102 30 2
                                    

⚠Sebelum membaca tolong beri vote dan jangan lupa untuk tinggalkan komentar!😁
⚠Disarankan untuk mendengarkan lagu di atas🎧🎶

Selamat membaca🌸








Kyoto, 15 Maret 2020

Aien dan Hyunjin duduk di atas ayunan. Sudah 10 menit mereka tak bertegur sapa bahkan saat ini mereka hanya terdiam menikmati sensasi terpaan angin musim semi.

"Kata kak Minho, kau ingin berbicara denganku? Tentang apa?" Pada akhirnya Aien membuka percakapan itu. Hyunjin menghentikan ayunannya lalu menoleh pada Aien. Sial, dari samping saja ia mirip seperti Jeongin. Karena Aien rasa Hyunjin tak mau berbicara, ia pun memutuskan untuk mengatakan apa yang ingin ia katakan.

"Kak Hyunjin, namaku Aien Matsuo. Umurku 20 tahun dan aku bukan reinkarnasi tunanganmu. Senang berkenalan denganmu." Aien mengulurkan tangannya pada Hyunjin. Ia ingin merasakan berjabat tangan dengan orang yang ditakdirkan oleh Kami-sama dan roh hutan.

Sedangkan Hyunjin hanya memandangi uluran tangan dari Aien. Gerakan tangan Hyunjin yang secepat kilat membuat Aien terkejut. Pasalnya tangannya ditarik oleh Hyunjin agar masuk dalam dekapannya.

"Maaf, izinkan aku seperti ini sebentar saja." Aien mengangguk.

"Masih sama meskipun kau agak gugup." Hyunjin melepaskan pelukannya. Ia menangkup kedua pipi Aien yang nampak merona.

"Huh? Sudah kukatakan aku bukan tunanganmu." Mata Aien tak berani menatap mata Hyunjin yang terkesan mengintimidasinya.

Hyunjin tersenyum dan mencubit kedua pipi Aien hingga sang empu berteriak kesakitan.

"Itai Itai Itai! Baka! (Sakit sakit sakit! Bodoh!)." Aien menepuk-nepuk kedua tangan Hyunjin yang masih mencubit pipinya.

"Oi baka! Yappari anata wa hontou ni Jeongin desuyone. Yokatta desu. (Hei bodoh! Sudah kuduga kau adalah Jeongin. Syukurlah)." Hyunjin menepuk-nepuk kepala Aien sembari tersenyum.

"Sudah kukatakan aku bukan tunanganmu. Namaku Aien. Jika aku reinkarnasinya mungkin sekarang aku baru dilahirkan di dunia." Aien mengatakannya dengan lumayan pelan. Entah kenapa ia tak ingin membentak Hyunjin. Ia juga merasa nyaman kepalanya ditepuk. Rasanya seperti sudah lama sekali ia tak merasakannya.

"Benar," Hyunjin menjeda kalimatnya dan berhenti menepuk-nepuk kepala Aien.

"Aku tahu kau bukan dia tapi, jika Kami-sama memilihmu untuk menggantikannya, aku dengan senang hati menerimanya"

Deg

Deg

Deg

Sial! Kenapa jantung Aien berdetak lebih cepat dari biasanya? Gila! Ini benar-benar gila!

"Tidak mungkin aku menyukainya kan? Ini terlalu cepat," gumam Aien dalam hati.

"Maaf, kemarin malam aku sudah memikirkan hal ini. Setelah ini aku akan mencoba menyukaimu sebagai Aien Matsuo bukan Yang Jeongin. Terlepas kau adalah reinkarnasinya atau bukan. Bukankah ini adalah takdir yang diberikan oleh roh hutan dan Kami-sama?" Hyunjin mengikis jarak mereka berdua. Ia mencium kening Aien yang tertutup poni membuat Aien membeku di tempatnya. Tiba-tiba saja kelopak bunga sakura berjatuhan. Aneh, baru kemarin lusa sakura mulai mekar.














Nampaknya Kami-sama sedang merestui awal kisah cinta mereka.









"Dan aku roh hutan, juga merestui kalian. Semoga nasib buruk tak menimpa jiwa kalian kembali.", Angin musim semi yang melewati mereka itu membawa suara dari hutan. Dan tentunya mereka tak dapat mendengarnya.

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

Ost. Episode 04 "Umarekawari" by:
ONE N' ONLY ~ Destiny







つづく。

Umarekawari (Hyunjeong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang