Senja Terindah

30 3 3
                                    

Iron itulah nama panggilanku di sekolah, aku sendiri merasa tidak terlalu pintar dan tidak bodoh juga, aku bersekolah di Smk negeri di jogja.
Pertemuanku dengan dia memang saat pendaftaran murid baru di sekolah kami, dan mulai saat itu aku tak bisa melihat cewek lain yang secantik dia, saat itu aku berharap dia dan aku bisa satu kelas nantinya saat sudah diterima menjadi murid baru, oh tuhan kau mengabulkan permintaanku untuk sekelas dengan dia.

Setelah kita mulai tahun ajaran baru saat yang kutunggu yaitu saat perkenalan, benar juga ibu guru menyuruh kita untuk maju dan berkenalan, satu persatu murid pun maju untuk mengenalkan dirinya, dan pada saat giliran dia aku tak berhenti untuk memandang wajah yang dihiasi senyum malu-malunya sangat manis dan membuatku seperti melayang saja, dan setelah dia berkenalan dan ternyata namanya Erin Pramesti nama itu susunannya hampir seperti namaku aku pun berkhayal mungkin aku bisa jodoh dengan Erin.

Sejak saat itu aku mencoba untuk selalu dekat dengan dirinya mulai sekedar bertanya tentang pelajaran ataupun tentang dirinya, aku rasa dia juga merasakan kalau aku ingin selalu dekat dengan dirinya, setelah aku merasa kalau aku sudah bisa mendekati dirinya dia pun sudah menganggapku seperti teman perempuannya sendiri.

Setelah lama berlalu aku mulai menunjukkan perasaanku yang sebenarnya terhadap Erin, untuk awalnya aku sedikit ragu untuk mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya kepada dirinya.
Tapi aku masih takut untuk mengungkapkan perasaanku, aku khawatir kalau Erin malah bisa menjauhiku, padahal aku sudah nyaman dengan seperti ini, walaupun tidak ada hubungan kasih tapi aku sudah cukup merasa nyaman bila ada didekatnya, dan aku takut hal ini hilang karena aku mengungkapkan perasaan yang sebenarnya.

Hari hari di sekolah akhir akhir ini aku lebih memilih untuk menyendiri dulu, sampai sampai teman sebangku bilang, “lu kesambet ya ron, apa lagi patah hati?”, katanya sambil tertawa puas mengejekku, untuk saat ini aku masih menyendiri memikirkan perasaan yang ingin kusampaikan ini, di satu sisi aku sudah nyaman bisa selalu ada di dekat Erin, di sisi lain aku tak sanggup melihat bila Erin menjalin hubungan pacaran dengan orang lain.

Sampai akhirnya Erin menghampiriku saat aku berada di dalam kelas dan dia mengatakan “kamu ngapain ron diem aja di kelas?, sendirian lagi” aku menjawab dengan agak gugup “gak papa rin aku lagi ga enak badan aja” Erin pun mencetus “gak enak badan apa galau?, ayo temenin aku makan di kantin” aku pun hanya bisa mengiyakan saja.

Perjalanan di kantin Erin pun malah ngerjain aku “eh ngapain sih kamu diem aja ron?, galau mikirin cewek ya, emang siapa ceweknya?” Aku pun menjawab “engga kok, aku lagi gak enak badan aja”, walaupun dalam hati aku menjawab aku sedang memikirkan dirinya.

Setelah sampai di kantin dia langsung pesan makanan yang memang dia sudah tau makanan kesukaanku di kantin.
Erin pun menayakan “yang biasanya kan ron?” aku menjawab “iya rin kamu kan dah sering makan sama aku di sini!” Erin hanya membalas “Oke iron yang jelek”, sambil melet ke arahku.

Setelah selesai makan aku mengobrol sebentar dengan Erin, niatku ingin mengajaknya menikmati senja di dermaga. “Rin nanti sore kamu ada acara gak?”, “Engga, emangnya kenapa ron?”, “nanti sore aku mau ke dermaga, kamu aku ajak mau gak?”, “mau lah ron, udah lama kita gak menikmati senja di dermaga itu”, oke kalau begitu nanti sore jemput kamu di rumah ya?” Erin pun menjawab “Siap Iron!” dengan sikapnya yang manja itu yang membuatku semakin jatuh hati kepadanya.
Setelah kita selesai makan, Aku dan Erin kembali ke kelas.

Jam pun sudah menunjukkan pukul 2 Siang, di dalam hati aku bergumam “kok belum bunyi juga bell pulangnnya?”.
Akhirnya bel berbunyi pukul 2 lebih 10 menit, semua murid segera berkemas. Sebelum pulang aku menghampiri Erin dan mengingatkannya “Nanti sore jangan lupa ya Rin!”, dia hanya menjawab “Heem Iron, aku inget kok” dengan wajah dihiasi senyum manisnya.

Senja TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang