SuRene 1991 (belum kelar)
Dulu Bandung lautan api tapi kini Bandung lautan air mata. Tidak, itu hanya hiperbola karena Suho uring-uringan akibat cintanya kandas. Sungguh tidak jantan memang, tetapi gadis bandeng bernama Irene adalah cinta pertamanya. Sekejam itukah cinta pertama langsung menyayat hatinya setelah kenangan indah yang singkat dilalui.
"Heh Suho kenapa atuh maneh teh?"
"Beurang peuting ceurik uring-uringan nepi imah banjir." Selalu dan selalu Teteh protes kalau Suho berisik di kamar entah karena volume radio yang terlalu keras atau gara-gara nangis disertai menggerutunya Suho seperti saat ini.
(Siang malam nangis uring-uringan sampai rumah jadi banjir)
"Irene teh..."
*Irene dibaca Airin*
Byuuurrr...
Teteh menyembur air dari gelas ke wajah Suho, "Naha jadi manjur beungeut ai si Teteh." Suho ingin marah tetapi bingung dengan Teteh yang tiba-tiba membasahi mukanya dengan air. "Kan maneh tadi yang bilang airin, nya kan aing udah airin beunget sia tuh." Teteh menduga airin yang dimaksud adalah Suho minta dikasih air.
"Airin teh ditulisnya I R E N E, itu ngaran jelema bukan air yang basa sundanya cai atuh Teteh..." gerutu Suho, mengapa sih kakak perempuannya selalu ikut campur urusannya lebih tepatnya mengacaukan kesendiriannya ketika galau.
"Saha atuh Irene teh?"
"Itu teh awewe yang geulis pokoknya."
"Yang namanya cewek dimana-mana cantik lain kasep atau ganteng atuh ujang."
"Bukan gitu atuh Teh, Suho teh bogoh sama Irene tapi neng Irene teh kabogoh batur." Suho nangis senangis-nangisnya. "Euleuh..." Teteh mengelus dada, sampai segininya adiknya patah hati.
"Ulah ceurik ngagukguk kitu atuh, yang namanya laki-laki harus berjuang kalau memang benar cinta, bukan nangis cengeng begitu." Teteh tidak suka melihat adiknya menangis, laki-laki tidak boleh menangis menyerah soal cinta. "Terus Suho kudu gimana atuh Teh?"
"Saacan janur koneng melengkung Irene masih bisa maneh rebut dari kabogohnya." Teteh memberi semangat agar adiknya tak menyerah, karena sebelum janur kuning melengkung Irene masih bisa direbut dari pacarnya.
***
Irene selalu bertanya dalam hati, apakah Bandung adalah tempat pertemuan terakhirnya dengan Suho. Pemuda kaya itu juga nampak kecewa dengan kenyataan Irene sudah punya kekasih lain. Namun, di sisi lain hubungan Irene dan Bogum juga terasa hambar, meski Malam Minggu rajin apel, Irene tak pernah menantikannya lagi. Ia selalu berharap malam itu diguyur hujan agar Bogum tak mampir ke rumah dengan motor Vespanya.
Terlalu indah dilupakan
Terlalu sedih dikenangkan
Setelah aku jauh berjalan
Dan kau kutinggalkanBersama alat pemutar piringan hitam milik Papanya, Irene mendengar lagu Koes Plus yang melegenda di tahun 70an sambil termenung menatap kosong. Lagu itu membawanya mengingat perpisahan dengan Suho yang memberikan kesan pahit bagi keduanya.
Betapa hatiku bersedih
Mengenang kasih dan sayangmu
Setulus pesanmu kepadaku
Engkau 'kan menunggu"Aku tunggu kamu ke Bandung lagi."
Seraut wajah pemuda tampan nan kaya raya itu terkenang. Apa mungkin Suho akan menunggunya setelah Irene pamit dengan kenyataan menyakitkan. Irene mengacak rambutnya, "Mana mungkin kamu suka padaku Mas, bisane mung nyawang atiku iki. Rene...Rene koe kudu inget, kamu punya pacar ojo mikir lanangan liyo." Irene bicara pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINTING SISTERS (SuRene + BlackVelvet)
Fiksi PenggemarDulu sempat dipublish di akun @ngalor_zone Usahakan usia anda 16+ ⚠️JANGAN SALAH LAPAK⚠️ ⚠️BACA BENER2 DESKRIPSINYA⚠️ #harshword #adultjoke #sengklekzone Mamih Irene dan Papih Suho punya delapan anak cewek petakilan semua kagak ada yang waras Meet w...