Pagi-pagi Chandra masuk ke dalam kelas dengan rusuh, dia memukul-mukul meja karena merasa hari ini adalah hari yang bahagia buatnya, bahkan Raka, Vino dan Bima hanya melihat Chandra dengan tatapan aneh, pasalnya laki-laki itu terlihat bersemangat hari ini, sangat bersemangat.
"Yahh yang abis buat kue sama pujaan hati mah beda." Ledek Vino seraya menyandarkan tubuhnya di kursi dan melihat Chandra yang terlihat sangat bahagia, tentu semua temannya tau apa penyebab Chandra sangat bahagia hari ini.
Bima menahan tawa melirik Raka yang malah memasang wajah masam, "Gimana kue lo sama Vino?"
"Jangan tanya, kacau. Rumah gue hampir kebakaran untuk kedua kalinya." Omel Raka dan mereka langsung terbahak, termasuk Vino si biang pelaku.
Raka berdecak malas dan kemudian ikut bersandar di samping Vino, "Kalian mau tau ga?"
"Apa?" Bima dan Chandra langsung mencondongkan tubuh mereka sambil memasang ekspresi penasaran karena pasti apa yang keluar dari mulut Raka akan membuat mereka tertawa. "Nggak usah diceritain lah Rak." Vino menyenggol-nyenggol sikut Raka memaksa laki-laki itu untuk diam.
Tapi, bukan Raka namanya kalau tidak mempunyai mulut comel. "Dia salah masukin gula! Malah masukin garem, lo tau pas kita nyobain anjir chocochips campur garem gimana rasanya tuh coba lo bayangin dah."
Semua langsung terbahak kecuali Vino yang memasang wajah malu sambil menatap Raka tajam, dasar cowok comel dan pasti di pikiran Vino sekarang adalah bagaimana caranya dia balas dendam kepada Raka yang sudah membongkar aibnya.
Chandra meredakan tawanya begitu dia melihat sosok gadis cantik yang masuk ke dalam kelas sambil membawa satu tempat makan besar yang sudah Chandra yakin kalau itu adalah cupcake buatan mereka kemarin. Senyum Chandra mengembang begitu dia mengingat kejadian kemarin yang entah kenapa sangat membuat hatinya senang.
Kemarin adalah hari di mana dia bisa saling dekat dengan Irene dan saling tertawa bersama, melupakan masalah mereka masing-masing.
Tapi, ternyata bukan hanya dia yang sedang memperhatikan Irene tapi Raka juga memperhatikan Chandra dan Irene secara bergantian, dia langsung tersenyum ketika melihat temannya itu merasa bahagia saat melihat Irene.
Raka menunduk sambil menahan tawanya, dia merasa sangat senang apabila Chandra sudah berubah dan menjadi orang yang baru dan juga dia sudah melupakan Alana dan jatuh cintat lagi dengan gadis lain.
Raka pikir, Chandra adalah sahabat yang terbaik.
"Gue ke sana dulu ya." Chandra pamit kepada teman-temannya dan melangkah mendekati Irene yang sedang melepaskan tas dari pundaknya, gadis itu sadar dengan kedatangan Chandra dan melempar senyumannya kepada laki-laki itu.
"Chan?"
"Gimana cupcakenya?"
"Jadi kok, ya kayak kemarin aja."
Chandra tersenyum dan mengangguk. Kedatangannya ke sini sebenarnya untuk melihat Irene tapi denga alasan cupcake tentunya karena tak mungkin Chandra tiba-tiba bilang kalau dia rindu dengan Irene.
"Bilang aja Chan kalau lo tuh kangen!!!"
Chandra memejamkan matanya sambil menahan emosi kepada Vino yang malah blak-blakkan bilang seperti itu padahal sedari tadi Chandra menahan untuk tidak kentara di depan Irene. Irene yang mendengar itu langsung menahan senyumnya dan melihat Chandra yang sudah menggaruk tengkuknya.
"Jangan didengerin ya, orang gila." Gumam Chandra dan Irene hanya mengangguk-angguk saja walaupun dia yakin apa yang dikatakan Vino benar.
"Oh ya, ini ada cupcake lebih kalian bisa makan kok." Ujar Irene sambil menoleh ke arah kawan-kawanan Chandra yang langsung lari ke meja Irene begitu ada sisa kue untuk mereka.
Ketiga laki-laki itu mengerubungi Irene yang sudah membuka satu kotak makan besarnya dan mereka mengambil masing-masing satu cupcake dan memakannya dengan lahap. Mata ketiga laki-laki itu langsung membulat ketika mengigit kue buatan Irene yang memang sangat enak.
"Wah gila, lo harus buka toko kue sih." Ujar Vino sambil menunjuk-nunjuk cupcake buatan Irene.
"Kemarin Alana lo suruh buka warteg sekarang Irene lo suruh bikin toko kue." Ujar Bima dan semuanya kembali terbahak.
Irene ikut tertawa dan melihat mereka satu per satu, dia tidak pernah tertawa seperti ini dengan teman-teman di sekolahnya dulu, jika di sekolahnya dulu Irene selalu sendiri dan tidak ada teman namun di sini dia memiliki banyak teman dan bisa tertawa bersama.
***
Bel sudah berbunyi dan semua anak-anak sudah duduk di tempatnya masing-masing. Irene mletakkan kotak makan itu di bawah meja karena pelajaran Prakarya nanti ada di jam terakhir dan jam pelajaran pertama adalah pelajaran Bahasa Inggris yang di mana seharusnya Miss Ara sudah masuk ke kelas, tapi ini sudah lewat dari sepuluh menit dan Miss Ara belum juga kelihatan.
"Pssstt Irenee."
Irene menoleh ke belakang merasa seseorang memanggilnya, dia melihat Chandra yang sudah menghadap ke arahnya. Dia menyelimuti tubuhnya dengan hoodie hitam yang selalu Chandra bawa ke sekolah.
"Nanti ke kantin bareng." Kata Chandra tak bersuara tapi Irene dapat membacanya lewat gerakan bibir laki-laki itu, Irene mengangguk dan menyetujui ajakan Chandra membuat laki-laki itu langsung tersenyum dan kemudian mengacungkan ibu jarinya kepada Irene dan kembali meletakkan kepalanya di atas meja.
"Pagi anak-anak."
Irene langsung kembali melihat ke depan begitu mendengar ada guru yang masuk ke dalam kelas. Bukan Miss Ara yang datang melainkan Bu Tati yang merupakan guru piket hari ini.
"Miss Ara nggak masuk hari ini, dan sudah ada beberapa tugas dari Miss Ara juga nanti saya akan kasih tugas itu ke ketua kelas. Dan juga, lagi-lagi kalian kedatangan murid baru."
Semua anak langsung berbisik-bisik ketika Bu Tati bilang kalau kedatangan murid baru lagi dan bahkan Irene pun penasaran, dipikirnya dia lah yang menjadi siswa terakhir di kelas ini ternyata masih ada lagi.
Bu Tati melihat ke arah pintu, "Silahkan masuk nak." perintah Bu Tati dan semua anak-anak tentunya langsung melihat ke arah pintu.
Seorang laki-laki melangkahkan kakinya mantap masuk ke dalam kelas, dia sudah memakai pakaian seragam putih abu-abu dan masuk ke dalam kelas dengan penuh percaya diri. Semua anak-anak terutama para perempuan langsung senyum-senyum begitu melihat anak baru itu masuk ke dalam kelas karena wajah anak baru itu yang tampan.
Bukan terkejut dan merasa terpesona oleh anak baru itu, Irene justri terkejut dan merasa kaku saat melihat laki-laki itu yang tak lain adalah Rama.
Bahkan, Chandra ikut terkejut melihat Rama yang ada di sini tiba-tiba laki-laki itu bahkan hampir berdiri karena ingin memastikan apakah itu Rama atau bukan, setelah dilihat berkali-kali memang laki-laki itu adalah Rama.
"Halo, nama gue Rama, kalian bisa panggil gue Rama semoga kalian seneng temenan sama gue." Ujar Rama santai sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celana, dia tersenyum tipis sambil melihat Irene yang terkejut dengan kedatangan dirinya secara tiba-tiba.
***
Halooo. . Yuk semuanya follow instagram story acc aku bisa langsung aja ke instagram @sentence.ofsal
Di sana aku upload semuanya tentang semua cerita aku, informasi, jadwal update, dll. Yuk follow biar nggak ketinggalan
Makasiii
KAMU SEDANG MEMBACA
Gebetan (Crush) [COMPLETED]
Novela JuvenilChandra harus menerima hatinya yang patah akan seorang gadis. Namun, dia bertemu dengan gadis lain yang dijumpai nya di rumah sakit. Irene Maudy Putriana. Gadis malang yang tidak mempunyai warna dalam hidupnya. Pertemuan di rumah sakit itu malah m...