66 16 1
                                    

⚠Sebelum membaca tolong beri vote dan jangan lupa untuk tinggalkan komentar!😁
⚠Disarankan untuk mendengarkan lagu di atas🎧🎶

Selamat membaca🌸





Kyoto, 19 Maret 2020

Hari ini Aien dan Hyunjin sedang berada di kuil Toyokuni

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Aien dan Hyunjin sedang berada di kuil Toyokuni. Mereka berdua disuruh oleh Minho untuk menjadi saksi ia melamar kekasihnya, Han.

Dengan segenap rasa cintanya selama ini, Minho benar-benar mengabulkan permohonan seorang Han Jisung, pria yang begitu berharga baginya. Kini keduanya berada di bawah pohon sakura kuil Toyokuni. Langit biru menjadi latar belakang yang indah untuk hari ini. Nampaknya Kami-sama merestui takdir cinta mereka.

"Han Jisung,
Saat pertama kali kita bertemu, aku rasa itu adalah hal yang paling tepat.
Berbagai macam masalah telah kita hadapi bersama.
Tingkahmu yang konyol, tak terduga, cerewet bahkan ceroboh selalu mengisi hari-hariku
Dan aku menyukainya.
Terima kasih telah lahir di dunia ini,
Terima kasih telah bertemu dengan kakak,
Terima kasih telah membuat hari-hari kakak lebih berwarna,
Terima kasih telah menjadi kekasih kakak hingga saat ini,
Terima kasih karena tetap mencintai kakak hingga saat ini,
Han Jisung,
Kini di bawah langit yang biru,
Di bawah pohon sakura,
Di kuil Toyokuni,
Aku ingin mengatakan sesuatu,
Tolong dengarkan baik-baik karena kakak nggak bakal mengulanginya lagi."

Jisung mengangguk malu. Rona merah bak buah persik menjalar dari pipi tembamnya hingga telinga. Sedangkan, Minho telah berjongkok dihadapan Jisung dengan kotak beludru berwarna merah marun. Perlahan ia membuka kotak tersebut di hadapan Jisung, sebuah cincin perak dengan ornamen permata di tengahnya mengundang atensinya.

"Han no dannasan ni nattemo ii?Kono oishii gohan o mainichi tabereru youni naritai""Han, bolehkah aku menjadi suamimu?Aku ingin makan masakanmu setiap hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Han no dannasan ni nattemo ii?
Kono oishii gohan o mainichi tabereru youni naritai"
"Han, bolehkah aku menjadi suamimu?
Aku ingin makan masakanmu setiap hari."

"Mochiron kotae wa iesu dayone~ baka!"
"Tentu saja jawabannya iya, bodoh!"

Keduanya pun tertawa, begitu pun dengan kedua saksi pagi ini.

Minho segera memasangkan cincinnya pada jari manis kiri Han, begitu pun sebaliknya. Hyunjin dan Aien yang menyaksikannya bertepuk tangan. Tak lupa mereka mengatakan "omedetou!" berkali-kali. Suasana haru pun menyelimuti kejadian sakral tersebut. Selang beberapa detik Minho menarik tengkuk Han untuk berciuman. Menyalurkan rasa cinta mereka yang tak berujung bak semesta.

Hyunjin tak tinggal diam, ia menutup kedua mata Aien dengan kedua telapak tangannya yang besar.

"Aku sudah besar, kak!" Aien mem-pout-kan bibirnya. Ia ingin melihat adegan romantis temannya.

"Kau masih kecil bagi kakak." Hyunjin tersenyum mendengar protes pria manis itu.









Hyunjin sedang menjadi fotografer Minho dan Han, sedangkan Aien hanya memperhatikan mereka. Karena bosan, ia memutuskan berdoa saja pada Kami-sama, mumpung masih berada di kuil Toyokuni.

"Kak, aku mau berdo'a ya?" Hyunjin tidak menggubrisnya. Mungkin karena fokus menjadi fotografer dadakan dari pasangan minsung. Aien yang merasa terabaikan pun berjalan ke arah kuil.

Saat ini Aien berada di depan Ema. Ia mengambil satu Ema dan menuliskan permohonannya.

これからもヒョンジンくんと一緒に側に居て、ずっと幸せに生きてるように。
(Korekaramo Hyonjin-kun to issho ni soba ni ite, zutto shiawase ni ikiteru youni.)
"Semoga aku kan terus bersama kak Hyunjin dan hidup bahagia selamanya."

Saat Aien menggantungkan ema-nya, tiba-tiba kepalanya terasa sangat pusing. Ia memijat keningnya tapi yang ada tubuhnya oleng ke kanan. Ia merasa dunia sedang berputar. Ia jatuh terduduk di atas tanah. Sesekali merintih kesakitan.

"Hi! Namaku Jeongin, Yang Jeongin kelas 10-A."

"Hari ini Kak Hyunjin menggiring bola sangat keren. Meskipun kalah, banyak orang yang sudah bangga sama usaha kakak tadi!"

"Tentu saja jawabannya iya, iya aku mau jadi kekasih kakak!"

"Dokter bilang apa kak?"

"Maaf, aku merepotkan kak Hyunjin lagi."

"Yeji, sepertinya tidak ada harapan untuk aku tetap bersama kak Hyunjin selamanya ya?"

"Dokter Chan, tolong bilang ke Kak Hyunjin aku baik-baik saja. Aku tidak ingin mengganggu program magangnya."

"Surprise! Happy birthday kak Hyunjin!"

"Ini hadiah untuk anniversary kita yang ke-5."

"Kak, terima kasih telah sabar membantu dan menjaga adek hingga saat ini. Maaf, adek hanya bisa merepotkan kakak saja." Jeongin menyeka air matanya yang jatuh.

"Adek mencintai kakak. Sangat! Hari ini, esok, bahkan setelah adek dilahirkan kembali, dan selamanya adek akan tetap mencintai Kak Hyunjin seorang."

"Sampai jumpa! Adek akan menunggu kakak di bawah pohon sakura!"

Dan seketika semuanya menjadi gelap.


"AIEN!"

Drap

Drap

Drap

"AIEN!"

"Minho! Tolong pesan taksi! Cepat! Kita harus bawa Aien ke rumah sakit terdekat!" panik Hyunjin lalu meletakkan kepala Aien di pahanya. Dan terus menggenggam tangan kecil Aien.

"Jin, tenangkan dirimu. Aku sudah menghubungi taksi dan Han sudah menghubungi kakak Aien. Semua akan baik-baik saja. Aien itu sehat dan dia adalah anak yang kuat."

"Bagaimana aku bisa tenang? Aku takut.. kau tau kan?" Hyunjin berbicara sembari tak mau melepaskan atensinya pada Aien.

"Taksinya sudah di depan! Ayo kita bawa Aien!" Minho sedikit berteriak menghampiri mereka. Hyunjin yang mendengar itu segera menggendong Aien dan berlari ke taksi.

"Kak, aku takut." Han menghampiri Minho.

"Ssst... Aien pasti baik-baik saja. Lagipula dia kan tidak memiliki riwayat sakit yang parah. Ssst..." Minho menepuk-nepuk punggung Han agar kekasihnya tenang.

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

Ost. Episode 08 "Umarekawari", by:
One N' Only ~ Only One for Me










🌸 Omedetou: ucapan selamat

つづく

Umarekawari (Hyunjeong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang