75 25 4
                                    

⚠Sebelum membaca tolong beri vote dan jangan lupa untuk tinggalkan komentar!😁
⚠Disarankan untuk mendengarkan lagu di atas🎧🎶

Selamat membaca🌸







Kyoto, 18 Maret 2020

Sore ini Hyunjin mengajak Aien untuk jalan-jalan di taman kota. Di sepanjang jalan mereka disambut oleh pohon sakura yang di dominasi warna merah muda. Aien tentu saja sangat senang bahkan ia tak sadar menggandeng tangan Hyunjin. Wajah cerianya membuat Hyunjin ikut tertawa. Hyunjin rasa ia harus merekam momen ini di matanya agar suatu saat nanti ia dapat memutarnya kembali.





"Kak Hyunjin! Ayo kita duduk di depan sungai itu!" Hyunjin mengangguk, ia pasrah tangannya diseret oleh Aien menuju bangku taman depan sungai kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Hyunjin! Ayo kita duduk di depan sungai itu!" Hyunjin mengangguk, ia pasrah tangannya diseret oleh Aien menuju bangku taman depan sungai kecil.

"Huh... akhirnya aku menikmati suasana taman di musim semi." Aien mendongak, memejamkan matanya menikmati semilir angin musim semi.
Hyunjin menatapnya dari samping dengan senyum yang enggan pudar.

"Aku suka musim semi tahun ini. Aku sangat menyukainya." Aien menoleh pada Hyunjin. Manik keduanya bertemu cukup lama.

"Aku juga suka," jawab Hyunjin. Aien melepas pandangan itu dan terkekeh. Hyunjin nampak bingung tapi ia tak ambil pusing.

"Kak, sepertinya aku ragu dengan mimpiku," Aien menatap lurus ke arah sungai yang mengalir tenang. Kaki kecilnya berayun-ayun.

"Apa yang membuatmu ragu?"

"Perasaan kakak."

Hening.

Hyunjin menggengam tangan Aien lalu ia taruh di dada kirinya.

"Apa kau masih ragu?"

Ia merasakan detak jantung Hyunjin yang berpacu kencang.

Blush!

Aien tak mampu berkata apapun. Wajahnya terasa panas. Ia merasa seperti ada banyak kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutnya. Ia tidak bisa membendung perasaan bahagianya.

Sepertinya perasaannya terbalaskan.

"Oh iya, besok Minho rencananya mau melamar Han di kuil Toyokuni. Kita disuruh ikut, soalnya mereka ingin kita jadi saksi," Hyunjin memulai pembicaraan agar suasananya tak terasa canggung.

"Uhm... te-tentu saja aku mau ikut! Han kan temanku!" Aien tersenyum canggung, malu untuk menatap Hyunjin.

"Baiklah, besok jam 8 di stasiun dekat rumah Han." Hyunjin mengulas senyum sembari menatap wajah kebingungan Aien.

"Huh?"

"Minho bilang lebih enak naik kereta ke kuil Toyokuni dari pada naik bis atau mobil. Sekalian nikmatin pemandangan katanya. Mmm... Sebenarnya juga karena permintaan Han sih hehe." Tawa ringan Hyunjin di akhir membuat Aien tersenyum melihatnya.

"Han memang sulit ditebak. Pemikirannya sungguh diluar nalar kita," Mata Aien menyipit bersama dengan tawa yang memperlihatkan barisan giginya yang dibehel.

Hyunjin rasa ia mulai kecanduan dengan suara tawa Aien dan wajah manisnya yang selalu ekspresif menanggapi sesuatu. Benar kata Jeongin, Hyunjin harus bahagia tanpanya.




Tak terasa malam pun tiba. Dua anak adam itu berjalan pulang. Genggaman tangan keduanya semakin menguat karena dinginnya malam.

"Naa~ eieni."

"Eieni?"

"Iya, itu panggilanku untukmu."

"Kenapa?"

"Karena aku ingin selamanya bersamamu."

"Gombal," Raut wajah Aien sedikit mengejek. Hyunjin hanya bisa menertawainya.

Tiba-tiba saja Hyunjin menghentikan langkahnya. Reflek membuat Aien ikut berhenti. Hyunjin tersenyum kala melihat langit malam yang berhias bulan dan bintang.

 Hyunjin tersenyum kala melihat langit malam yang berhias bulan dan bintang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tsuki ga kirei dane?"

"Bulannya indah ya?"

Aien pun menatap langit dan mengangguk.

"Un, kirei"

"Iya, indah"

"Tsuki ga kirei."

Tiba-tiba keheningan menyelimuti kembali. Aien tidak bodoh untuk sekedar memahami perkataan Hyunjin barusan. Ia kira Hyunjin ingin mengagumi bulan malam ini, ternyata salah. Ia tahu yang dimaksud "tsuki ga kirei" adalah "aku menyukaimu".































Karena malu dan tidak tahu harus menjawab apa, Aien berjalan dengan cepat menuju halte bis, meninggalkan Hyunjin. Hyunjin yang menyadarinya tertawa kecil karena tingkah lucu Aien.

"Hei! Tunggu aku, Aien!"




























































"Jangan lupa besok kita kumpul di stasiun jam 8 pagi!" -Hyunjin

"Iya iya bawel!" -Aien

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

Ost. Episode 07 "Umarekawari", by:
Official 髭男 dism ~ 115万キロの
フィルム





🌸Eieni : abadi/ selamanya

🌸Tsuki ga kirei: peribahasa Jepang yang berarti aku menyukaimu.

つづく。

Umarekawari (Hyunjeong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang