Warning! Typos
.
Malam segera tiba ketika keenam serigala itu sampai di sarang mereka. Tiga buah pondok berdiri setengah lingkaran. Terbuat dari kayu-kayu yang agak tidak terlalu rapi dan atap dari dedaunan pohon khas hutan utara. Satu terlihat paling besar, dua lagi seukuran, berdiri di samping kanan kiri pondok yang paling besar.
Pemimpin kawanan -Chan- membuat api di lingkaran api unggun tengah sarang mereka. Tak butuh waktu lama, dia berhasil.
Si beta -Jisung- mendorong sebuah gelondong kayu baru mendekati api. Membuat lebih banyak tempat untuk bisa diduduki. Sementara si omega -Felix- keluar dari salah satu pondok dengan sepotong besar daging di tangannya.
Mereka duduk mengitari api. Saling berjauhan mereka dengan yang tidak mereka kenal. Dalam artian, Chan, Jisung, dan Felix duduk berdekatan begitu juga Hyunjin dan Jeongin. Mereka meninggalkan Minho duduk sendiri.
"Aku tidak menyangka kawanan kalian begitu kecil," ucap Minho. Dia pikir kawanan Chan akan lebih besar lagi, ternyata memang hanya beranggotakan mereka bertiga saja.
"Ya... belum terlalu lama aku keluar dari pack-ku dan membuat pack sendiri." Ucap sang alpha. Dia melihat satu persatu tamunya. Ketika matanya bersibobrok dangan omega Jeongin, dia tersenyum hingga memperlihatkan lesung pipinya.
Hyunjin tidak melewatkan momen tersebut. Sesuatu dalam dirinya bergemuruh. Tanpa sadar, tangannya menarik pinggang Jeongin lebih dekat dengannya.
"Aku harap kalian suka daging asin." Ucap Felix yang sedang membalikkan daging yang sedang dia panggang bersama Jisung. Melihat keduanya kerepotan, Jeongin langsung mendekat dan membantu.
"Asin?" Tanya Hyunjin.
"Ya... itu rasa seperti laut."
"Aku tidak pernah dengar..." sahut Minho.
"Kalian akan mencobanya sebentar lagi." Ucap Jisung. Dia meletakkan sepotong besar daging panggang ke atas nampan tembaga. Kemudian dia mendekati Minho, duduk di sampingnya.
"Untukmu." Minho mengambil piring itu tanpa mengalihkan pandangan dari wajah menggemaskan Jisung. "Aku harap kamu makan dagingnya, bukan wajahku."
"Oh iya iya. Maaf," semburat merah muda mengiasi pipi sampai telinga Minho. Serigala yang lain hanya tertawa melihat alpha itu salah tingkah. "Oh! Dagingnya makin enak!" Serunya ketika mencicipi makanan itu.
"Makin enak karena asin atau karena Han duduk di sampingmu?" Goda Felix yang kemudian dia ditatap tajam oleh Jisung.
Jeongin mendekati Hyunjin dengan piring yang lain. Omega itu tersenyum lembut sambil meletakkan piring di atas pangkuan Hyunjin.
"Kita makan bersama," ucap Hyunjin yang diangguki Jeongin.
"Hanya ini yang kami punya. Maaf ya. Setelah ini istirahatlah dulu sebelum kalian pergi, mungkin..."
Chan benar-benar menyambut tamunya dengan baik seakan-akan kejadian tadi siang tak pernah terjadi.
"Dari mana asalmu, Chan? Tunggu berapa usiamu?" Tanya Hyunjin sambil mengunyah.
"21 siklus di akhir musim gugur. Felix dan Han seumuran, 18 musim gugur."
"Oh, sepertinya Chan yang paling tua." Celetuk Minho.
"Berapa usiamu, rubah merah?" Tanya Hyunjin yang langsung mendapatkan pelototan dari Minho.
"Apa kamu bilang? Berani padaku?!"
"Kenapa tidak?" Tanya Hyunjin seakan mengejeknya.
Melihat ada ketegangan yang sama seperti tadi siang, Jisung segera bertindak.
KAMU SEDANG MEMBACA
North Yellow Woods | Hyunjeong
Фэнтези-BOOK 1 of NORTH YELLOW WOODS- [ Yellow Woods di bagian utara. Lebih sering dingin ketimbang tidak. Sebuah belahan dunia asing untuk mereka berdua yang lepas dari kelompoknya. Mereka hanya punya satu sama lain untuk bertahan melawan dinginnya salju...