tahun Safira dan Reyhan menjalankan rumah tangganya. Mereka berdua masih saja seperti anak kecil. Safira juga memutuskan untuk tidak kuliah karena dirinya ingin fokus kepada anaknya nanti.

Padahal alasannya hanya satu. Safira malas dengan belajar.

"Kamu jangan kemana-mana dong nanti jatuh. Kasian sama anak kita!" omel Reyhan dengan suara yang sudah lembut agar Safira duduk dengan diam.