12

111 13 11
                                    

"Inoo chan, apa yang kau lamunkan? Ayo cepat" Daiki menarik paksa tangan Inoo.

"Eh~ aku tidak mau keluar~"

"Ayolah, kita memenangkan pekan olahraga untuk berkaryawisata disini kan? Bangunlah Inoo chan~!" Satu tarikan yang kuat dari Daiki berhasil  membuat Inoo berdiri.

Sayang kan jika Inoo tidak menikmati suasana di Kyoto?

Lagipula kelas mereka berjuang mati matian untuk memenangkan karyawisata ke Kyoto, dan sekarang Inoo malah tidak mau menikmatinya.

"Ayo, semuanya sudah menunggu di bukit belakang" Daiki menarik Inoo di sepanjang jalan mereka menuju bukit belakang. 

Dengan hari yang tidak bisa dikatakan terang lagi, Daiki sedikit kesusahan menggeret Inoo menuju bukit belakang dimana kelas mereka akan melakukan uji nyali nanti. Bukan karyawisata namanya jika tidak melakukan uji nyali. 

Berhubung pemilik penginapan ini adalah sahabat baik kepala sekolah, selain gratis, semua akses di penginapan ini juga terbuka secara tidak terbatas untuk mereka. Belum lagi dengan penginapan terbuka dan makanan enak penginapan yang dibuat oleh koki koki berbintang 5 dari Kyoto. 

Kurang beruntung apa lagi mereka?

"Ah, itu mereka!" Pekik salah satu siswa sambil menunjuk ke arah Daiki dan Inoo yang berlari ke arah mereka.

"Maaf kami terlambat" 

"Tidak apa apa, cepat ambil undian kalian" ucap ketua kelas.

Daiki dan Inoo kemudian mengambil undian mereka lalu berbaur dengan teman teman mereka yang lain. Setelah mereka semua berkumpul, barulah uji nyali dimulai. Si ketua kelas dan perangkat kelas pun mulai memanggil satu per satu murid sesuai dengan nomor undian mereka. 

"Nomor 3!"

"Baik!" Pekik Daiki dan Inoo bersamaan.

"Eh?! Aku berpasangan denganmu?! Oi! Kenapa ada 2 undian nomor 3 di kotak undian laki laki?!" Pekik Daiki tidak setuju.

Sejak kemarin, Daiki berharap dia berpasangan dengan siswi primadona kelas mereka, Matsuoka Mayu. Matsuoka mungkin akan memeluknya dari belakang saat para guru yang berperan sebagai hantu menakuti mereka, mengingat dia adalah salah satu murid penakut selain dirinya di kelas. Tapi sekarang dia malah berpasangan dengan Inoo yang terlihat tidak menikmati uji nyali ini.

"Siswa di kelas kita terlalu banyak, Arioka kun, karena itulah kami menaruh 2 nomor undian yang sama. Lagipula Inoo kun itu cukup feminim bukan? Beruntung kau tidak mendapatkan pasangan seperti Nikaido" ujar Ketua kelas sambil menunjuk Nikaido yang sedang berlari entah mengejar apa.

Daiki menghela nafasnya. 

Sepertinya dia dan Inoo memang tidak bisa dipisahkan.

"Ayo Inoo chan" Daiki menarik pelan Inoo.

"Pohon di hutan ini sudah ditandai dengan pita merah, kalian hanya perlu mengikutinya oke? Ini senter kalian" 

"Ngomong ngomong, siapa yang menjadi hantunya?" Tanya Daiki sambil mengambil senter dari ketua kelas.

"Ueda sensei, Takaki sensei dan Yabu sensei"

Wajah Daiki langsung memucat. Takaki dan Ueda bukanlah kombinasi guru yang bagus. Perlukah Daiki ingatkan bagaimana lelucon dan kebohongan yang Takaki dan Ueda lakukan saat april mop?

Mereka berdua berkomplot dan membuat satu sekolah heboh saat mereka mengatakan bahwa kepala sekolah meninggal karena serangan jantung. Dan bukannya memberi mereka berdua hukuman atau apa, Kepala sekolah malah dengan santainya mengatakan tidak apa apa karena hari itu hari april mop saat seisi sekolah tau itu hanyalah bualan dari Takaki dan Ueda.

Reach youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang