Assalamualaikum guys. Aku up lagi. Maaf yah tiga hari gak up.
Pada kangen gak sama zamen?? 😊Mereka juga kangen kok.
Jangan lupa tinggalkan jejak yah.
Happy reading.
***
"kebahagiaan itu bermula dari hal-hal kecil"
***
Zayan tak habis pikir dengan kelakuan mentari. Di perjalan menuju kebun kopi, zayan mengatakan pada mentari bahwa ia harus jaga sikap di depan kakek dan nenek nya. Tak boleh keterlaluan seperti di depannya. Dan mentari, gadis itu mengangguk paham. Ia mendengar perintah zayan.
Hal itu membuat zayan lega mendengarnya.
Namun, tiba di sana. Bukannya menjaga sikap, namun sikap mentari semakin menjadi. Ketika ia melihat makanan yang telah di sediakan kakek, nenek, serta robin di pondok, gadis itu langsung berjalan cepat dan duduk di dekat makanan. Matanya berbinar. Seakan makanan adalah pujaan hatinya di dunia ini.
Mungkin saja efek kelaparan.
Tak lupa ia juga melaporkan semua perlakuan zayan padanya. Zayan kasar lah, tak peduli padanya, bahkan tak memiliki belas kasih padanya. Semuanya di ungkapkan mentari tanpa mengurangi cerita sedikit pun. Malah ia hanya melebih-lebihkan cerita itu.
Pak sudiro, serta bu mayang begitu prihatin mendengarnya. Bahkan zayan tega tidak memberi mentari sarapan. Akhirnya, zayan mendapat omelan dari keduanya.
Lelaki itu hanya diam dan mendengar. Tak membantah sedikit pun. Sesekali ia melirik mentari yang sedang lahap menyantap makanannya. Dasar cewek aneh. Itulah pendapat zayan akan mentari. Gadis aneh.
"mentari. Mau tambah makanan? " tanya mayang dengan lembut.
Ia melihat mentari yang sedang menyusun piring makannya dengan piring makan kakek sudiro.
"enggak nek. Udah kenyang! " jawab mentari dengan malu-malu.
Sedari tadi robin menatap mentari dengan tajam. Lelaki itu kesal pada mentari yang membuat zayan di marahi habis-habisan oleh sudiro dan mayang.
Mentari meliriknya sebentar. Gadis itu balas menatapnya tak kalah tajam.
"kakek, nenek! Om-om yang monyong mulut nya itu siapa? " tanya mentari.
Mereka terkejut mendengar pertanyaan mentari.
"maksudnya? " tanya zayan yang penuh kebingungan.
Mereka celingukan melihat orang yang di tanyakan mentari.
"itu yang di samping lo!" jawab mentari dengan menunjuk robin.
Seketika mereka tertawa di buatnya.
"oh maksud kamu robin" ucap mayang di sela tawanya.
Mentari mengangguk santai.
"enak aja. Emang kamu pikir muka saya kayak om-om gitu? " tanya robin dengan kesal.
Mentari menunjukkan cengiran tak berdosa pada robin.
"abisnya pelototin gue muluh. Yah gue balas deh! " ujar mentari dengan santai.
Gadis itu menjulurkan lidah nya ke arah robin. Dan lelaki itu terlihat seakan menantangnya untuk berkelahi.
"udah-udah. Tari, kamu lucu banget sih nak! " ucao sudiro ketika dirinya telah berhenti tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Mr Coffee
Teen FictionBahkan ketika aku berusaha untuk lari dari kenyataan, engkau kembali lagi menjadi kenyataan untukku. Bagaimana mungkin aku percaya dengan cinta pertama jika cintaku yang selanjutnya selalu kembali di dalam hidup ku. Karena mu, aku merasa terlahir k...