Bagian 4 : OMG!

160 57 30
                                    

"Dicintai atau mencintai?"

🍀🍀🍀

Samar-samar namun pasti, ia menemukan dua siluet manusia saat baru saja membuka mata.
Setelah kesadarannya kembali, dan mengetahui siapa kedua sosok yang berada di dekatnya itu, Noullan kembali memejamkan matanya.

"Yah, yah, yah..! Jangan tidur lagi bangsat!" Gerutu Gepeng nyaris berteriak.

Kevin melotot pada gepeng.
"Mulut Lo!" Desisnya.

Sedang orang yang ditunggui tidur sedari tadi kini tengah mengintip lewat selimut tebalnya.
"Berisik woi." tegur Noullan kelewat damai.

"Lan, kita laper, Lo bangun ngapa bro. Mau Lo studio pusaka Lo ini jadi TKP kasus kematian dua pemuda yang meregang nyawa karena kelaparan. Lo juga bisa dipenjara tau karena abai akan penduduk sipil." melas Kevin dramatis.

Masih dengan suara seraknya Noullan menuturkan bahwa ia sudah bangun sedari tadi.
Jadi biarkan ia mengumpulkan beberapa nyawanya yang masih berseliweran dimana-mana terlebih dulu.

***

"Wastafelnya kenapa gak dimatiin kerannya anjir!" Omel Noullan saat mendapati bak cuci piringnya sudah hampir full digenangi air yang mengalir.

Kedua temannya berlagak tidak tahu menahu dan malah menuduh studio Noullan banyak hantunya.

"Kayaknya studio Lo perlu di baca-bacain ayat Lan, biar gak ganggu kenyamanan Lo disini. Contohnya itu, masa keran dihidupin gitu aja, kalau banjir gimana coba? Ya gak pin?" Gepeng mengode Kevin agar mengiyakan ucapannya.

"Ha-eh, bener Lan, semalam juga gue ngerasa ada yang gerayangi gue pas tidur. Jangan-jangan kunti disini naksir lagi sama gue." kali ini Kevin mengusap tengkuknya yang benar-benar merinding.

Gepeng menoleh mendengar penuturan Kevin.
Jadi saat ia bermimpi bersama dengan biduan bohay itu, ia memeluk Kevin?
"Wuekk!" ia mual tanpa sadar.

Kevin hanya menaikkan sebelah alisnya heran. Lantas mengabaikan gepeng.
Ia kemudian memperhatikan sang juru masak yang sebenarnya. Noullan mengiris beberapa siung bawang merah dan bawang putih.
Lalu menambahkan bumbu lain yang entah apa namanya Kevin tak tahu.

Noullan mengangkat salah satu botol diantara bumbu dapurnya.
"Ini siapa yang bawa sabun cuci gue ke sini?" Tanya Noullan bingung.

"Sa-sabun? sabun apaan?" Gepeng mulai panas dingin. Jangan bilang ia keracunan sabun cuci sekarang.

Kevin tersenyum smirk.
"Ooh itu sabun Lan, kok bisa di dekat bawang sih letaknya?" tanya Kevin berpura-pura polos.

"Iya, ini r*nso. Gak tau sih, perasaan gue taruh dekat wastafel deh." Noullan kembali meletakkan botol itu ke sisi wastafel.

"Lan, pin, nanti kalau gue udah gak ada. Lo berdua pada taubat ya, rajinin solat Ama ngaji. Udah itu aja pesan gue." Gepeng putus asa.
R*nso yang ia kira micin itu sedikit banyaknya telah lolos ke dalam pencernaannya.

Kevin yang melihat ekspresi temannya begitu menyedihkan langsung menepuk-nepuk pundak Gepeng dengan sayang
"Tungguin aja timing-nya." ejek Kevin dengan wajah menyebalkan.

"Duaarrr..." Kevin mengibaratkan bom diperut Gepeng akan segera meledak sebentar lagi.

Gepeng menatap Kevin lemas.
Jadi ini rencana Kevin, membunuhnya dengan r*nso setelah 5 tahun persahabatan mereka?

"Bakal gue inget sampai akhir hayat sob, sumpah."

"Off baperan." balas Kevin tajam.

For the Moon & the Night Sky [SEMI HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang