38. Berubah

81 32 2
                                    

Matahari yang menyambut pagi ini dengan sinar nya yang damai membuat Vania bersemangat untuk bersekolah.

Bando hitam yang dipakainya menambah aura kencantikannya, langsung saja Vania turun menghampiri Reymond.

"Pagi abang!" sapa Vania dengan ceria.

"Hmm." jawab Reymond cuek.

"Gausah sok cuek deh!"

Reymond langsung meninggalkan Vania yang sedang mengoceh panjang kali lebar kali tinggi.

"Abangggg tungguu!!!" Vania mengejar Reymond dari belakang.

"Berangkat sendiri aja!" ketus Reymond.

"Kenapa sih bang Vania ada salah?" ucap Vania yang entah kenapa sekarang ia menjadi baperan.

"Gak." Reymond pun meninggalkan Vania sendiri di bagasi.

Vania pun berjalan keluar mencari angkutan umum yang bisa mengantar nya kesekolah.

"Aldrian?" gumam Vania saat motor ninja melintas begitu saja dengan seorang cewe.

10 menit perjalanan menuju ke sekolah, Vania tidak langsung masuk kelas nya melainkan ke kelas nya Aldrian.

"All!!!" panggil Vania.

"Apaan?" jawab ketus Aldrian.

"Tadi boncengin siapa? lo tau gue kan tadi?" tanya Vania beruntut.

"Cewe, kenapa?" jawab Aldrian santai sambil memainkan handphone nya.

"Kenapa lo bilang? gabiasanya al lo kaya gini. Bahkan lo paling menjaga perasaan gue kenapa sekarang gini?" ucap Vania sekuat tenaga menahan tangis nya.

"Udah ngomong nya? kalo udah silahkan keluar gue sibuk." jawab Aldrian.

"Gaperlu lo ngusir gue! gue juga bakal keluar sendiri." Vania pun keluar kelas sambil menangis.

Brukk!!

Vania melempar kan tas nya kebangku dan menenggelamkan kepalanya di meja ia menangis terisak-isak kenapa hari ini kakak dan pacar nya berubah? apakah Vania mempunyai salah? bahkan perubahan itu terjadi secara tiba-tiba.

"Tasyaa, Aidaa!!!" seru Vania sambil menangis saat mendapati Tasya dan Aida yang tengah memasuki kelas.

"Apaan sih!" ketus mereka.

"Gue lagi sedih hibur dong! seenggak nya tanya kenapa nangis atau apa kek."

"Males banget, yuk sya kita ke kantin!" ajak Aida.

Padahal niat awalnya akan bercerita tentang sifat kakak nya dan pacar nya malah sahabat nya tidak mendengar kan nya malah meninggalkan nya.

Vania memutuskan untuk pergi ke toilet untuk membasuk muka nya dan berdandan sedikit agar tidak teeliat pucat.

"Salah apa sih gue?" monolog Vania didepan cermin.

Vania mengelap wajah nya dengan tisu yang dibawanya, Ia keluar dari toilet dengan wajah badmood.

"Hai Vania." sapa Rafi lalu mengimbangi jalan nya bersama Vania.

"Hai." balas Vania.

"Kenapa lesu gitu? mau cerita? yuk ke taman belakang!" Rafi pun menggandeng tangan Vania menuju taman belakang sekolah.

"Crita aja Van tenang gue jamin rahasia aman." bujuk Rafi.

"Gue gatau raf salah gue apa tapi kenapa abang gue, Aldrian, Tasya, Aida semua ngejauhin gue seketika mereka berubah dengan sekejab. Gue harus apa raf gue bingung, tadi gue marah ke kelas nya Aldrian gara-gara dia boncengin cewe didepan gue, itu bukan hal biasa raf bagi gue Aldrian biasanya paling ngejaga perasaan gue tapi kenapa tadi kaya gitu malah pas gue marah-marah dia malah ngusir gue." Vania mengusap air matanya yang turun.

"Van gue rasa lo jangan terlalu posesif sama dia, siapa tau dia risih kan lo gatau juga." ucap Rafi.

"Gue bingung raf, boleh gue peluk lo buat penenang?" ijin Vania.

"Boleh dong." Rafi pun langsung memeluk Vania.

Prokk!! prokk!! prokk!!

Suara tepukan tangan pun berbunyi cukup keras refleks Vania menatapnya dan melepas pelukannya.

"Bagus ya dua-duaan disini peluk-pelukan!" kata Aldrian lalu mendekat.

Vania berdiri dan menghampiri Aldrian, "Enggak gak gitu Al lo salah paham gue ga maksud kaya gitu."

"Lanjutin aja!"

"Enggak al dengerin gue dulu!" Vania mencekal tangan Aldrian.

"Apa lagi yang harus gue denger? lo suka sama Rafi gitu?" tuduh Aldrian.

"Lo kenapa sih berubah gini emosian lagi." ucap Vania.

"Gapenting." Aldrian berjalan meninggalkan Vania namun lagi-lagi Vania mencegah nya.

"Selesaiin masalah kita dulu al baru pergi jangan kaya gini please!" mohon Vania sambil menangis lagi.

"Udah ya van gaada yang dibicarain kagi!" ucap Aldrian langsung meninggalkannya.

"Allll!!" teriak vania menangis.

**********

Tasya
Dateng kesini, ke dekat taman Aldrian ga sadar diri penuh darah kayak nya tabrak lari.

Tubuh Vania menegang setelah membaca chat dari Tasya, apa lagi ini.. batin nya.

Buru-buru Vania mencari angkutan umum untuk pergi ke taman. 5 menit sampai dan benar Aldrian tergeletak tak sadar kan diri dengan penuh darah tapi kemana Tasya? ah tidak penting langsung saja Vania menghampiri Aldrian.

"Alll bangun!!! jangan bikin gue khawatir lagi udah cukup waktu itu lo koma." ucap Vania sambil menguncang guncang tubuh Aldrian.

"Bangun alll!!" teriak Vania sambil menangis.

"Tolongggg!!!!!"

Kemana orang-orang? kenapa sepi sekali disini? bagaimana bisa Vania menggendong nya seorang diri dan membawanya ke rumah sakit?

"Jangan bikin gue khawatir All bangunnn hikss ."



.
.
.

SEBENARNYA ADA APA SIH INI? KOK BERUBAH SEMUA?

HIHI KEPO YA? LANGSUNG BAJA AJA CHAPTER SELANJUTNYA...

JANGAB LUPA VOTE AND COMENT YA
LOVE YOU KALIAN!!!!

About Classic Love [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang