06 [Last Chapter]

502 58 29
                                    

Dear Readers, Happy Reading 💕

Matahari mulai meninggi. Pasangan kekasih jahanam itu masih tertidur pulas. Mungkin mereka lelah setelah bercumbu sampai pagi.

Abang berkali-kali mengetuk pintu kamar membangunkan mereka. Kasihan abang~ mungkin dia lapar. Biasanya pagi-pagi aku sudah menyiapkan sarapan untuknya.

Dan yang lebih membuat batinku menjerit, anaku yang masih bayi~ dia menangis sejak pagi meminta asi. Aku tak bisa melakukan apapun.

Andai saja aku tahu bagaimana caraku bisa mengangkat jemuran sewaktu bu Nayeon tak sengaja melihatku~ ku pasti sudah bisa menolong anakku.

"bunda... Bangun bunda. Ade nangis terus. Abang juga lapar bunda" Kata abang terlihat mengkhawatirkan adiknya.

Aku benar-benar tersiksa karena tak dapat melakukan apapun disaat anak-anakku menderita.

"Jen... Anak-anakmu itu. Aku masih ngantuk. Suruh mereka diam" Teriak Sooyoung terdengar olehku. Rasanya ingin kucekik dia.

Tak lama Jen pun bangun dan mencoba mendiamkan si ade yang sudah kelelahan menangis. Tetapi si ade tetap menangis meminta ibunya.

"Dia ngga mau berhenti nangis. Coba kamu susui dulu" Gumam Jen setengah mengantuk.

"Aku bukan ibunya. Aku tak mau. Susui saja sendiri!!" Jawab Sooyoung marah karena Jen terus mengganggunya.

Tentu saja dia seperti itu, dia bukan aku yang selalu menurut dan menyayangi anakmu Jen. Dalam hatiku puas melihat Jen diperlakukan seperti itu.

"Tolong sayang, gendong saja dia sebentar. Biasanya dia langsung berhenti menangis kalau ibunya yang gendong."

Sooyoung pun akhirnya bangun dengan terpaksa. Dia gendong si ade. Lalu Jen membuka pintu kamar menghampiri abang.

"bunda... abang lapar" Teriak abang langsung menggampiri Sooyoung.

Sooyoung pun terkejut. Dia tidak bisa mendiamkan si ade dan kini si abang sudah menggelendotinya. Dia menatap Jen dengan kesal .

"Abang ayo sarapan sama ayah. Jangan ganggu bunda." Kata Jen mencoba menenangkan istri barunya itu.

"Sana sama Ayah!!! Jangan ganggu bunda. Urus yang ini aja sudah pusing." Gerutu Sooyoung di depan anakku.

Abang pun terlihat kaget melihat bundanya seperti itu.

Setelah membuatkan sarapan untuk abang, Jen kembali ke kamar untuk menggendong si ade. Sebab ade tak juga berhenti menangis.

"Sudah aku bilang, dia nggak mau denganku kau masih saja memaksa. Anak bayi bisa membedakan, tidak seperti orang dewasa yang tidak peka. Kau juga harusnya peka seperti anakmu. Aku bukan Jisoo yang selalu menurutimu." Gerutu Sooyoung.

"Iya sayang. Maaf. Sabar ya. Nanti juga mereka akan terbiasa. Kamu juga kan masih kaget jadi ibu baru. Biar anak-anak sama aku dulu. Kamu istirahat ya sayang." Kata Jen perhatian dan memanjakan istri barunya. Beda sekali perlakuannya denganku.

Akhirnya Jen memanggil mba Yuna ke rumah. Kemudian si Ade diberikan susu botol oleh Jen.

Ade yang kelelahan pun akhirnya merasa nyaman bersama mba Yun~ sahabatku yang seperti malaikat.

"Kenapa bundamu bang? Apa sakitnya tambah parah?" Tanya mba Yun pada abang.

Jen ketika itu sedang di kamar bersama Sooyoung.

"bunda nggak sakit kok tante. Tadi aja bunda bisa marah-marahin ayah"

"Hah? Bundamu marahin ayahmu?" Mba Yuna terkejut tak percaya.

Kumpulan Cerita Horor Pendek || JensooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang