🌸5. Takut Hujan🌸

53 28 33
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

       Semoga kalian suka ya:)
   Jangan lupa vote sama komennya:*

"Gue takut hujan! Gue benci hujan!!" Ucap Alyssa yang sekarang menutup kedua telinganya karena mendengar suara geluduk yang sanga kencang.

Mendengar jawaban Alyssa, seketika Devan, Arga, dan Erlangga tertawa terbahak bahak. Bagaimana ada gadis usia 17 tahun ini takut dengan hujan.

Tetapi ketiga cowok itu dibuat diam seketika karena melihat Alyssa masih menangis, itu tandanya dia benar benar takut dengan hujan.

"Kalian pulang aja duluan, nih ga bawa mobil gue besok pagi lo jemput gue. Nanti gue pulang bareng Alyssa." Ucap Devan Sambil melempar kunci mobilnya dan ditangkap oleh Arga

Lalu Arga dan Erlangga berlari menerobos hujan dan masuk kedalam mobil milik Devan.

Mengapa Arga tak suka membiarkan Devan berduaan dengan Alyssa? Apakah ia cemburu? Apakah ia mulai ada rasa dengan Alyssa? Ahh entah lah.

Devan membuka jaket berwarna hitamnya itu lalu menaruh dipundak Alyssa lalu merangkul Alyssa agar gadis itu merasa tenang.

"Udah jangan nangis lagi, lo gabakal kenapa-kenapa kok." Ucap Alyssa dan mempererat rangkulannya ditubuh Alyssa.

Pria itu selalu berhasil menjadi sorotan dimana pun dirinya berasa. Semua mata terjutu pada pasangan satu ini.

Lelaki dengan wajah yang hampir sempurna, yang bisa membunuh siapapun yang menatapnya. Dengan Gadis yang sangat cantik dengan rambut panjang yang sangat terawat itu.

Alyssa merasa sangat nyaman dipelukan Devan. Ia baru kali ini mendapat pelukan disaat sedang takut karena hujan seperti ini. Alyssa berharap waktu berhenti untuk beberapa menit saja. Agar ia bisa lebih lama merasakan hangat seperti ini.

"Gue beliin teh anget ya? Lo tunggu sini." Ucap Devan sambil mengusap rambut Alyssa.

"Gamau, jangan tinggalin gue, plis." Ucap Alyssa memelas.

"Hmm iyaiya cewek galak ko takut hujan si hahaha." Ucap Devan terkekeh geli lalu mengacak ngacak pucuk rambut Alyssa.

Alyssa merasa sedikit tenang tak seperti biasanya, selalu nya ia baru bisa merasa tenang ketika telinganya sudah tidak mendengar suara air yang jatuh itu.

Hujan masih sangat deras diluar. Tapi aku bisa merasa setenang ini dipelukan Devan. Mengapa aku jadi aneh seperti ini?, Batinku

Baru kali ini ia berharap hujan jangan berhenti, walaupun dari kecil ia sangat takut dengan hujan.

Tiga jam berlalu, sekarang hari menunjukan pukul setengah tujuh malam dini hari.

"Sa ujan udah berenti nih, lo gamau pulang? Pelukan gue nyaman ya?" Tanya Devan meledek.

"Dih apaan lo pd banget! Kalo ga hujan juga gue ogah dipeluk peluk sama lo." Jawab ketus Alyssa.

"Dasar cewek aneh." Tawa Devan dengan tangan yang mengacak pucuk rambut Alyssa.

Alyssa heran mengapa Arga dan Devan senang sekali mengacak ngacak rambutnya itu. Ahh bikin rambut Alyssa kusut saja.

Lalu Devan dan Alyssa berjalan menuju parkiran dan masuk kemobil. Setelah diperjalanan tiba tiba Devan memarkirkan mobilnya didekat restaurant.

"Kita mau ngapain?" Tanya Alyssa

"Makan." Jawab singkat Devan.

Huh padahal baru saja Devan bersikap hangat kepadanya. Tapi sekarang ia berubah kesifat dinginnya yang menyebalkan itu.

Alyssa dan Devan keluar dari mobil dan masuk kedalam restaurant tersebut lalu Alyssa memilih posisi duduk dipojok agar bisa melihat pemandangan dari jendela sambil menyantap makanan.

Waiters datang dan memberi menu makanan direstaurant itu. Lalu Devan mengambil menu tersebut dan dilihatlah makanan apa yang ingin dia makan malam ini.

"Saya steak housenya satu, sama mocca lattenya satu."

"Sa, lo mau pesen apa?" Tanya Devan

"Hmmm gue... Spagetty Bolognaise sama lemon tea aja." Jawab Alyssa.

"Oke baik tuan silahkan tunggu 15 menit." Ucap waiters tersebut dan meninggalkan meja Devan dan Alyssa.

Mereka sibuk dengan ponselnya masing masing sehingga hanya ada keheningan diantara mereka berdua.

Lima belas menit berlalu, waiters mengantarkan pesanan mereka berdua dengan hati hati. Lalu pergi ketempat asalnya tadi.

Tanpa berbicara sedikitpun Devan langsung menyantap dengan lahap makanan kesukaannya ini. Melihat Alyssa masih sibuk dengan ponsel miliknya membuat Devan gatal ingin berbicara.

"Makan sa, jangan sibuk mulu." Ucap Devan.

Alyssa tidak menjawab, ia langsung mematikan ponselnya dan menyantap makanan didepannya ini.

Setelah makan selesai Devan langsung memanggil waiters untuk meminta bill dan membayar makanan tadi.

Lalu mereka berjalan menuju mobil dan masuk untuk melanjutkan perjalan agar cepat sampai rumah, karena semua badan Devan sudah pegal pegal karena kejadian hari ini.

"Rumah lo dimana?" Tanya devan.

"Emang kenapa?" Alyssa bertanya balik.

"Lah make nnya, ya mau nganterin lo balik lah!" Ucap Devan kesal

"Terus nanti lo naek apa pulang kerumah lo?" Tanya Alyssa.

"Gampang gue mah, gue gamau lo malem malem gini pulang sendirian. Jadi nanti gue telfon sopir gue buat jemput." Ucap Devan.

Diam diam Devan perhatian sama Alyssa.

Hah dia ngekhawatirin gue? Serius? Ah gila si ko gue jadi seneng begini, batin Alyssa.

"Nanti lurus aja, dipertigaan belok kiri." Ucap Alyssa yang diangguki oleh Devan.

Sesampainya dirumah Alyssa, ia mengajak Devan masuk kedalam rumahnya. "Nunggu sopir lo jemput didalem aja dev." Ucap Alyssa yang diangguki oleh Devan.

"Nyokap bokap lo kemana sa? Ko sepi?" Tanya Devan karena ketika masuk tidak ada satu orangpun yang ia lihat selain Alyssa.

"Biasa sibuk." Jawab Alyssa. "Duduk dev." Lanjutnya.

"Rumah lo gede ya sa, tapi isinya kosong. Hampa." Ucap Devan.

"Dari bayi gue tinggal sama nenek karena orang tua gue ga sempet buat ngerawat gue. Gue seneng disana gue ngerasain kehangatan kasih sayang walaupun ga dari orang tua gue. Setiap hujan..."

"Nenek lah yang selalu meluk gue karena gue takut hujan. Gue ngerasa tenang gue ngerasa aman dipelukan nenek. Tapi ketika umur gue 6 tahun nenek gue meninggal jadi gue harus tinggal sama orang tua gue. Dari kecil gue cuma punya waktu buat sarapan bareng nyokap bokap, itu juga kalo gue bangun pagi. Kalo siang pasti mereka udah berangkat."

"Makanya pas tadi lo peluk gue, gue jadi ngerasain rasa yang dulu pernah gue rasain. Rasa yang gue kangenin selama dua belas tahun. Hidup gue dipenuhi dengan kekayaan tapi gue haus kasih sayang." Curhat Alyssa yang tanpa disadari meneteskan air matanya.

Mendengar cerita Alyssa Devan langsung merasa kasihan, nasibnya ini hampir sama dengan Byanca. Makanya Devan bisa secare itu dengan Byanca.

Melihat Alyssa meneteskan air matanya Devan langsung menarik kepala Alyssa untuk disandarkan didada bidangnya itu.

"Udah gausah nangis, sekarang kan ada gue dihidup lo. Sekarang gue janji, hari ini dan seterusnya gue yang bakal buat hidup lo ga akan haus kasih sayang lagi." Ucap Devan sambil mengusap rambut Alyssa.

Hallo viewers maaf kalo ceritanya gak nyambung banyak typo dan cerita yang garing karna ini tulisan pertama aku harap maklum ya buat teman teman karna aku masih pemula banget.

ALYSSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang