TWELVE

1.1K 265 284
                                    

Warning typo(s)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning typo(s)


Mobil mewah Seokjin baru saja memasuki basemant Apartemen pribadinya. Lelaki itu nampak tergesa-gesa turun dari mobil, dengan kaos oblong putih berbalut jaket denim yang ia kenakan dan celana rumahan selutut-ia sedikit berlari menuju pintu elevator.

Ditiliknya ponsel guna mengirim sebuah pesan singkat kepada Hyera. Pesan yang bernada permintaan maaf lantaran meninggalkan Hyera dalam keadaan yang sudah terlelap.

Ya, Seokjin memutuskan untuk pulang setelah usahanya menenangkan Hyera dan mengajak gadisnya tidur. Namun siapa sangka Seokjin terpaksa keluar tanpa pamit, padahal ia hampir menyusul sang kekasih memasuki alam mimpinya.

Deringan ponsel Seokjinlah yang menyebabkan lelaki Kim itu terbangun kembali. Mencoba tidak menanggapi panggilan tersebut tetapi agaknya deringan yang berkali-kali memekakan telinganya bukan hal yang harus ia abaikan.

Seokjin yang saat itu masih dalam keadaan memeluk tubuh Hyera pun harus berhati-hati bangkit, ia tak mau tidur Hyera terganggu.

Buru-buru Seokjin bangun dan meraih ponselnya, ia berdecak kesal lantaran seseorang yang menghubunginya tidak tau waktu. Akan tetapi seketika ia menegang kala mengetahui siapa yang menghubunginya-air mukanya berubah sedikit khawatir.

Diliriknya Hyera sejenak lalu ia berjalan keluar kamar.

"Kenapa?"

"Aku di depan Apartemen mu."

"Ada apa? Kenapa tidak pulang?"

"Ada yang mengikutiku. Aku takut."

"Tunggu. Aku segera ke sana!"

Seokjin memutuskan panggilan tersebut. Tak lama ia kembali masuk ke dalam kamar, ia kembali duduk di tepi ranjang Hyera. Di belainya surai sang gadis lalu mendaratkan sebuah kecupan di kening Hyera.

"Tidur yang nyenyak. Aku menyayangimu." bisiknya seraya tangannya menarik selimut guna menutupi tubuh Hyera.

Helaan napas Seokjin terdengar mengudara kala netranya menangkap sosok yang terduduk di depan pintu kamar miliknya dengan wajah yang disembunyikan diantara kedua lipatan lututnya-Dia tertidur. Pikirnya.

Seokjin mendekat ke depan pintu, dirogohnya kunci dalam celananya guna membuka pintu "Lily-ah bangunlah!"

Suara Seokjin berhasil membangunkan kembali tubuh yang kaku tersebut. "Tuan, kau sudah pulang?" tanyanya seraya bangkit berdiri menghampiri Seokjin.

Tak ada jawaban dari Seokjin. Ia lantas bertanya kembali "Apa tadi tuan dari rumah kekasih tuan?"

"Masuklah!" pekik Seokjin.

Seokjin mengayun sepasang tungkainya masuk ke dalam di ikuti sang sekertaris yang mengekorinya. Seokjin menanggalkan jaketnya di atas sofa lalu berjalan ke kamar mandi. Sedangkan Lily masih bergeming di depan pintu yang tertutup, maniknya sibuk memperhatikan sekitar sudut ruangan-terbilang cukup besar jika ditinggali seorang diri.

[𝐌] 𝐎𝐑𝐏𝐇𝐈𝐂✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang