Chapter 8 {melepaskan}

4.5K 492 32
                                    

Happy Reading🌠
.
.
.

Gulf terbangun keesokan paginya, Ia menyadari bahwa yang ada di kamar ini hanyala Ia sendiri.

Ia mulai mengedarkan pandangannya, keadaannya lebih baik walaupun masih ada beberapa luka yang terasa perih.

Ia menatap ruangan yang menjadi tempatnya beristirahat 2 hari ini, ruangan yang di dominasi warna merah tua serta barang-barang kuno yang terlihat mahal.

Keadaan di ruangan itu juga sangat bersih, Ia menyadari bahwa Ia sedang berada di istana milik Mew, namun Ia belum mengetahui kamar siapa yang Ia tempati, hanya ada sebuah foto keluarga dengan 2 orang anak kecil laki-laki tanpa senyum di foto itu.

Di sisi kiri bawah foto hanya ada tulisan Jongcheevevat yang di tulis dengan pena tinta tebal, saat Gulf tengah menelisik lebih dalam ke foto tersebut

Tok tok tok...

Gulf menoleh saat melihat pintu kamarnya terketuk, Ia tiba-tiba merasa takut jika yang akan masuk ke kamar itu adalah Mew, Ia meringkukkan tubuhnya bersama dengan kakinya, meninggikan selimut yang tadinya berantakan sehabis Ia bangun tidur sampai ke kepalanya.

"Dik, kamu sudah bangun? Bagaimana keadaanmu?"

Gulf sedikit bernafas lega mengetahui bahwa perawat kemarin lah yang masuk mengantarkan makanan kepadanya.

Perlahan Gulf menurunkan selimut yang menutup wajahnya, lalu mengangguk pelan.

Perawat itu menaruh makanan Gulf di atas nakas disamping tempat tidurnya, tidak lupa dengan beberapa obat-obatan yang harus Gulf minum selama masa pemulihan.

"Jangan lupa di makan makanannya, setelah itu disini ada obat yang harus adik minum" Perawat mengambil makanan yang ada di nakas tersebut lalu menyerahkannya kepada Gulf.

Gulf hanya terdiam menatap mangkuk makanan di hadapannya.

"Dik?" panggil suster tersebut.

"Sa-saya tidak lapar." cicit Gulf pelan.

Perawat itu terlihat menghela nafas pelan, Ia kembali menaruh mangkuk makanan tersebut.

"Tapi adik harus makan dalam masa pemulihan, walaupun sedikit ini akan membantu penyembuhan" ujar perawat itu menjelaskan.

Gulf memainkan ujung selimut dengan jari-jari tangannya, pandangannya menatap ke arah selimut yang Ia mainkan.

"Tapi saya sudah tidak ingin hidup lagi,jadi untuk apa sembuh" gumam Gulf pelan.

Perawat itu memasang ekspresi prihatin, Ia tidak tahu apa yang menimpa seorang remaja berusia 17 tahun dan berakhir di istana milik klan vampire.

"Baik, jika adik belum lapar sekarang, namun makanan itu harus tetap di makan, saya akan keluar dahulu, nanti saya akan kembali lagi untuk mengganti perban adik dan juga mengecek jadwal untuk adik minum obat" Perawat itupun beranjak berdiri meninggalkan Gulf yang tengah terdiam menatap makanan yang belum Ia sentuh lengkap dengan segelas air dan juga plastik obat-obatan tablet.

Gulf menatap mangkuk berisi makanan yang masih utuh, Ia mengambil mangkuk itu, namun hanya memegangi bagian bawahnya yang terasa hangat.

Flashback on

Gulf baru saja pulang dari kastil sehabis menemui Mew, ini kedua kalinya Ia membawa bungkusan penuh makanan mewah.

Adik-adik nya berlarian membawa bungkus makanan itu, Ada yang mengambil piring dan juga ada yang menyiapkan meja makan serta minum.

Love Doesn't Feel✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang