112 37 9
                                    

⚠Sebelum membaca tolong beri vote dan jangan lupa untuk tinggalkan komentar!😁
⚠Disarankan untuk mendengarkan lagu di atas🎧🎶

Selamat membaca🌸









Kyoto, 13 Maret 2020

Sore ini Hyunjin nampak tergesa-gesa menuju ke sebuah jinja (kuil Shinto) setelah seharian menemani Minho mencari cincin untuk melamar kekasihnya, "Han".

Sore ini Hyunjin nampak tergesa-gesa menuju ke sebuah jinja (kuil Shinto) setelah seharian menemani Minho mencari cincin untuk melamar kekasihnya, "Han"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di depan jinja, ia segera berdoa kepada Kami-sama. Ia membungkuk, membunyikan lonceng agar Kami-sama tahu ia sudah datang. Kemudian ia melemparkan koin lima yen ke dalam kotak. Kata Minho, Han sering bilang jika ingin hubungannya tetap terikat, ia harus melemparkan lima Yen pada kotak. Hyunjin membungkuk dua kali, bertepuk tangan dua kali dan membungkuk satu kali lagi. Ia memejamkan matanya dan mulai berdoa.

"Kami-sama, berikanlah aku satu kesempatan lagi untuk bertemu dengan Jeongin, aku ingin memberitahukannya seberapa besar aku mencintainya, aku.... Sangat merindukannya," Tak terasa air mata Hyunjin turun membasahi pipinya.

"Kali ini aku mencoba percaya, keajaiban itu ada."

Hyunjin mengambil peruntungan omikuji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunjin mengambil peruntungan omikuji. Ia membukanya perlahan, seulas senyum tercetak pada wajah tampannya. Kali ini, ia... beruntung.

"Anda akan hidup bahagia dengan orang yang anda cintai."

Terdengar tidak mungkin tapi Hyunjin tetap mempercayainya seolah keajaiban benar-benar ada. Ia menyimpan omikuji pada saku celananya dan berjalan menuju ema.

Hyunjin nampak berpikir apa yang harus ia tulis pada ema. Bahkan 5 ema saja tak cukup untuk semua harapannya pada Jeongin. Mungkin, Kami-sama tak akan mengabulkannya karena tamak. Akhirnya, ia menuliskan satu keinginannya selama ini. Tentu saja untuk tunangannya tercinta, "Yang Jeongin".

"Mou ichido Jeongin ni aitai desu (aku ingin bertemu dengan Jeongin sekali lagi)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mou ichido Jeongin ni aitai desu (aku ingin bertemu dengan Jeongin sekali lagi)."

Setelah itu ia menggantungkan ema pada tempat yang telah ditentukan.

























































Sementara itu,

"Jadi, Aien bilang kalo Aien mimpi roh hutan akan mempertemukan Aien dengan jodoh Aien? Iya?" tanya Han tak percaya. Sedangkan yang ditanyai hanya mengangguk-angguk lucu sambil memperlihatkan senyum manis dengan behelnya.

"Lalu, apa roh hutan memperlihatkan wajah yang akan menjadi jodohmu?" Han sedang bertanya serius pada Aien. Menurutnya, jika roh hutan menghampiri kita lewat mimpi, hal itu akan menjadi kenyataan. Sedangkan, Minho yang berada di sampingnya tertawa terpingkal-pingkal mendengar pembicaraan yang menurutnya konyol antara kekasihnya dan teman kekasihnya.

"Minho! Diam! Aku sedang berbicara serius pada Aien!" Seketika itu juga Minho terdiam, ia memperhatikan pembicaraan mereka lagi dengan menggigit lidahnya agar tak tertawa kembali.

"Dia... Seperti pangeran. Rambutnya panjang berwarna pirang, bibirnya tebal, rahangnya tegas dan dia berbicara bahasa Korea seperti kalian," Han dan Minho saling bertatapan. Mereka seolah bisa menebak siapa orang itu. Mereka saling mengangguk kemudian menatap Aien.

"Apakah orangnya seperti ini?" Baru saja Minho akan menyodorkan sebuah foto Hyunjin yang berada di ponselnya pada Aien,...










"Tadaima! (Aku pulang!)."
"O... Okaeri! (Sel... Selamat datang!)," sahut Minho yang nampak gugup.







BRUKK!

Hyunjin jatuh tersandung tas milik Aien.

"JEONGIN!" Ia memeluk tubuh Aien erat setelah terjatuh karena berlari menghampiri Aien. Ia benar-benar tak percaya. Kami-sama, jinja, omikuji, dan ema mengabulkan permohonannya. Ia mengeratkan pelukannya. Ini benar-benar nyata. Ini bukan khayalan Hyunjin. Jeongin-nya kembali. Jeongin-nya hidup kembali, di pelukannya. Hyunjin menumpahkan rasa rindunya dengan tangis pilu. Membuat Han dan Minho yang mendengarnya merasa sesak.

"Jeongin, terima kasih telah kembali. Aku merindukanmu hiks... Aku... M... Maksudku kakak hiks... Sang..ath... hiks men... hiks... cintamu huhuhu."

Tangan kecil itu perlahan menepuk punggung Hyunjin pelan. Bukannya merasa risih atau marah karena dipeluk orang asing, entah kenapa hatinya terasa sakit dan sesak. Ia pun ikut menangis, hanya saja dalam diam.
















"Malam ini, Kami-sama telah menunjukkan keajaibannya."


















Omikuji: ramalan acak yang ditulis pada secarik kertas di kuil Shinto, Jepang.

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

Ost. Episode 02 "Umarekawari" by:
ACE COLLECTION ~ 70億にただ一つの奇跡
"Nana Juu Oku ni Tada Hitotsu no Kiseki"












つづく。

Umarekawari (Hyunjeong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang