9

162 27 0
                                    

Sebesar apapun aku berusaha untuk memperbaiki gerakanku, tidak juga memberikan secuilpun kepuasan dari Ms

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebesar apapun aku berusaha untuk memperbaiki gerakanku, tidak juga memberikan secuilpun kepuasan dari Ms. Hyoyeon. Bahkan Pelatih Taemin tak banyak berkomentar. Jelas aku melihat keduanya berdiskusi sengit di bawah panggung. Saling berbisik dan mendelik ke arah panggung ketika aku dan Jimin menari.

Skakmat. Aku tidak punya harapan untuk bergabung ke Yeonhee Ballet tahun ini. Atau mungkin aku akan masuk ke dalam black list Ms. Hyoyeon saat memilih pemeran utama.

Kang Seulgi yang dulu dielu-elukan kini lebih payah dari seorang amatir.

Aku bukan apa-apa. Aku hanya seorang penari berambisi besar yang tinggi hati.

Merasa dirinya paling hebat dengan teknik menarinya yang mengalir layaknya air.

Merasa dirinya paling 'waras' karena tidak pernah bermain dengan yang namanya perasaan.

Tapi pada akhirnya, aku hanyalah seorang perempuan lugu yang tidak sehebat kelihatannya. Yang rapuh dan tak berdaya ketika hatinya disentuh. Lupa dengan semua ambisi yang selama ini menyongkong hidup, terlena dengan rasa cinta.

Ya, itulah sosok Kang Seulgi sebenarnya. Payah.

Aku menyelempang tas berisikan baju latihanku, menyudahi hari panjang dan sangat menyiksa. Lagi-lagi aku menjadi yang terakhir untuk pulang. Kali ini bukan karena kelelahan setelah seharian menari, kini aku pulang setelah merenung lama di sudut teater. Aku pulang dengan membawa segala kekecewaan yang memberatkanku.

Yeonhee Ballet. Penampilanku minggu depan. Jimin.

Tidak ada satupun hal tersebut yang berakhir sesuai dengan keinginanku. Semuanya kacau. Tersadar aku selama ini hanya berpegang pada satu tali ringkih bernamakan ballet. Tali tersebut menjadi satu-satunya alasan aku untuk hidup. Tapi kini aku melepaskannya, membuatku terjebak dalam ruang kosong.

Sekarang apa yang harus aku lakukan?

Kamu harusnya berlatih lebih keras lagi

Ya, aku tahu. Aku tahu itu. Namun untuk hari ini aku ingin istirahat. Aku ingin membenamkan wajahku di bantal dan melilit diri dengan selimut. Menenangkan jiwa dan raga yang sudah ditempa seharian penuh.

Tepat di saat aku melangkah di lorong, aku mendengar suara Jimin. Aku bukan yang paling terakhir ternyata.

Suaranya menggema dipenjuru lorong. Awalnya telingaku hanya menangkap suaranya, sampai terdengar seseroang mencoba memotong rentetan kalimatnya. Tanpa ingin menimbulkan suara, kulangkahkan kakiku satu persatu untuk mendekat. Aku merapatkan diri ke dinding lorong dengan harapan Jimin, yang berada di dekat belokan menuju pintu masuk, tidak melihatku. Aku tidak akan ambil resiko untuk terlihat. Aku memastikan tetap berada di antara kegelapan lorong. Mendengarkan dan menyimak.

"...Tolong jangan ganti Seulgi, Miss. Ini--ini semua salah saya bukan salah dia. Karena saya dia jadi--"

"Saya tidak peduli siapa yang salah di sini. Kesepakatannya sudah jelas. Dia jelek, dia digantikan. Simple."

Adagio | seulmin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang