Riddle
🔎
Di kampung Taga, orangnya memang suka ikut-ikutan. Satu yang nikah, pasti akan ada disusul yang lainnya. Seperti sekarang, yang sedang ramai-ramainya diperbincangkan, yaitu membuat brownies kering. Banyak yang penasaran dan mencoba, menjadikannya usaha juga dijual dengan harga bersaing.
Termasuk aku, aku juga penasaran ingin mencoba membuat brownies panggang bersama Rosa.
"Rosa!"
"Ke mana bocah ini?" monologku. Kemarin dia memang kusuruh membeli bahan-bahan brownies, untuk urusan membuat, biar aku saja. Rosa itu sangat pemalas.
Lihatlah. Jangan-jangan dia masih rebahan.
"Rosa, Rosa!!" panggilku lagi, tapi tidak ada sahutan.
Lebih baik langsung masuk saja.
Begitu membuka pintu. Satu kata, berantakan. Aku bergegas menuju kamarnya untuk menyumpah serapah sang pemilik rumah. Bisa-bisanya Om Aldi dan Tante Maya memercayakan rumah mereka pada keponakan tidak tahu diri itu.
Kutendang pintu kamar dengan decakan, aku sedikit, bukan, bukan sedikit, tapi ... memang terpaku. Terpaku di tempat. Di sana ....
"Ros-sa ...."
Nafasku tertahan sebentar, menetralkan degup jantung yang kian memacu cepat.
Rosa mengiris nadi kirinya dengan gunting yang bahkan masih dalam genggaman?Kenapa? Apa dia punya alasan jelas untuk memilih mati? Kenapa dia tidak bicara padaku? Kalau begitu, kenapa tidak menyuruhku saja yang menghabisi nyawa manusia bodoh itu.
Meja rias putih di dekat kasur terlihat acak-acakan. Kursinya sudah tergeletak, lampu tidur hancur di lantai. Tidak ada pecahan kaca yang bisa meyakinkanku bahwa semua bukan ulah Rosa. Rosa benar bunuh diri? tapi, aku tak percaya.
Kuamati gunting kuning di genggaman tangan kanan Rosa, darah itu sudah mengering. Kejadiannya mungkin tadi malam. Om Aldi dan Tante Maya berangkat sorenya, Bi Tira biasanya pulang jam tujuh malam. Kisaran jam sembilan sampai tengah malam, Rosa sibuk menempelkan telinganya ke ponsel, mendengar gombalan basi andalan Orin, pacarnya.
Tunggu dulu. Ini pembunuhan. Rosa kidal, jelas-jelas nadi yang teriris di kiri, harusnya kanan. Akhirnya, aku punya alasan kuat untuk mengatakan bahwa Rosa dibunuh.
Melihat sekali lagi gunting kuning, aku mengangguk setengah berpikir. Mana mungkin kupegang gunting itu, aku tidak cukup bodoh. Bisa-bisa aku jadi tersangka.
Aku berjongkok di dekat kursi meja rias, dudukannya kayu, bukan busa. Bukan itu fokusku, tapi ....
Ada garis-garis di sana, seperti membentuk huruf?
"El?"
Ada lagi, An ©u. "& yut ...."
"Maksudnya, El An ©u &yut, gitu?"
Lalu, apa artinya?
El An ©u &yut
Ini ....
Brukkk.
Ada yang memukul tengkukku. Tidak bisa dilihat jelas, pandanganku mulai mengabur. Siapapun dia, pasti orang itu biang keroknya.
Bantu aku!
Clue 1: Baca ulang narasi dan amati kode.
Clue 2: Susun huruf berantakan.🔍
Hapyy solved!!
#JulKamar Rosa, 24 November 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Detektifnya
Mystery / ThrillerBayangkan, kamu berada di danau dan dikelilingi buaya yang sudah siap memangsa. Nah, bagaimana cara kamu untuk bisa bebas dengan selamat? . Jangan rendah diri, kau cerdas. Coba buktikan di sini.