Waktu berjalan sangat cepat, sudah 1 minggu lamanya dan sekarang adalah waktu yang ditunggu-tunggu. Ramai riuh suara insan saling berinteraksi, gedung yang sudah dihias sedemikian rupa, kursi-kursi yang sudah berbaris dengan rapi.
Digelarnya karpet merah menambah glamour pemandangan di gedung itu. Serta alunan musik yang merdu menambah suasana menjadi tentram dan damai.
Inilah hari yang sudah ditunggu oleh semua orang terutama bagi keluarga Aqlan dan Qabila. Inilah hari bahagia mereka, yang dimana pasa hari ini akan mengucap janji yang sakral. Tepat pukul 09.00 nanti mereka akan memulai acaranya yaitu acara ijab kabul.
Satu per satu tamu sudah berdatangan ingin menyaksikan ijab kabul mereka, keluarga Aqlan juga sudah sampai di parkiran dan perlahan berjalan kedalam gedung untuk mempersiapkan diri.
Sekitar 10 menit sudah tamu duduk dengan rapi, dan penghulu pun sudah siap menikahkan mereka. Jantung Qabila berdegup sangat kencang serasa ingin keluar dari tubuhnya setelah mendengar Aqlan akan mengucapkan ijab kabul.
Ia takut Aqlan gugup dan tidak lancar mengucapkannya. Qabila terus berdoa kepada Allah agar dimudahkan pernikahannya.
Dan....
"Bagaimana saksi? Sah?"
"SAH!" jawab para saksi dan tamu.
"Alhamdulillah," lirih Aqlan.
Ditempat lain Qabila menangis haru. Sekarang ia telah sah menjadi istri dari Aqlan Harith Ridauddin, laki-laki yang selama ini telah mengejarnya kini ia berhasil mendapatkan hati Qabila.
"Alhamdulillah Bil, kamu sudah sah menjadi istri Aqlan," ucap haru Rahma.
"Iya bu. Alhamdulillah tapi...."
"Tapi apa nak?"
"Qabila tidak menyangka akan menjadi istri mas Aqlan yang ngeselin itu," Qabila sudah tidak bisa membendung air matanya lagi, kini air matanya tumpah.
"Itulah. Jodoh tidak ada yang tau, datang tiba-tiba,"
"Iya bu,"
Setelah bercakap-cakap sebentar, Rahma membawa putri semata wayangnya keluar dari kamar untuk menuju kebawah.
Perlahan tapi pasti. Qabila mampu menghipnotis semua tamu terutama Aqlan, matanya tidak berkedip saat melihat Qabila begitu cantik dan anggun mengenakan baju pengantin.
"Assalamu'alaikum," ucap Qabila.
"Wa'alaikumsalam," jawab semua orang yang ada disana.
"Mempelai wanita silahkan duduk disamping mempelai laki-laki," ujar sang penghulu.
Qabila mengangguk.
Kemudian Qabila meraih tangan Aqlan, hendak ingin mencium tangannya. Dan Aqlan pun membacakan do'a untuk sang istri. Disentuhnya kepala Qabila dan mulut Aqlan berkomat-kamit membacakan do'a, setiap do'a yang diucapkan Aqlan selalu diamini oleh Qabila.
Setelah selesai Aqlan mencium kening Qabila. Baru kali ini Qabila dicium oleh laki-laki didepan banyak orang, sebenarnya ia malu menjadi tontonan seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi rasa malu itu harus Qabila tahan.
☆☆☆☆
Acara yang meriah itupun sudah selesai kini gedung yang tadinya ramai menajdi sepi dan sunyi hanya beberapa orang saja yang masih ada di gedung itu.
"Kita tidak tinggal di rumah orangtuaku ataupun di rumah orangtuamu," ucap Aqlan disela-sela sedang mengganti baju.
"Lah terus? Kita pulang kemana?" sahut Qabila panik.
"Rumah kita,"
Jawaban Aqlan mampu memberhentikan kegiatan Qabila yang ingin memakai kerudung instannya.
"Rumah kita?"
"Apa ucapanku salah?"
Qabila menggeleng.
Ucapan Aqlan sama sekali tidak salah hanya saja ia cukup terkejut. Ternyata Aqlan sudah menyiapkan ini semua dari jauh-jauh hari.
"Pasti kaget kan aku udah nyiapin rumah untuk kita tinggal?"
What?
Kenapa Aqlan bisa tahu isi pikiran Qabila saat ini. Macam cenayang saja. Karena menahan malu Qabila hanya terdiam dan melanjutkan kegiatannya.
Namun, Aqlan tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Aqlan menyentuh bahu Qabila dan sedikit memeluknya dari belakang.
"Aduh, ngapain sih mas Aqlan make meluk-meluk gue,"
Qabila merutuki dirinya sendiri kalau sampai pipinya memerah akibat ulah Aqlan.
"Sudah aku bilang kan? Aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan hatimu, sayang,"
Apa? Aqlan mengucapkan "sayang", Qabila ingin terbang saja rasanya. Menurutnya Aqlan terlalu manis, sangat manis seperti coklat.
Perlahan Qabila membalikkan tubuhnya agar menghadap Aqlan. Dan benar kini pipinya sangat merah seperti memakai blush on ia tidak peduli mau dibilang oleh Aqlan.
Yang perlu Qabila tunjukkan adalah rasa syukurnya karena sudah dipertemukan dengan Aqlan. Laki-laki yang selama ini ia anggap sebagai pengganggunya, sekarang sudah menunjukkan keseriusannya secara langsung.
Qabila pikir dulu Aqlan hanya main-main mengenai isi hatinya kepada Qabila tapi ternyata pernyataan itu salah besar.
"Mas, maafin Qabila ya karena dulu sering menolak mas. Qabila sadar kalau mas serius sama Qabila, dan maaf sudah membuat pernyataan kalau mas tidak akan serius sama Qabila,"
Inilah kata yang ditunggu-tunggu oleh Aqlan selama ini, akhirnya perjuangan Aqlan tidak sia-sia. Begitu banyak rintangan yang dihadapi saat berusaha untuk mendapatkan Qabila.
Benar kata pepatah. Perjuangan yang keras tidak akan mengkhianati hasil. Itulah yang ia dapatkan sekarang. Membuahkan hasil yang manis. Aqlan berhasil mendapatkan Qabila.
Aqlan masih memandangi wajah teduhnya. Ia meneliti setiap inci dari wajah Qabila mulai dari alis, kedua matanya, hidungnya, dan bibir mungilnya.
Setelah selesai meneliti wajah istrinya itu, Aqlan merentangkan tangannya memberi kode agar Qabila memeluknya. Qabila sangat peka dengan apa yang diinginkan olehnya.
Kemudian....
Qabila menyambut hangat pelukan dari sang suaminya itu. Ruang pengganti inilah yang menjadi saksi kisah cinta mereka.
Tak menunggu waktu lebih lama lagi mereka langsung membereskan barang-barang mereka dan akan dipindahkan ke rumah baru yang telah disiapkan oleh Aqlan.
Kisah cinta yang baru akan segera dimulai, kedua hati sudah disatukan yang tadinya hanya "Aku" dan "kamu" sekarang berubah menjadi "KITA" suka dan duka akan dijalani bersama.
Assalamu'alaikum semua🥰maaf ya Partnya sedikit, intinya jangan lupa ramein ya gais. Vote dan komen sebanyak-banyaknya!🙌
Alvrvdia;)
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA AQLAN (On Going)
Humor⚠️(SLOW UPDATE)⚠️ ROMANCE COMEDY "Ya sudah kita nikah saja biar jadi mahram!" ☆☆☆☆ Bagaimana rasanya jika kalian di kejar-kejar oleh laki-laki tampan, kaya raya, dan selalu ingin mendapatkan apa yang ia inginkan rasanya bahagia bukan? Jika mempunya...