Ternyata kesialanku berkelanjutan hingga saat ini, tepatnya sudah seminggu ini sudah kulewati. Dari segala rentetatn kesialan yang kualami antara lain terlambat pulang kerumah, terlambat ngampus, telefon genggam Bilal yang semakin sulit saja dihubungi, juga beberapa rentetan permasalahan lainnya. Tak terkecuali semakin sulitnya Bilal ditemui sampai hari , jam weker ayam yang tak pernah ontime, jadwal check-up yang bertabrakan dengan jadwal kuliah, mama tidak memasak makanan dirumah, Devan menghilangkan kunci si Butut, dan banyak hal sial lain yang ku alami selama seminggu ini. Namun yang yang sedikit kusyukuri adalah, mama hanya menghumku hanya sehari saja tanpa si butut juga kunci itu ternyata ditemukan oleh satpam perumahan kami. Syukurlah.
Seminggu rentetan kesialanku ini bergulir terus-menerus, satu demi satu, tanpa ada titik cahaya keberuntungan sedikitpun. Bukan berarti aku harus mengulangi semua kesalahan yang kemarin-kemarin kulakukan, mencoba memperbaiki semua kesalahan, dengan kebaikan. Mandi lalu melanjutkan kegiatan perkuliahan pukul 10 pagi ini, berarti aku masih memiliki waktu 2 jam untuk bersiap ke kampus.
“sheilaaaaa… telfon kamu bunyi tuh”, teriak mama dari dapur kepadaku yang sedang meminjam kamar mandinya lagi untuk mandi. Alasan aku memakai kamar mandi mama, tak lain karena perlengkapan lulur dikamar mandi mama lebih lengkap. Manfaatkan.
“okay maa… bentar lagi aku selesai kok mah”,teriakku sambil mematikan shower agar jelas mendengar suara mama.
“kalau gitu mama angkat yah ? “, teriak mama lagi.
“okay”, jawabku sembari mengaktifkan aliran dari shower lagi.
Saat di kamar mandi, tubuh serasa sangat dimanjakan, imajinasi menjadi artis kawakan yang aku inginkan seperti sangat nyata. Entah hanya aku yang selalu melakukan hal ini atau banyak orang yang diluar sana yang melakukan hal yang sama denganku, namun tak pernah mengakui kebahagiaan sesaat mereka saat di kamar mandi. Memerankan suatu karakter khayalan di kamar mandi seperti halnya peran Kate Winslet yang selalu berhasil dalam setiap adegan yang ia lakoni.
Setelah mandi, berpakaian rapi, dan memakai wewangian. Aku siap ke kampus. Juga bersama si butut kesayanganku.
“aku berangkat yahh mah.. tadi siapa yang nelfon ma ?“, kucium kedua pipi mama sambil mengambil seiris kue Bolu buatannya.
“ pas mama disana bunyinya udah nggak ada ada lagi “, jawab sambil mengiris-iris kue
“ma.. anak dua itu mana ? tumben liburan gini mereka nggak heboh sendiri dalam rumah ? “ tanyaku lagi mempertanyakan keberadaan adik-adikku yang sedang libur seusai ujian, sambil mencari kunci mobil yang kutaruh di ruang makan.
“mereka sudah berangkat duluan”, jawab mama singkat sambil mengiris kue yang ditata di atas piring besar seperti akan di adakan perayaan.
“kalau gitu aku berangkat juga yah mah “, balasku sambil seusai mendapatkan kunci mobil, mengikat tali sepatu, dan mengambil seiris kue yang sudah di atur mama.
“mmuuah”, kucium pipi mama sebelum berangkat.
Sebelum si butut kujalankan, radio ku On kan sambil memutar lagu-lagu Slow Melow andalanku,beberapa dari lagu Rossa , sepertilagu Kamu yang kutunggu , disusul beberapa lagu barat milik Sam Smith, Clean Bandit, Mandy Moore, dan beberapa kawan-kawannya. Sambil memutar lagu dengan Volume yang bagi banyak orang cukup menusuk rongga-rongga telinga mereka. Namun setidaknya keadaan seperti ini bisa membuat suasana hatiku lebih baik.
Di saat asik-asiknya aku mengendarai si Butut, ku lihat batang hidung Bilal bersama seorang wanita yang cukup dewasa, yah lebih tua dariku lah. Mereka terlihat sangat akrab, sampai-sampai ku perhatikan secara jelas lengan wanita itu memegang kedua bahu Bilal di tengah jalan di depan toko bunga dekat kampusku. Kesialan apa lagi ini tuhan… . Sungguh kali ini aku menafsirkan ada keganjilan dihubungan kami seminggu belakangan ini, selain sulitnya menghubungi atau menemuinya, juga ia tak terbuka sedikitpun denganku tentang beberapa kegiatannya di beberapa hari terakhir ini juga, apa aku berbuat suatu kesalahan atau dia jenuh. Derai air mataku menetes dengan ringannya, sampai-sampai mataku sembab, emosiku tak tertahan lagi, Oh God… terasa sesak dadaku. Seperti ada lubang kosong yang menganga lebar di dalam tubuhku. Sungguh berat kurasa, bukannya melankolis atau sensitif yang keterlaluan, namun kali ini sangat terasa sakit. Belum pernah ia memperlakukanku seperti ini. Ku usap air mataku, meskipun mataku sudah terlanjur sembab dibuatnya sebelum masuk ke dalam kampus.

KAMU SEDANG MEMBACA
Conquer Your Heart
General Fictioncerita ini adalah cerita seorang gadis dewasa, yang sedang berjuang akan penyakit yang di deritanya, namun tiba-tiba harapan demi harapannya merekah ketika bertemu dengan seseorang yang dia temui dirumah sakit tiba menyapa hidupnya , ia memanggilnya...