~(Bintang kecil itu akhirnya jatuh secara tepat, dalam pelukan mereka; bergabung dalam gugus kosmik yang melengkapi semesta mereka berdua.)~
.
.
.
Newt ingin mereka mengasuh anak; sesuatu semacam itu.
Awalnya itu hanya candaan sambil lalu; bukan keinginan yang serius. Namun, pikiran Thomas sedikit terusik.
Thomas sempat mengangkat masalah ini dalam diskusi meja makan mereka. Ia mempertanyakan motivasi Newt dalam hal ini. Newt memahami arti lain dari pertanyaannya, ketika Thomas menduga bahwa mengasuh dan membesarkan anak itu bukan perkara yang mudah, dan mungkin agak merepotkan.
Newt berkata bahwa ia memang cukup puas dengan keberadaan mereka berdua. "Tapi, Tidakkah kau merasa rumah kita sedikit terlalu luas dan agak sunyi, Tommy?" katanya sambil bercanda.
Namun, menurut Newt juga, ada hal-hal yang ingin coba dia hadirkan melalui seorang anak. Ia ingin menuangkan semarak warna dalam rumah tangga mereka. Ia ingin menghidupi jiwa baru dan membawa mereka berdua merasakan arti menjadi orang tua yang sesungguhnya.
Setelah mendengar jawaban itu, Thomas termenung sejenak. Mempertimbangkan opininya.
"Aku hanya ingin pastikan, kau benar-benar siap menjadi orang tua, Newt."
"Ya, Tommy. Aku juga tidak akan memaksamu. Kalau kau tidak setuju, maka aku━"
"Tentu saja aku setuju, Newt." Thomas menyela cepat. "Yah, aku sudah memikirkanya juga. Dan bila itu keinginanmu, aku menganggap hanya hal-hal baik yang ada di pikiranmu."
Newt tersenyum. "Kau benar-benar berpikir kita sungguh akan mengasuh anak ya, Tommy?"
Thomas menaikkan alis. "Ide itu berasal darimu kan?"
"Benar. Dan bila kau sependapat denganku, berarti kau bersungguh-sungguh juga dengan kesepakatan kita."
*
Siapa sangka? Ternyata kejutan itu datang seperti cahaya bintang jatuh.
Minggu pagi yang cerah ketika Newt dan Thomas keluar piknik ke pantai.
Mereka baru akan menggelar tikar dan membuka kursi lipat ketika tiba-tiba, pantai dibuat heboh oleh kapal besar yang mendarat.
Itu adalah kapal pertama yang mendarat di Haven sejak dua tahun lalu. Mulanya kapal itu tampak bergerak mendekat ke arah pantai seperti bayang-bayang raksasa yang mengambang di permukaan laut, hingga mereka semua yakin itu adalah kapal yang sedang berlayar.
Seisi desa riuh memadati pantai. Mereka berbondong-bondong menyaksikan pendaratan. Segera kemudian mereka tahu kapal itu mengangkut sekitar seratus pengungsi muda; lelaki dan wanita dari kalangan usia tiga puluh tahun ke bawah.
Kapten kapal sekaligus pemimpin armada, setelah dimintai keterangan oleh Vince dan Jorge, mengatakan bahwa mereka berasal dari sekitar Scorch━tempat asal mereka semua. Sebetulnya kapal itu tidak berencana singgah di pulau; mereka hanya terombang-ambing badai hingga akhirnya menemukan garis pantai dan mendarat di sini.
Masyarakat menyambut kedatangan pengungsi dengan tangan terbuka dan segera setelah itu mereka membantu para pengungsi turun dari kapal. Mereka sibuk bergotong-royong; bersama-sama membangun posko, menyiapkan tenda dan kamar darurat, serta mengedarkan akomodasi dan mencatat data-data.
Suatu masalah terjadi ketika seorang pria muda yang mengenakan seragam awak kapal, memasuki posko tempat Thomas, Newt dan Minho berada. Orang itu berkata bahwa dia membutuhkan bantuan dua orang untuk mengikutinya naik kapal. Untuk memeriksa sesuatu, katanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Bintang di Langitmu | Newtmas
FanfictionDengan seluruh rasa sakit dan derita yang dunia timpakan padanya di masa lalu, Newt adalah pusat kebahagiaanya; bahkan jika itu hanya Newt, semua lebih dari cukup, bahkan terlalu sempurna. [Newtmas Stories: kisah-kisah di Haven, di mana Thomas dan N...