Hai.. Namaku Raina anatsya orang terdekatku memanggilku Ana tetapi kebanyakan memanggilku Raina, aku anak kedua dari empat bersaudara jika kalian mengenal ku, aku adalah gadis pendiam menurut beberapa orang, kalian akan mengira aku gadis yang membosankan pada awalnya, tapi sejujurnya aku humoris untuk teman-teman yang sudah lama mengenalku
Ini adalah puasa pertama yang aku jalani di pesantren Tahfidz, meskipun begitu, rasanya sudah tak asing lagi aku dengan kehidupan pesantren ini. Suasana tidak jauh berbeda dari pesantren yang notabennya adalah pesantren salaf, aku lebih menikmatinya disini, berbeda dengan pesantren ku sebelumya, santri putra dan putri diberi akses untuk bertukar informasi melalui handphone, kebersamaan lebih kurasakan disini, tak ada diskrimasi nasab atau apapun, semuanya sama.~disini ada piket menata makan setiap berbuka dan sahur, biasanya di pesantren lainnya hanya mbak-mbak ndalem yang melakukannya, disini tidak, para santri yang lain, baik masih sekolah atau sudah tidak sekolah juga berkewajiban untuk sekedar membagikan jatah yang dibutuhkan para santri lainnya. Disini kita diajarkan untuk pandai memanage sesuatu, semuanya harus kebagian.. Entah bagaimana cara menatanya..
.
.
.
.Kesibukanku benar-benar banyak disini, mulai bangun jam tiga sampai tidur jam duabelas, dan itu harus ku jalani tanpa istirahat, ya itulah konsekuesinya, penat memang aku rasakan selama menjadi santri, tetapi aku tahu kedepannya nanti aku akan menjadi pribadi yang lebih disiplin dan rajin tentunya...
..
..
Adira, gadis cerewet yang manis, dia memiliki lesung yang menjadi daya tariknya. Dia teman baru ku yang kutemui di tempat ini. Dia konyol dan penuh canda. Adira sangat pandai dalam hal mendebat seorang.Hari ini jadwal ku piket menata sahur, ku lihat jam alarm ku, "owh tidak.. Aku ketiduran, kenapa teman ku tak membangunkan ku" sambil ku lihat kamar-kamar sebelah, ternyata mereka benar-benar terlelap akan tidurnya. "Assalamualaikum..!!! Mbak.. Mau ambil makan" ucap seseorang dengan suara berat, ku bergumam.. "Astaga.. Apakah dia sudah menunggu jatah makan sahurnya? Aku merasa bersalah, langsung saja aku ke dapur tanpa membangunkan teman piketku yang lain, waktu imsak sudah hampir tiba, lebih baik aku siapkan saja sendiri semua makanannya, toh hanya tinggal membagi saja, batinku..
Jujur saja, meski aku baru disini, hal-hal yang paling aku takuti adalah melihat laki-laki yang bukan muhrimku. Ini kali pertama aku membagi makanan sendiri, biasanya aku hanya melihat temanku yang melakukan, berbincang dengan santri putra, ngobrol, dan segala bentuk komunikasi lainnya, dan sekarang aku harus melakukannya sendiri.. Sungguh sebuah uji nyali bagiku.
Ku buka pintu pembatas itu.." Bismillahirrahmanirrahim" Ucapku sambil menutup mata, mataku terbuka ketika sorot tajam itu mulai melihatku, tuhan... Dia sendirian.. Aku semakin tak jelas dengan pikiranku sendiri, ingin ku bertanya " lalu kemana yang lain, sudah hampir imsak kok tidak segera mengambil makanan sahur?" sayangnya dia juga benar-benar diam, tak biasanya seperti dia dengan santriwati lainnya, yaa.. Aku tahu laki-laki itu, laki-laki yang selalu di ceritakan teman-temanku, bagaimana aku tak mengenali nya.. Tapi sudahlah nyaliku tak sampai untuk sekedar bertanya seperti itu.
Segera ku bangun kan teman-temanku yang lain, dan kita makan sahur tepat sebelum bunyi tarhim berkumandang meski mepet,tapi hikmahnya kita tidak tidur setelah sahur..
Guess.. Ini cuman perkenalan ajjh yah.. Biar kalian tau tokoh utamanya kek gimana.. Untuk lebih jelasnya tunggu part selanjutnya yaabbb....
See you all..
Jangan Lupa votment ya.. Agar lebih semangat ngelanjutinnya🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
when i miss him
Romancekalian pernah merasakan mati rasa.. ?? mungkin sebagian dari kalian tidak.. cerita ini mengisahkan perjalanan cinta gadis muslimah, dan seorang laki-laki yang penuh keromantisan, dimulai ketika sang laki-laki jatuh cinta pada gadis yang ditemuinya l...