Mata sekelam malam yang terlihat begitu indah
Angin memainkan surai hitam seakan menari
Mata lain menangkap pesona sang jelmaan malaikat
Bagi seorang Lee Heeseung mata milik Park Sunghoon adalah mata terindah yang pernah dilihatnya seumur hidup. Mata milik si manis bagaikan langit malam yang sering dilihatnya. Mata yang tak hanya terlihat indah, namun juga menyimpan ketegasan serta kelembutan. Heeseung takkan pernah bosan menatap mata indah itu. Baginya menatap keindahan mata yang memancarkan pesona hangat itu dapat menyembuhkan jiwanya yang kelelahan akan penatnya kehidupan.
Rambut hitam milik Park Sunghoon juga merupakan keindahan lain yang dimiliki lelaki manis itu. Kelembutan serta kehalusan rambutnya seakan mengundang tangannya untuk menyentuhnya. Heeseung pernah mencium wangi rambut itu, aroma mawar menguar di setiap helai sutra halus rambut Sunghoon. Heeseung selalu mencuri kesempatan untuk mengelus rambut Sunghoon. Ia suka jika rambut itu tertiup angin dan bermain-main di jarinya seakan menampilkan suatu tarian.
Mata milik Lee Heeseung selalu mencari pergerakan Park Sunghoon di sekitarnya. Sebelum mengenal Sunghoon tak ada hal yang membuat Heeseung tertarik untuk diamati selama berjam-jam. Namun, mata seorang yang cerdas sepertinya tak mampu berkedip ketika menatap sosok jelmaan malaikat yang berada di dalam diri Sunghoon. Pesona Sunghoon membuat Heeseung memfokuskan matanya seolah tak ingin melewatkan setiap gerak-gerik si manis. Ia bersyukur matanya masih bagus hingga bisa menatap keindahan jelmaan malaikat yang selalu ditemuinya itu.
Otak merekam segala keindahan rupa sang malaikat penebar senyuman
Sejenak merenung kala menatapmu hingga menarik kesadaran
Kata indah tak mampu lagi mewakili akan penggambaranmu
Bagi seorang Lee Heeseung senyuman Park Sunghoon adalah sumber energi. Keindahan senyuman yang tercipta dari lengkungan bibir tipis ranumnya bagai penyemangat untuknya. Menurutnya Sunghoon sama sekali tidak cocok berwajah muram. Senyuman indah itu pun bagai mentari yang bersinar, terlihat menenangkan dan menentramkan jiwa hingga mampu menghilangkan rasa lelahnya. Senyuman seindah lukisan itu tidak hanya ditujukan padanya, namun juga kepada setiap orang. Hal itu membuat Heeseung berniat memonopolinya. Heeseung tak akan melewatkan serta membagi setiap sumber energi yang diberikan oleh Sunghoon kepada yang lainnya. Di dalam otaknya akan selalu terekam jelas senyuman indah itu dimana si manis hanya memberikannya untuk dirinya seorang.
Setiap kali menatap Park Sunghoon selalu membuat Lee Heeseung terdiam menyerap pesona si manis. Waktu yang dihabiskannya bersama Sunghoon begitu berharga, namun terkadang ia seakan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menatap si manis. Entah bagaimana lelaki manis itu dapat membuat Heeseung yang tenang menjadi seorang yang pendiam dalam kebisuan. Heeseung merasa waktu terhenti dan menenggelamkan kesadarannya jauh ke dasar. Perlu waktu untuk membangunkannya kepada alam sadar dunia nyata atau mungkin seseorang perlu menamparnya untuk menyadarkannya. Oleh karena itulah Heeseung berusaha untuk tidak terus melamun hingga membuat Sunghoon mencemaskannya atau salah tingkah karenanya, meskipun dalam hati ia menikmatinya.
Lee Heeseung tidak tahu harus mengatakan apa lagi untuk menggambarkan sosok Park Sunghoon. Kata indah sudah sering digunakannya hingga ia kehabisan kata-kata. Kali ini musikalitasnya menurun, walaupun orang lain berpendapat itu tidak ada hubungannya. Walaupun telah kehabisan kata-kata, Heeseung merasa Sunghoon berhak mendapatkan kata indah tersebut atau pun kata-kata sebelumnya karena kenyataan membuktikannya. Tidak ada yang buruk dalam diri si manis. Namun, Heeseung sedikit menyayangkan kemampuan si manis dalam seni menggambar. Dengan sekali melihat hasil karya Sunghoon membuat Heeseung menyadari bahwa setiap manusia memang tidaklah tercipta sempurna, akan ada kelebihan dan kekurangan yang menyertai setiap manusia yang terlahir dan berpijak di bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Singkat-Kisah Kita
Romance"Hanya berbagai macam cerita seputar Heeseung dan Sunghoon" 🦌🐧