"Shimi!" teriak Cika lantang berharap gadis itu akan membalas teriakan nya.
Grep...
Bahu Cika tiba-tiba disentak sehingga gadis itu membalikkan tubuhnya melihat seseorang yang telah menyentak bahunya. Meski terlihat santai Cika pada nyatanya Cika tengah menganalisis orang didepannya.
Vernon, lelaki itu terlihat kalap. Meski bibirnya hanya diam tapi bisa dilihat dari ekspresinya yang tak tenang. Dibelakang lelaki itu berdiri kak Amel yang terlihat ngos-ngosan.
Vernon langsung berkata. "Jangan bilang lo lagi nyari Shimi." Cika dengan kasarnya langsung menjatuhkan tangan Vernon.
"Ini bukan urusan lo!"
"Ini urusan..."
"Emang lo siapa nya Shimi!" potong Cika telak. Membuat Vernon mengerjap.
"Gue.."
"Oh iya lo Ketua kelas yang bertanggung jawab atas seluruh anggota kelas kan!?" Cika kembali memotong perkataan Vernon dengan penuh penekanan dan itu sukses membuat Vernon membisu. "Dan satu lagi, ngga baik bahas cewek lain di depan pacar lo."
Melihat Vernon membisu Kak Amel mulai mencoba menengahi. "Mon maaf, ini..."
"Maaf kak, saya tidak sedang membutuhkan pembelaan kakak." untuk sekali lagi Cika memotong ucapan seseorang.
Setelah sunyi untuk beberapa saat Cika langsung membalikan tubuhnya dan berlalu dari hadapan Vernon.
"Gue liat Shimi dibawa seseorang ke gerbang belakang, jangan bilang lo nggak tau soal orang itu." mata Cika terbelalak kaget. Ia segera berlari menuju arah yang diberitahukan Vernon.
Melihat Cika berlari dengan terburu-buru Vernon langsung menganggap bahwa asumsinya benar soal Shimi. Ia mencoba untuk mengejar Cika tapi, sebuah tangan menahannya. Vernon berbalik melihat Kak Amel disana dengan wajah serius.
"Kenapa kakak nahan gue?" Kak Amel menatap Vernon dengan tatapan serius. "Lo suka sama Shimi?" tanya Kak Amel membuat Vernon tertegun. Ia melunak. "Perkataan cewek tadi ada benarnya. Jangan bahas cewek lain waktu lo lagi sama pacar lo."
"Kak, ayo pulang!" ajak Vernon menarik tangan kak Amel. Benar juga kenapa ia harus khawatir pada Shimi?
🌀🌀🌀
Cika menempelkan IPhone nya ditelinganya, suara sambungan telpon terdengar. "Iya Cik!" jawab dari sebrang.
"Langsung ke parkiran, kemungkinan Shimi udah nggak di sekolah." setelahnya terdengar sambungan terputus.
Cika bergegas memarkir mobilnya dan keluar dari pekarangan parkir. Ketika melihat Natta mendekat Cika langsung membuka pintu mobil disebelahnya agar Natta langsung masuk. Begitu Natta masuk ia segera menutup pintu dan memakai sitbelt, mobil itu melaju ingin keluar pekarangan sekolah sesegera mungkin.
"Pelacak di Hp Shimi dimatiin." celetuk Natta, meski khawatir ia tetap terdengar tegas.
Cika memukul setirnya kemudian memberhentikan didekat pak satpam. "Pak, ada orang yang baru keluar dari sekolah nggak?" tanya Cika mencoba untuk tenang.
"Ouh tadi ada mobil Van item, baru aja keluar dari sini." jawab pak satpam. Tapi, Cika masih tak puas dengan jawaban itu. Jelaslah, banyak mobil Van hitam disekitaran sini. "Lebih Spesifik pak!" pinta Cika.
Pak satpam terlihat berpikir. "Ouh ada penyok di bemper belakangnya, lumayan gede." akhirnya. "Makasih pak!"
"Lagi ngejar seseorang yah neng!"
KAMU SEDANG MEMBACA
IQ vs EQ
Teen FictionIni hanya kisah anak SMA biasa yang identik dengan kisah romansa remaja. Hanya saja perbedaannya keempat gadis itu memiliki IQ yang sangat tinggi membuat mereka sulit dikalahkan dalam hal asah otak. Salah satu dari mereka adalah Natta, gadis jenius...