Awal Mula

1 0 0
                                    

Aku bingung harus memulai dari mana, apakah harus dari pertama kali bertemu ? atau pertama kali berbincang ? yang jelas aku akan mencoba bercerita sebisaku.

Oke, mari kita mulai dari pertama kali bertemu

Dulu, dulu sekali aku tidak tahu awal mula kita bertemu hanya saja yang kuingat kala itu kami sekelas dan kami sejurusan yang bahkan aku saja tak tahu ada nama kau di dalamnya. Lucu sekali bukan ? mengatakan itu pertama kali bertemu yang bahkan kami saja masih sibuk dengan dunia masing-masing. Tapi aku ingat, kala itu di akhir semester aku duduk tepat didepan mu mungkin lebih tepat nya hanya kebetulan karena pada saat itu aku dan teman ku dengan terpaksa duduk dibangku itu dan kemudian entah bagaimana cara nya aku dan kau mulai berbincang. Sesederhana itu bukan ?

Lalu, aku akan bercerita bagaimana kami mulai berbincang.

Pada saat itu, salah satu pengajar memberikan kami tugas berkelompok dan dengan terpaksa aku berkelompok dengan kau yang notaben nya aku tidak suka jika sekelompok dengan seorang lelaki yang dimana mereka kadang susah untuk di ajak bekerja sama dan berdiskusi. Aku membenci hal itu. Dan disitulah awal mula kami berbincang, ya berbincang mendiskusikan tugas kelompok tersebut dan setelah itu terbukalah jalan perbincangan-perbincangan lainnya entah itu tentang game yang kami mainkan, minuman dan makanan, menanyai perihal tugas dan sampai perihal yang tidak penting pun kami bincangkan.

Lucu sekali bukan ? yang awalnya aku tidak mengetahui nama nya namun telah sampai pada tahap dimana perihal yang tidak penting pun kami bincangkan.

Dan kemudian kami pun berpisah, karena masih banyak hal dimasa depan yang harus kami kejar. Cita-cita. Yang telah disusun dengan rapi dan dibayangkan yang bahkan aku saja tidak memasukan nama kau kedalam cita-cita tersebut. Hanya saja pada saat itu, aku telah menjalin sebuah hubungan dengan seorang lelaki yang telah ku masukan kedalam cita-citaku yang bahkan sekarang telah kandas dan usai. Banyak sekali omong kosong yang pada akhirnya itu hanyalah sebuah khayalan semu dan sia-sia namun menjadi sebuah makna.

Perihal kau ? aku saja tidak tahu kabar kau yang menghilang mungkin lebih tepatnya kita tidak pada tahap dimana harus selalu menghubungi satu sama lain karena kita hanya sebuah ikatan pertemanan. Itu saja.

Oh ya, tapi aku ingat. Awal mula kita berbincang kembali, namun berbincang hanya karena menjalin silaturahmi lewat sebuah salah satu platform social media dan itupun aku yang menghubungi kau duluan. Bukan penasaran, sekali lagi hanya untuk menjalin silaturahmi. Saling menanyakan kabar dan kegiatan kami masing-masing. Setelah itu kami kembali kedua masing-masing untuk mengejar cita-cita. Dan setelah itu aku pun melupakan kau. Hari demi hari bulan dan tahun pun berganti dengan cepat, tak terasa akupun sudah mulai mengerjakan tugas akhir yang dimana sebuah syarat kelulusan akademik untuk meraih gelar diploma. Tiap hari bergerumul dengan setumpuk buku menganalisis lalu membuka laptop mengerjakan project aplikasi untuk sidang kelulusan, aku muak dan lelah tapi aku tak bisa lari.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

In The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang