Etika dan rasa kemanusiaan-

1.4K 184 25
                                    

Rekor koas terbau saat jaga itu dipegang Hyunjin. Sekarang misalnya. IGD carut marut dengan terjadi kecelakaan Beruntun di simpang lima—

Darah berceceran dimana mana. Semua panik dan menggila— koas yang diam aja ditarik untuk membantu sebagai bagian asisten operator atau hanya sekedar menelpon dokter spesialis yang harusnya juga jaga malam tapi malah mangkir dan tidak ada ditempat.

Musibah itu gak ada yang tau teman.

Jadi dokter spesialis yang harusnya akan dikonsul oleh dokter jaga untuk kasus gawat darurat, dan seringkali pula spesialis tersebut hanya memberikan instruksi per telepon tanpa datang memeriksa pasien. Bila kemudian terjadi kecacatan apalagi kematian pada pasien tersebut, apakah dokter spesialis ini pasti telah melakukan malpraktik etik dan pidana?

Hyunjin berteriak kencang. IGD sedang gaduh jadi kalau dia pelan pelan mungkin tidak terdengar.

"Telponkan Dokter Jeon sekarang tolong"

Rutuk Hyunjin pada temannya yang jaga dibelakang. Dokter Jeon yang dipanggil itu Dokter Spesialis kesukaan Hyunjin. Spesialis Bedah Mulut yang kredibilitasnya sudah jangan dikira pokok satu di antara jejeran juara.

Sedangkan Hyunjin sendiri masih mencoba mencegah perdarahan hebat pada mulut pasien yang patah tulang wajah dan keadaan pasien tidak sadarkan diri.

Kalsifikasi— Hyunjin tidak Tau yang jelas tidak sampai  Le Fort III yang sampai Orbita. Atau hanya sekedar cedera kepala?

Intruksi diberikan.

"Dokter Jeon lagi dijalan—" teriak teman Hyunjin barusan.

"Persetan" Hyunjin jelas terdengar mengumpat didepan residen Bedah saraf yang juga tampak kebingunan.

"Tapi bakalan kesini segera"

Soalnya kasus seperti ini Fraktur Rahang bagian Bedah Mulut.

"OK gimana—?"

"Masih ada"

"Jalannn" gak kalah paniknya. Residen syaraf yang mungkin berkisar 7 tahun diatas Hyunjin itu memerintahkan Hyunjin mendorong bed ke arah kamar operasi gawat darurat satu.

Sampai pasien dipindah—

"primary survey?"

"vital dalam batas normal dokter dengan GCS 14 (E3M5V6)" Hyunjin narik napas kemudian melanjutkan "Pemeriksaan secondary survey klinis ekstraoral wajah asimetris, oedem dan hematom pada regio orbita bilateral dan frontal serta terdapat multipel vulnus abrasivum pada regio wajah, perdarahan mulut positif, pada hidung ditemukan rhinorea positif, serta tidak ditemukan luka lain di anggota tubuh lain— "

"Pemeriksaan penunjang—"

Perawat operasi segera membacakan dan memperlihatkan hasil Radiografi dan hasil Lab darah. "Hasil pemeriksaan foto ronsen toraks dan servikal dalam batas normal. Hasil pemeriksaan CT scan 3D memperlihatkan gambaran fraktur pada daerah frontal, zygoma kompleks bilateral, naso-orbitaethmoid (NOE), segmental maksila dan simfisis mandibula. Pada gambaran CT scan potongan korona tampak gambaran fraktur sinus frontalis aspek anterior dan posterior. Selain itu adanya udara"

Hyunjin menyela "udara yang terperangkap pada aspek frontalis rongga kranialis yang menekan otak—pneumosefalus"

Perawat itu mengangguk cepat.

Residen Bedah Saraf itu melakukan tindakan pemberian oksigen 4 lt/mnt dan pemberian cairan infus NaCl 0,9%, observasi GCS, dengan membuat posisi pasien head up 30°, serta pemberian obat anelgetik dan antibiotik.

Medical Top TeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang