2

4.8K 381 97
                                    

Hiruk pikuk tempat ini semakin terasa saat seorang pria dengan memakai topi snapback dan headphone khusus yang harganya mahal memulai set DJ nya. Musik elektronik langsung mengalun diiringi cahaya temaram dan lampu disko warna-warni yang seakan berputar menyorot seluruh tempat di ruangan ini.

"Everybody get your drinks up and let's hit the dance floor!"

Suara sang disc jokey terdengar dan bersambut sorakan dari seluruh pengunjung club ini. Beberapa orang terlihat langsung turun ke ruang kosong di tengah tempat ini yang digunakan untuk lantai dansa. Sementara meja bar di salah satu sisi club masih ramai melayani manusia-manusia yang terjebak dalam fana dunia.

Ditengah kerumunan itu, SinB masih celingukan mencari seseorang. Ia sudah memakai topi baseball berwarna hitam dengan huruf B sebagai logonya.

Bibirnya tersungging saat melihat sosok yang ia cari ternyata ada di ujung club dan tengah duduk di meja bundar dengan beberapa botol minuman.

SinB menghampirinya.

"Honey, kau baru sampai? Kenapa telat eo?"

Rambut pendek nan hitam milik Hwang bergerak saat kedua pipinya menyapu pipi seorang wanita yang terlihat lebih tua darinya. Mungkin 40 tahunan.

"Mianhae, mommy, tadi ada tugas deadline. Jadi aku kerjain dulu, hehe." Ucap SinB sambil duduk di samping wanita yang ia panggil mommy barusan.

"Haha, good girl." SinB terkekeh saat pipinya diusap lembut oleh orang itu.

"Iya dong, pacar siapa dulu.. mommy Yerin gitu.."

.
.
.
.
.

"Hati-hati ya, kalian. Terimakasih sudah mengantarku pulang."

Eunha tersenyum sambil melambai saat ia turun dari mobil. Tak ada tambahan lain selain anggukan dan perkataan pamit pulang. Yuju dan Umji langsung kembali melaju meninggalkan jalan di depan rumah besar Eunha.

Di perjalanan, selain mereka bernyanyi mengikuti lagu yang mengalun, obrolan kecil terjadi diantara keduanya. Mulai dari serius hingga se-sepele bagaimana wiper mobil bisa seirama padahal tidak terjadi rundingan pergerakan sebelumnya.

"Sayang, ngomong-ngomong, calon mertuaku serius mau menikah?" Tanya Yuju sambil menyetir mobilnya.

Umji masih menatap ke depan, matanya fokus mengabsen jalan yang mereka lewati.

"Iya, mama bilang begitu. Tapi aku belum tahu siapa calonnya. Padahal mereka akan menikah dua minggu lagi."

Yuju menoleh sebentar menatap sang kekasih.

"Loh, terus bagaimana kamu bisa setuju jika kamu sendiri belum tahu siapa calon ayah kamu?"

Umji menaikkan kedua bahunya.

"Entah, yang kutahu calon ayahku itu duda dengan dua anak. Mama bilang kedua anaknya sudah setuju."

"Lalu, kamu bagaimana?"

"Aku sih nurut saja. Asal lelaki yang dipilih mama adalah lelaki yang baik dan tidak melukai mama."

Yuju mengangguk setuju. "Iya sih, aku setuju dengan itu. Kudengar ayah SinB dan Eunha juga akan segera menikah. Wah, kenapa bisa moment nya bersamaan seperti ini, ya?"

Umji terkekeh kecil, ia menoleh menatap Yuju dari samping.

"Kau pasti senang juga, dapat makan gratis dua kali."

-

"Mommy, ayo kita pulang saja.. mommy sudah terlalu mabuk.." Ucap SinB sambil mengusap-usap punggung Yerin.

"Hik! Yaahh SinB-ah... kau.. hik! Sebentar lagi juseyo--" Racau Yerin sambil menatap gadis berambut pendek dan mengusapi pipinya yang chubby.

SinB menghalau tangannya, "Tapi teman mommy belum datang juga. Kita pulang, ya? Lagian mommy pasti capek kerja seharian. Ayo, SinB antar."

Sebenarnya, malam ini Yerin sudah ada janji dengan seorang sahabatnya. Mereka ingin minum untuk merayakan hari-hari terakhir masa lajang. Yang SinB tidak tahu adalah; teman sang mommy adalah calon mamanya.

Yerin tidak mau pulang, ia minum lagi dan mabuk semakin menjadi. SinB sengaja tidak minum karena ia tahu jika ia mabuk dan Yerin juga, maka mereka tidak bisa pulang. Meski SinB tahu Yerin punya banyak orang kepercayaan yang bisa di hubungi, tapi hubungannya dengan sang CEO harus ditutupi.

Setidaknya, untuk saat ini.

SinB masih berusaha membujuk Yerin untuk pulang, namun tetap saja wanita paruh baya itu tidak menggubris SinB sama sekali.

"Mommy.. ayo ih pulang. Teman mommy tidak akan dat-"

"Yerin? Kau sudah mabuk eo?"

Seorang wanita lain yang terlihat seumuran dengan Yerin nampak menghampiri meja SinB dan sang mommy entah darimana asalnya. SinB mendelik dari balik topi baseball yang ia gunakan. Entah kenapa firasatnya mengatakan bahwa wanita tinggi bertubuh ramping ini adalah teman kekasihnya.

"Ah.. kau pasti Hwang SinB." Ucap wanita itu saat menyadari bahwa gadis 20 tahun di depannya ini menatapnya aneh.

"Perkenalkan, aku Kim Sojung. Sekretaris kekasihmu."

SinB menjabat tangannya.

"SinB."

Kim Sojung mengangguk sambil duduk di sisi Yerin yang masih meracau tak jelas.

"Panggil saja Sowon."

Beberapa jam kemudian mereka have fun bersama di club itu. Namun tetap, SinB tidak mau minum dan Sowon hanya minum sedikit.

"Hik! Yaa.. SinB-aahhh~ ayo.. kita.. aahh hik! making~"

SinB langsung menaikkan alis saat mendengar racauan Yerin. Sementara Sowon yang masih dalam kesadarannya hanya bisa terkekeh melihat Yerin yang terus flirtin' pada gadis muda itu.

"SinB-ah, haha.. kau harus melayani nafsu Yerin yang besar hampir semalaman. Apa kau tidak capek hum?" Tanya Sowon iseng.

Wajah SinB memerah, imaji nya langsung melayang pada bayang-bayang dimana ia dan Yerin bercinta di apartmen pribadi sang mommy.

Membuka bra 36B milik Yerin, memeluknya erat, menghisap semua indra sensitif di tubuh Jung itu, bahkan cara Yerin menyibakkan rambut hitamnya saat ia berada diatas SinB sangat mengganggu pikirannya.

Namun bayangan aneh itu seketika buyar saat bibir SinB seketika merasakan gula yang selalu menjadi candu baginya meski tanpa Amphetamin.

Jung Yerin, she's SinB's sweet sugar-- mommy.

[]

Our Step Mother [Terbit Digital ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang