marked footprints

79 8 0
                                    

duarrr!!!

bunyi dentuman suara menggelegar cukup keras yang mengikuti kilatan cahaya membuat beberapa anak berteriak terkejut.

pluem hanya menoleh ke arah teman temannya yang masih ribut dengan malas. dia sendiri tidak terlalu terkejut karena sejak awal pluem menatap ke arah lapangan dan sudah melihat kilatan cahaya yang bahkan tampak menggaris di langit.

'geluduk nya besar nih' itulah yang ada dalam kepala pluem sesaat sebelum bunyi yang mengikuti kilat datang.

sejak tadi pluem memang hanya duduk melihat air hujan yang belum juga memberi tanda akan berhenti turun. di lapangan masih berserakan benda benda yang sedang mereka kerjakan untuk persiapan kegiatan. saat hujan tiba tiba turun, semua anak yang berada di tempat terbuka segera berlari untuk berteduh dan meninggalkan nya begitu saja, berniat saat hujan reda nanti akan melanjutkan kembali. namun sudah satu jam lebih, hujan yang mereka tunggu tidak juga pergi.

tidak jauh dari tempat pluem duduk, para seniornya malah asyik bernyanyi dengan iringan gitar dan tabuhan meja. beberapa teman pluem pun akhirnya banyak yang bergabung, entah ikut berkerumun ataupun hanya sekedar ikut menyanyi dari tempat mereka duduk.

hiburan khas yang selalu mereka lakukan setiap kali berkumpul saat senggang atau ketika berkemah saat malam hari di antara jeda kegiatan. gitar yang mereka pakai pun merupakan gitar inventaris senior dari entah angkatan berapa.

"kenapa kak? kaget ya?"

pluem kembali menoleh saat mendengar salah satu senior nya bertanya, yang sudah jelas di tujukan pada siapa.

hari itu hanya ada anak tingkat 3 dan 2, dan karena yang berkata 'kak' merupakan anak tingkat 3, itu artinya ditujukan pada satu satunya anak yang merupakan senior mereka semua.

oaujun

pluem melihat oaujun yang duduk bersama para senior tingkat 3 itu terlihat sedikit pucat. satu tangannya tampak menarik kerah kemejanya, dan, mungkin mata pluem yang salah, tapi nafas oaujun terlihat tidak beraturan dan tangannya juga sedikit gemetar

oaujun tampak tidak tenang

padahal sebelum nya dia juga ikut bernyanyi dengan riang meski kadang off tune.

"ah, aku ke toilet dulu ya"

mata pluem masih mengikuti oaujun yang tergesa menuju kamar mandi, memiringkan kepalanya sedikit, berpikir

'apa se mengagetkan itu suara tadi'

menoleh pada anak anak yang lain, tampaknya efek dari suara petir terhadap mereka semua sudah reda, masing masing sudah kembali bersenda gurau.

lagipula biasa nya orang juga hanya akan terkejut sebentar, tidak sampai pucat hanya karena suara petir.

kecuali, jika orang itu takut petir.

mengerutkan kening nya, pluem kembali memiringkan kepalanya sedikit sebelum menggeleng

'nah, oaujun tidak terlihat seperti anak yang takut dengan petir, justru sebaliknya malah'

mengangkat bahu, pluem tidak lagi memikirkan sikap oaujun yang aneh karena di saat yang sama dari arah lapangan pluem melihat seorang anak yang berjalan menggunakan payung menuju ke arahnya

"untung tadi pagi mama menyuruhku bawa payung di tas" kata anak itu begitu berdiri di depan pluem "kamu pasti nggak bawa, ini tadi aku mampir minimart kampus beli"

pluem menerima payung lipat yang masih baru dari fiat "ada sih, tapi di mobil. mom menyuruhku selalu sedia satu soalnya"

"hee..." fiat mengedarkan pandangan nya sejenak sebelum duduk di sebelah pluem "ini nungguin reda berarti? belum selesai kan?"

the kid ship ~ 暗闇からの音Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang