Red Fox - Blue eyes

11 0 0
                                    


"Hans..." Melihat Hans yang terdiam dengan tanpa pikirannya, Irene lantas memanggilnya.

"Ya, Irene?"

"Kenapa kau terdiam?"

"Tidak apa-apa. Aku hanya memikirkan sesuatu."

Melihat ekspresi serius Hans, sifat jahil Sheila muncul dan menggoda Hans.

"Oh ya, Hans, baru kali ini aku melihatmu di akademi sepagi ini. Ada apa? Apa ada yang terjadi?"

Hans yang biasanya tiba dikelas tepat sebelum jam pelajaran pertama dimulai atau bahkan telah dimulai, hari ini datang saat belum banyak murid datang. Dengan kata lain datang terlalu awal.

"Tidak tidak, tidak ada apa-apa kok. Aku hanya ingin berangkat pagi saja, hehe..."

Jawaban dan tawa canggung dari Hans membuat kedua gadis didepannya curiga. Dan setelah ditekan oleh kedua gadis itu terus-terusan, akhirnya Hans menyerah.

"Baiklah... Sebenarnya ini adalah rahasia, tapi ya sudahlah. Berhubung kalian berdua teman dekatku. Hari ini aku ingin mengambil foto bersama Rian Senpai."

"Rian Senpai? Senpai penjaga perpustakaan itu? Memang kenapa?"

"Kalian tidak tahu? Pas liburan kemarin aku lihat Rian Senpai sedang crossdressing. Awalnya aku ragu, tapi setelah aku mendekat aku baru yakin kalau itu Rian Senpai. Setelah aku bicara padanya dia mengizinkanku untu mengambil fotonya waktu itu."

"Dan apa hubungannya itu denganmu pagi ini?" Kali ini Irene yang bertanya.

"Hari ini aku punya janji dengan Rian Senpai di ruang ekskul drama. Karena terlalu semangat aku jadi bangun terlalu pagi. Hehe..."

"Tak biasanya kau membuat janji dengan seseorang."

"Bilang saja kalau kau iri, Sheila."

"Hah? Aku? Iri? Apalagi padamu? Ugh, itu tidak mungkin!"

"Sudahlah kalian berdua, cukup bertengkarnya sampai disini. Dan sebaiknya kau ke kelasmu Hans."

"Baik, baik. Oh, ya. Apa kalian mau ikut denganku nanti?"

"Untuk apa-" Sheila berusaha untuk menolak tawaran Hans untuk ikut dengannya bertemu dengan Rian Senpai, namun...

"Tentu! Itu pasti menarik. Melihat Senpai yang biasanya menjaga perpustakaan melakukan crossdressing. Aku pasti datang" Irene yang tertarik menerima tawaran Hans dan menarik paksa Sheila ikut dengan mereka berdua dalam beberapa jam kedepan.

Seusai pelajaran terakhir....

"Ugh... Kenapa aku harus ikut..."

"Hehehe..."

"Sepertinya kau lebih bersemangat dariku, Irene."

Saat ini, Hans, Irene dan Sheila sedang berjalan menuju ruang ekskul drama.

Meski pada dasarnya akademi ini adalah akademi sihir, tapi disini juga ada jalur pendidikan umum. Dan tentu saja kegiatan ekstrakurikuler.

Meski tidak begitu diminati, ada banyak kegiatan ekskul yang bisa diikuti. Dan ngomong-ngomong, Hans merupakan salah satu anggota klub drama. Sedangkan Irene anggota klub memanah dan Sheila adalah anggota klub majalah sekolah.

Saat mereka bertiga berjalan sambil mengobrol, tak terasa mereka sudah tiba didepan kelas yang digunakan untuk ruang ekskul drama.

Namun saat mereka mau membuka pintu ruang drama, terdengar seseorang bertindak dari dalam. Hans cepat-cepat memutar kenop pintu dan membukanya. Dan yang mereka temukan ada....

"Anesan! Ini terlalu memalukan bagiku!"

"Hoho... Padahal kau sangat keren lho dengan penampilan seperti ini."

Seorang anak laki-laki berambut hitam sedang berlutut dengan satu kaki sambil menutupi wajahnya. Dan didepannya, seorang anak perempuan (yang bisa dibilang) tampan sedang mengamati.

"Kau sudah tampan Xander, yang kau perlukan hanyalah berbicara pada gadis itu dan mengajaknya kencan."

"Sudah kubilang itu mustahil bagiku. Aku bukan Sandra onee-chan yang bisa berbicara didepan orang banyak."

"Siapa yang bilang kau harus mengatakannya didepan orang banyak? Kaukan bisa mengajaknya saat kalian hanya berdua seperti beberapa malam yang lalu?"

Menyadari Hans dan yang lain ada didepan, gadis itu lalu menyapa mereka.

"Oh Hans, kau sudah datang! Masuklah. Kalian berdua juga."

"Baiklah. Permisi."

"Maaf aku terlambat, Rian Senpai."

"Tak apa yang penting kau datang."

Menyadari ada orang lain yang datang, anak laki-laki yang bersama dengan Rian yang dipanggilnya Xander, berdiri dan berniat pergi. Namun begitu melihat siapa mereka, "Ah!" Dia langsung kabur. Melalui Jendela.

"Ah, maafkan dia ya. Dia tidak bermaksud buruk kok."

"Tidak apa-apa Rian Senpai. Aku tau kok dia kabur karena apa."

"Dia..."

"Senpai, siapa anak itu?"

Hans yang tau siapa anak itu menjawab. Irene hanya terdiam mengingat mata biru terang milik anak itu. Sedangkan Sheila yang penasaran bertanya.

"Dia adik bungsu ku. Dia pemalu dan suka kabur, jadi wajar kalau kalian jarang melihatnya."

Isekai no Kuroi Tenshi : Side StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang