Chapter 7 {trauma}

4.9K 517 37
                                    

Happy Reading🌠
.
.
.

Ia berharap Ia dapat menyusul keluarganya setelah ini, Ia tidak mau ditinggalkan seperti ini, di akhir kesadarannya Ia memberanikan menatap sosok yang berada di atasnya saat ini walaupun dengan mata yang sayu, lalu perlahan pandangannya kian menggelap.

"Beri tahu keadaannya!" suara baritonnya kembali terdengar diruangan bernuansa hitam tersebut.

"Keadaannya cukup buruk, Tuan. Dia kehilangan banyak darah, tapi saya akan mengusahakan yang terbaik" ujar seseorang berjas putih, Perawakannya seperti dokter.

"Pastikan Ia selamat, jika Ia mati, maka kau yang akan menanggungnya, kau boleh pergi!" ujar Mew penuh penekanan.

Dokter itupun menunduk patuh, lalu berlalu pergi, meninggalkan Mew sendirian di ruangan tersebut.

Mew memijat pelipisnya, kilasan balik perlakuan yang Ia berikan pada Gulf memenuhi pikirannya, Ia tidak mengerti dengan dirinya sendiri, bagaimana bisa Ia ragu saat melakukan sesuatu, padahal Ia bisa saja menghabisi Gulf saat itu mengingat hasrat bengisnya memasuki dirinya saat melihat darah milik Gulf.

Flashback On.

Di rasa tidak ada lagi perlawanan atau sikap berontak Gulf, Mew terdiam dari aktivitasnya, Ia menatap Gulf, Ia tidak lagi bergerak, bau cairan milik Mew dan bau anyir dari darah Gulf sangat menuntut hasratnya agar terpenuhi, namun kini tatapan bengisnya perlahan menghilang, Ia merasa sedikit khawatir, Ia bahkan tidak mendengar hembusan nafas dari Gulf jika Ia tidak mendekatkan dirinya, nafas Gulf terlalu lemah.

Mew turun dari ranjang tersebut, menunggu pergerakan dari Gulf namun nihil.

"Kana!" panggil Mew sedikit keras.

"..."

"KANA! JANGAN SAMPAI AKU TAHU KAMU BERPURA-PURA!"

Gulf tetap diam, Mew tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya, dirinya menjadi kalang kabut, darah bahkan masi menetes dari area intim Gulf akibat permainan kasar milik Mew.

Ia segera melepaskan ikatan dari kaki dan tangan Gulf, lalu menutupi tubuh Gulf dengan dengan kain lalu menggendongnya ala bridal style.

Ia melangkahkan kedua kakinya cepat menuju kamar.

Ia merebahkan tubuh ringkih Gulf di ranjang miliknya.

"JOSS! PANGGIL DOKTER! SEGERA!!" teriak Mew dari dalam.

Flashback Off.

"Aku baru melihat tuan Mew membawa seseorang ke kamarnya" ujar salah satu penjaga.

"Dia anak yang mendapat undangan langsung dari tuan, bukan?"

"Jadi dia anak yang diinginkan tuan?"

"Sepertinya begitu"

Mew memasuki kamar nya, Ia melihat Gulf yang masih setia menutup matanya, untuk pertama kalinya seseorang memasuki kamar Mew, Mew hanya tinggal sendiri, Ia tidak memiliki seseorang ataupun siapapun yang akan mengunjunginya.

Sejak 2 tahun ini, Gulf merupakan orang yang pertama yang sering mengunjungi kerajaan milik Mew dan juga yang pertama kalinya memasuki kamar Mew.

Mew menatap Gulf yang terbaring tersebut, tatapan datar dan dingin, Ia tidak memiliki perasaan bersalah ataupun kasihan, bagaimanapun Ia hanya menganggap Gulf sebagai ternak istimewanya, namun kenapa hari ini Ia ragu dalam membunuh Gulf, kenapa hari ini Mew menyelamatkan nyawanya?Kenapa Mew membawanya ke kamarnya?

Love Doesn't Feel✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang