Chapter 13. Hyung, aku mencintainya

1 0 0
                                    

• • •
"Yeobo! Apa masih belum bisa dihubungi?" Tanya Nyonya Yoo.
"Belum,"
"Coba hubungi Kim Gyosa saja," saran Nyonya Yoo.
"Ne"
"Tidak di angkat juga," jawab Tuan Yoon.

--*****--

"Ahjussi! Istirahatlah dulu," saran Sora.
"Aku baik-baik saja, aku akan pulang. Jangan lupa pakai bajumu," ucap Namjoon.
"Hah, yang benar saja! Apa yang ada di pikiranmu hah!" Bentak Sora kesal. Akhirnya Namjoon mulai beranjak keluar dari kamar Sora.
"Ahjussi, kau benar tidak apa-apa kan?"
"Aku sudah baik-baik saja. Jangan takut, ara!"

Namjoon mulai turun dan Sora melihat ponselnya, ternyata sudah terdapat 17 panggilan tak terjawab dari Appanya. Lalu Sora balik nelpon Appanya.
"Sora ya! Kenapa kau tidak menjawab telpon Appa, hah!" Bentak Tuan Yoon.
"Ahh, iya mianhae tadi aku lagi mandi," jawab santai Sora.
"Dasar kau ini, udah sebaiknya kamu cepat antarkan laptop Appa. Sebentar lagi meeting dimulai," Perintah Tuan Yoon.
"Emang Appa nggak bawa laptop?" Tanya Sora.
"Laptopnya lupa Appa bawa tadi. Udah jangan banyak tanya bawakan saja! Ohh iya, Kim Gyosa masih disitu?" Tanya Tuan Yoon.
"Iya, dia di bawah sudah mau pergi," jawab Sora.
"Hentikan dia!" Perintah Tuan Yoon.
"Untuk apa?"
"Biar dia yang mengantarkanmu,"
"Tapikan ada mobil, kenapa nggak pakai mobil aja"
"Pakai mobil lama, apalagi kalau macet. Dan kau juga masih amatir. Jadi jangan bawa mobil," Larang Tuan Yoon.

Sora pun memonyongkan mulutnya, "Baiklah…"
Sora menghampiri jendela kamarnya dan melihat Namjoon yang barusan menghidupkan motornya.
"AHJUSSI!" Teriak Sora dari atas.
"MWO?"
Sora pun memberi kode tunggu dengan tangannya. Kemudian dengan kekuatan The Flash ia mengganti pakaiannya dan turun menghampiri Namjoon.

"Ahjussi…"
"Kkamjjakiya!" Namjoon begitu terkejut melihat Sora yang sudah berada di sampingnya.
"K-ka… kenapa cepat sekali?"
"Ahjussi, lupakanlah!" Ucap Sora malas.
"Lalu, apa yang mau kau lakukan?" Tanya Namjoon.
"Ahjussi, antarkan aku ke kantor Appa!" Ujar Sora.
"Mau ngapain?"
"Antar laptopnya Appa yang ketinggalan. Dia mau meeting lupa bawa laptop. Hah, bagaiman bisa hal paling penting dilupakan?" Cibir Sora.
"Ohh, naiklah!" Suruh Namjoon.

Mereka pun berangkat.
"Sora ya!"
"Mmm,"
"Kenapa kau memanggil Nyonya yang di kafe itu, Eomma?" Tanya Namjoon.
"Dia Eomma keduaku setelah Eommaku,"
"Lalu? Kenapa kau mau memanggilnya Eomma?" Tanya Namjoon lagi.
"Karena dia peduli," jawab singkat Sora.
"Bukankah Eommamu juga peduli terhadapmu?"
"Ani. Dia peduli hanya jika aku dalam masalah,"
"Maksudnya?"
"Jika aku punya masalah dalam hal apapun maka dia akan prihatin dan peduli terhadapku. Tapi jika aku biasa-biasa saja maka dia juga begitu biasa-biasa saja. Apalagi jika nanti aku menjadi seperti Minmi, mungkin dia sudah tidak peduli padaku," jelas Sora.
"Kenapa kau bicara seperti itu?" Ucap Namjoon.
"Karena itu adalah kenyataan. Dahulu aku masih SD, aku adalah murid pintar. Tapi Appa dan Eomma tidak pernah peduli padaku. Yang selalu mengajariku adalah Eommanya Jungwon Oppa istri teman Appaku. Setiap aku memperoleh peringkat mereka hanya akan bilang 'bagus sayang lanjutkan prestasimu' tapi tak pernah memperhatikanku. Hingga akhirnya Eomma Jungwon Oppa meninggal mereka masih tidak pernah memperhatikanku. Itulah sebabnya aku menjadi Yoon Sora yang nakal dan suka bolos dalam bersekolah," jelas Sora panjang lebar.

"Jadi kau sudah kenal lama dengan Jungwon?" Tanya Namjoon.
"Iya, bahkan saat Eomma Jungwon Oppa meninggal aku sangat sedih. Karena dia, aku pernah merasakan mendapat kasih sayang seorang ibu," ucap Sora sedih mengenang masa lalunya.
"Lalu, apa yang sering diceritakan Jungwon tentang adik angkatnya itu, Sora? Lalu ikat rambut itu …" batin Namjoon.
"Ahjussi…"
"Haaah, apa Sora?"
"Bagaimana kau bisa mengenal Jungwon Oppa?" Tanya Sora.
"Ohh, Jungwon adalah …."

dreeett … dreeett …
"Ne Appa" Jawab Sora.
"Ya! Apa kau tidak bisa cepat? Meeting Appa sudah mau dimulai,"
"Ne, Appa araseo!" Sora pun menutup speaker ponselnya.
"Ahjussi… apa kau bisa lebih cepat? Appa sudah mau dimulai," Ucap Sora.
"Iya, tapi …."
"Ahjussi… kau bisa balap kan? Kalau begitu balaplah. Lagipula aku butuh hiburan,"
"Tapi Sora, aku tidak bisa balap,"
"Ahh, Ahjussi… coba saja! Appa memburu kita sekarang,"
"Ne Appa! Iya sebentar lagi!"
"Ahjussi cepatlah!"

Nal Sarang HajimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang