Rate : T
Genre : angst
Note : mental illnes
Remake dari cerita by Yue_aoi
Makasih udah di izinin buat remake ceritanya, jika ada kesamaan itu karena cerita ini murni punya kak yue^^Warning : Typo bertebaran!
Doyoung menatap plang yang tertera di depan sebuah bangunan yang di dominasi dengan warna putih seraya menghembuskan nafas keras keras dan mengepalkan tangan, memberi semangat pada dirinya sendiri.
Sepanjang dua puluh tahun hidupnya, doyoung tak pernah mengira kalau ia harus menghadapi sekumpulan orang yg di anggap 'gila' oleh masyarakat pada umumnya. Sang dosen memilihkan tempat magang berdasarkan undian, dan secara kebetulan ia mendapatkan tempat magang di sebuah rumah sakit jiwa.
Ketika memutuskan untuk memilih jurusan psikologi, ia memang sudah memperkirakan kalau ia akan mempelajari soal psikologis manusia dan mungkin akan bertemu dengan orang orang yang mengalami penyakit mental. Tetapi ia tidak pernah berharap kalau ia akan menghadapi banyak orang yang mengalami penyakit mental sekaligus.
Doyoung sadar jika ini adalah resiko yang akan dihadapinya ketika ia telah menjadi seorang psikolog. Namun sejujurnya ia merasa lelah secara mental ketika menghadapi orang yang mengalami penyakit mental, khususnya yang mengalami penyakit mental parah. Karena itulah ia berpikir untuk mengambil konsentrasi psikologi industri ketika penjurusan di semester depan.
Doyoung memutuskan untuk melangkah dengan pasti dan memasuki bangunan rumah sakit jiwa tersebut. Ia berharap agar orang orang yang di rawat di rumah sakit tersebut tidak terlalu parah karena sejujurnya ia sendiri merasa takut berhadapan dengan pasien gangguan mental yang cenderung agresif dan menyerang orang lain.
Terdapat dua orang perawat yang berada di bagian resepsionis. Ia tersenyum dan menundukkan kepala dengan sopan serta berkata, "selamat pagi, saya kim doyoung dari universitas seoul yang akan magang di tempat ini."
Perawat itu tersenyum dan berkata seraya mengulurkan tangan, "Ah, sangat senang bertemu denganmu, namaku kim jisoo, perawat yang ditugaskan membimbing mu selama disini."
Doyoung membalas uluran tangan wanita berusia dua puluhan tahun akhir itu dan memutuskan untuk bersalaman. Ia berpikir kalau jisoo sepertinya wanita yang cukup ramah hingga langsung mengajaknya berbicara dengan bahasa informal, "mohon bantuannya."
"Tentu saja. Jangan sungkan bertanya kalau ada yang ingin ditanyakan. Ayo ikut denganku."
Jisoo meninggalkan meja dan memberitahu temannya kalau ia akan pergi sebentar dan mengantar doyoung.
Ia berjalan bersama bersama doyoung menasuki bagian dalam rumah sakit jiwa.
"Kau mungkin merasa tidak nyaman magang di tempat seperti ini. Tapi percayalah, kau pasti tak akan menyesal. Matamu tidak akan kering ketika berada disini," ujar jisoo dengan ramah
Doyoung mengernyitkan dahi. Apakah perasaanya terlihat begitu jelas dari gesture-nya? Sebetulnya doyoung bukan merasa tidak nyaman, melainkan merasa takut karena ini adalah kali pertamanya pergi kerumah sakit jiwa sepanjang hidupnya.
"Tidak, saya tidak keberatan sama sekali magang disini. Sebaliknya saya merasa senang karena bisa menambah pengalaman." Doyoung memutuskan untuk sedikit berbohong. Setidaknya ucapannya mengandung sedikit kebenaran, ia memang bisa menambah pengalaman dengan bekerja di rumah sakit ini.
"Dan kau akan menemukan pemandangan menarik disini" ucap jisoo sambil tersenyum
Doyoung tak pernah benar benar paham dengan maksud ucapan jisoo. Apa maksudnya dengan pemandangan menarik? Apakah ia akan bertemu dengan lelaki tampan? Rasanya hampir mustahil seorang lelaki tampan akan mengalami cobaan hidup yang begitu berat hingga dirawat di rumah sakit jiwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreversible || JaeDo
FanfictionDoyoung, seorang mahasiswi jurusan psikologi tak pernah menyangka kalau ia akan magang disebuah rumah sakit jiwa. Ia merasa khawatir kalau ia akan merasa kelelahan secara mental menghadapi segala kenegatifan di rumah sakit itu hingga ia dipertemukan...